Rabu, 30 November 2011

The great story about Syaikh Usamah bin Ladin: Hari-hari bersama sang Imam (1)


Saif Al Battar
Selasa, 22 November 2011 21:18:25
(Arrahmah.com) – Di antara kelompok ulama dan komandan mujahidin Al-Qaeda yang menyertai syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah dalam waktu yang sangat lama dan sampai hari ini masih meneruskan jihad fi sabilillah melawan aliansi zionis-salibis internasional, syaikh Dr. Aiman Azh-Zhawahiri mungkin nama yang paling menonjol. Selain saat ini menjadi pemimpin tertinggi mujahidin Al-Qaeda, beliau sejak tahun 1996 turut membidani lahirnya front perlawanan Islam semesta terhadap aliansi zionis-salibis internasional.
Sebagai tangan kanan syaikh Usamah, beliau memiliki banyak kenangan selama hidup bersama sang pendiri Al-Qaeda. Kenangan-kenangan itulah yang dituturkannya kepada umat Islam, sesuai permintaan para ikhwah mujahidin, sebagai bentuk ketulusan kepada jihad syaikh Usamah. Yayasan media As-Sahab merilis video syaikh Dr. Aiman Azh-Zhawahiri tersebut pada tanggal 16 November 2011 dengan judul ‘Ayyamun ma’al Imam’. Situs Arrahmah.com menerjemahkannya untuk para pembaca. Semoga bermanfaat.   

بسم الله الرحمن الرحيم 
HARI-HARI BERSAMA SANG IMAM (1)
Oleh:
Dr. Syaikh Aiman Azh-Zhowahiri 
  
Dipublikasikan oleh Media As-Sahab
20 Dzulhijjah 1432 H
16 November 2011 M

Dengan nama Allah … segala puji bagi Allah … Semoga shalawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepada Rasulullah, keluarga, para sahabat dan orang-orang yang mengikuti beliau.
Ikhwah sekalian, kaum muslimin di manapun antum berada: As Salamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Wa ba’du:
 Ikhwan-ikhwan telah meminta kepadaku — semoga Allah memberikan pahala yang baik kepada mereka — agar saya bercerita tentang beberapa kenanganku bersama sang Imam dan pembaharu, seorang Syaikh dan Mujahid, yang menghidupkan kembali kewajiban jihad pada jaman ini, sang singa Islam, Syaikh Usamah bin Ladin — semoga Allah merahmati beliau —. Para Ikhwah juga meminta saya agar bercerita tentang sisi kemanusiaan dalam keseharian beliau, yang bisa jadi tidak diketahui oleh seluruh kaum muslimin. Sisi yang penting dan mulia ini, yang mana semua orang yang pernah hidup bersama manusia satu ini mendapat kemuliaan dengan berkesempatan bergaul dengan beliau. Seorang manusia yang memiliki akhlak yang luhur, perasaan yang mulia, dermawan dan lapang dada.
Sebenarnya saya — al hamdulillah — telah mendapat kemuliaan dari Allah dengan bergaul bersama laki-laki ini dalam waktu yang cukup lama, baik ketika bepergian maupun ketika menetap, dan juga dalam berbagai macam kondisi. Al Hamdulillah, saya telah melihat sendiri sisi-sisi kehidupan beliau yang sangat agung dan mulia. Saya ingin menceritakan sebagiannya kepada ikhwah sekalian, kaum muslimin, sebagaimana permintaan para ikhwan.
Saya sendiri meminta kepada para ikhwah agar saya bercerita secara lepas, yakni sesuai dengan apa yang muncul dalam perasaan, karena kenangan bersama Syaikh Usmah ini — masya Allah — sangat banyak dan bermacam-macam, di mana terdapat banyak sekali hikmah, pelajaran dan arahan-arahan yang beliau berikan. Beberapa di antaranya telah saya tulis dalam beberapa poin dalam kertas, dan insya Allah saya akan ceritakan kepada antum kenangan-kenangan baik yang saya ingat dalam kesempatan ini. Semoga Allah SWT memberikan kemudahan kepada kita dan memberikan kesempatan-kesempatan lain untuk bercerita tentang kemuliaan laki-laki mulia ini.
Di antara yang paling penting dari sifat beliau yang dirasakan semua orang yang bergaul dengan beliau — semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya yang luas kepada beiau dan menyusulkan kita dengan beliau di surga Firdaus yang paling tinggi — adalah bahwa beliau ini sangat tulus kepada para ikhwah beliau. Beliau selalu mengingatkan para ikhwah ­agar berbuat kebaikan dan senantiasa meluruskan perbuatan-perbuatan mereka.
Memang Syaikh Usamah adalah orang yang berakhlak mulia, santun, bukan orang dungu, bukan orang yang bersuara keras dan juga bukan orang yang jahil. Akan tetapi beliau sangat bersedih apabila beliau merasakan ada ikhwah beliau dalam jihad ini yang didholimi, atau belum mendapatkan haknya secara layak. Dan memang, di antara ikhwah yang pernah hidup bersama beliau — semoga Allah merahmati mereka semua — adalah Asy Syahid Abu Ubaidah Al-Bansyiri. Beliau ibarat sebuah gunung dalam jihad di jaman ini, yang belum memperoleh haknya secara layak untuk dikenalkan. Juga Fadlilatusy Syaikh Abu Hafsh Al-Mishri, sang komandan dan mujahid, atau yang dikenal dengan Abu Hafsh Al-Kumandani — semoga Allah merahmati beliau dan juga para syuhada’ yang lain —. Syaikh Usamah selalu menceritakan kebaikan mereka dan mendoakan mereka agar dirahmati Allah. Saya ingat suatu saat beliau mengatakan kepadaku: “Segala puji bagi Allah  yang telah mendatangkanku ke bumi jihad sehingga saya dapat berkenalan dengan Abu Ubaidah”. Saya ingat, di masa serangan yang dilancarkan Amerika Salibis terhadap Afghanistan ini, beliau pernah membaca di beberapa media reportase yang mencibir dua singa dan dua pahlawan besar yang mulia tersebut. Maka beliau pun mengirim surat kepada saya dan mengatakan: “Bantahlah mereka yang mencibir dua saudara kita ini!” Saya sendiri telah menyebutkan sebagian dari keutamaan yang dimiliki kedua ikhwah tersebut dalam pembicaraanku dan dalam buku Fursan Tahta Rayatin Nabi cetakan II.
Selain itu Syaikh Usamah — semoga Allah merahmati beliau — juga banyak bercerita tentang Syaikh Abdullah Azzam, seorang Syaikh, imamul jihad di jaman ini, semoga Allah merahmati beliau, tentang kebaikannya dan selalu memuji beliau. Syaikh Usamah bin Ladin pernah mengatakan bahwa orang ini (Syaikh Abdullah Azzam) telah menghidupkan kembali jihad di jaman ini. Dan Syaikh Usamah sering kali memuji beliau 
Selain itu Syaikh Usamah juga sering mengatakan yang baik-baik dan terbawa perasaan beliau ketika bercerita tentang 19 ikhwah yang telah melakukan serangan terhadap berhala Hubal jaman ini, Amerika, di Pentagon — markas militer — dan New York — simbol kedikdayaan ekonominya —. Sementara pesawat yang keempat tengah menuju Gedung Putih atau ke Gedung Kongres. Beliau menceritakan tentang mereka dengan penuh ketulusan. Saya, dan juga antum, ingat bahwa pesan yang pertama kali syaikh Usamah sampaikan setelah dimulainya serangan Salibis di Tora Bora. Dalam pesannya itu beliau menyampaikan kata-kata dukungan kepada 19 ikhwah tersebut. Antum semua juga ingat bagaimana penampilan Syaikh Usamah dalam menyampaikan pesan pertamanya itu, kelihatan beliau sangat lelah, capek, lesu dan seterusnya. Kondisi semacam ini kami semua mengalaminya lantaran cuaca yang sangat-sangat dingin ditambah lagi makanan yang sedikit dan kurang tidur, persediaan air sangat kurang dan air membeku. Sampai-sampai air yang berada 500 m (di bawah puncak gunung Tora Bora) pun juga telah membeku. Dalam kondisi yang sangat berat seperti ini, sementara musuh bersama orang-orang munafik mengepung kami, kaum Salib membombardar dari atas, namun Syaikh Usamah tetap bersikukuh untuk merekam pesan-pesan beliau sebagai bentuk kesetiaan beliau terhadap 19 ikhwah tersebut. Seolah beliau khawatir syahid menjemput beliau di tempat tersebut sementara beliau belum sempat menyampaikan dukungan beliau terhadap para ikhwah perwira tersebut.
Syaikh Sulaiman Abu Ghaits, Syaikh Usamah bin Ladin, Syaikh Aiman Adh Dhawahiri, dan Syaikh Abu Hafs Al Misri, di Tora Bora pada tanggal 20 Rajab 1422 H / 7 Oktober 2001 M
Tentu, insya Allah dalam kesempatan lain saya akan  kembali untuk bercerita tentang Tora Bora dengan berbagai sikap kepahlawanan dan teladan-teladan indah yang dipersembahkan oleh para pemuda Islam di Tora Bora, dan insya Allah kami akan bercerita lebih rinci masalah ini. Di Tora Bora kami semua sudah pasrahkan semua urusan kami kepada Allah SWT. Musuh — orang-orang munafik — mengepung kami, sementara NATO membombardir kami dari atas. Kami membayangkan bahwa bumi ini akan menjadi arang setiap saat. Sementara para ikhwah telah menyiapkan diri mereka untuk berperang sampai mati. Namun tentu saja, akan kami ceritakan nanti, ternyata ketakutan kaum Salib sangatlah besar. Mereka ketakutan meskipun mereka memiliki kekuatan yang selalu mereka bangga-banggakan, bahwa mereka adalah bangsa paling perkasa dalam sepanjang sejarah manusia. Para penggemar film Hollywood itu takut semua untuk masuk wilayah Tora Bora yang ditempati 300 singa Islam. Inilah salah satu sebab Allah mentakdirkan Syaikh Usamah bin Ladin keluar untuk melanjutkan lagi pertempuran dan pertarungan dengan bangsa Salib itu. Hal itu supaya seluruh kaum muslimin paham bahwa Allah SWT itu Mahakuasa, dan bahwa Allah SWT sendiri telah menjelaskan perihal siapa sejatinya para Salibis tersebut. Allah SWT berfirman:
(إِنْ تَكُونُوا تَأْلَمُونَ فَإِنَّهُمْ يَأْلَمُونَ كَمَا تَأْلَمُونَ وَتَرْجُونَ مِنَ اللهِ مَا لَا يَرْجُونَ).
Jika kalian merasa sakit maka sesungguhnya mereka pun merasakan sakit sebagaimana kalian merasa sakit. Namun kalian memiliki harapan dari Allah sementara mereka tidak. (QS. An-Nisa’ (4): 104)

Intinya, dalam kondisi yang sulit ini Syaikh Usamah terus bersikukuh untuk merekam pesan-pesannya meskipun dalam kondisi sebagaimana yang antum lihat sendiri, sebagai bentuk kesetiaan beliau kepada 19 ikhwah tersebut.
Setelah itu, setelah Syaikh Usamah — semoga Allah merahmati beliau — keluar dari Tora Bora, pesan pertama kali yang beliau sampaikan adalah beliau menjelaskan satu persatu nama 19 ikhwah tersebut.
Syaikh Usamah bin Ladin — semoga Allah merahmati beliau — sangat setia dan tulus terhadap Syaikh Abu Abdur Rahman Al-Kindi. Syaikh Usamah pernah mengirim surat kepada saya dan mengatakan: “Ceritakan apa-apa saja yang dilakukan orang ini supaya semua orang mengenalnya dan mengenal jasa-jasanya!” Maka saya ceritakan itu di salah satu pesan saya. Di sana saya ceritakan tentang hijrah beliau, kedermawanan beliau, kebaikan beliau, dan bahwa beliau terbunuh dalam kondisi menghadapi musuh, tidak lari ke belakang dalam perang melawan kaum Salib.
Syaikh Usamah juga sangat tulus dan setia dengan Syaikh Ibnusy Syaikh Al-Libi — semoga Allah merahmatinya —. Syaikh Usamah pernah mengatakan kepadaku: “Orang ini telah mengorbankan dirinya untuk kita.” Karena Syaikh Ibnusy Syaikh Al Libi … mungkin akan saya ceritakan lagi insya Allah ketika membahas kronologi yang lebih rinci tentang Tora Bora, jika Allah mengijinkan … Komandan militer pasukan Islam yang berjihad di Tora Bora adalah Syaikh Ibnusy Syaikh Al-Libi. Syaikh Usamah menyerahkan usaha mengeluarkan sebagian besar ikhwah dari Tora Bora kepada Syaikh Ibnusy Syaikh Al Libi, sebagaimana yang akan saya ceritakan secara lebih rinci nanti insya Allah, bagaimana kecerdasan Syaikh Ibnusy Syaikh Al Libi di bidang strategi dan lapangan, lantaran karunia Allah semata. Syaikh Ibnusy Syaikh Al-Libi diserahi tanggung jawab untuk mengeluarkan mereka dari Tora Bora ke Pakistan. Tugas yang sangat-sangat berat dan penting ini pun berhasil beliau laksanakan dengan sukses, dalam situasi yang sangat berat, cuaca yang sangat dingin dan dalam keadaan dikepung. Beliau meloloskan diri bersama mereka dari kepungan orang-orang munafik. Beliau meloloskan diri bersama mereka di bawah hujan bom yang dihamburkan oleh bangsa Salib yang mana pada saat itu telah menguasai seluruh wilayah Afghanistan dan tinggal Tora Bora saja yang belum mereka kuasai, yang saat itu tengah mereka gempur. Beliau berhasil lolos bersama mereka ke wilayah perbatasan Pakistan. Sementara di Pakistan kaum Salib tidak berhasil menangkap para ikhwah tersebut kecuali dengan bantuan pengkhianatan yang dilakukan beberapa kabilah Pakistan — dan kisah ini sudah umum diketahui —. Intinya ketika Syaikh Ibnusy Syaikh Al-Libi ditempatkan di penjara Kuhat, beliau membawa uang yang banyak untuk mengurusi para ikhwah yang bersama beliau tersebut. Maka para petinggi militer Pakistan yang biasa menerima suap dan berkhianat pun menawar beliau agar menyerahkan uang tersebut dan sebagai gantinya mereka akan melepaskannya dan mereka akan menghapus namanya sehingga seolah beliau tidak tertangkap. Sementara Syaikh Ibnusy Syaikh Al-Libi — supaya semua orang kenal pahlawan satu ini dan supaya para ikhwah beliau di Libia mengikuti jejak beliau, yang insya Allah pembelaan mereka adalah pembelaan terhadap Islam dan kaum muslimin, dan semoga ada di antara mereka ribuan Ibnusy Syaikh Al-Libi yang akan menggantikan Syaikh Ibnusy Syaikh Al Libi, insya Allah —. Ketika para petinggi militer Pakistan itu mengutarakan tawaran mereka tersebut, beliau menjawab: “Tidak! Saya tidak akan meninggalkan ikhwan-ikhwan saya. Tapi kalau kalian mau saya akan berikan kepada kalian uang ini kepada kalian, bahkan lebih, jika kalian mau mengeluarkan kami semua.” Maka para petinggi militer Pakistan itu pun menolak sehingga Syaikh Ibnusy Syaikh Al-Libi tetap dalam tahanan bersama para ikhwah yang bersama beliau sampai akhirnya pemerintahan jahat Qaddafi membunuhnya. Insya Allah para ikhwah mujahidin Libia yang punya harga diri, dan bahkan semua orang Libia yang berjiwa perwira, yang mengalir dalam aliran darahnya kecintaan terhadap Islam dan Nabi SAW, akan membalaskan untuk sang singa dari Libia ini terhadap kejahatan Qaddafi, juga terhadap kejahatan Barat bangsa Salib, NATO, yang telah menyiksa dan menyerahkan Syaikh Ibnusy Syaikh Al-Libi kepada Qaddafi untuk dibunuhnya.
Syaikh Ibnusy Syaikh Al-Libi alias Ali Muhammad Abdul Aziz Al-Fakhiri (46 th)
Dahulu Syaikh Usamah mengatakan: “Orang ini telah mengorbankan nyawanya untuk kita.” Inilah tafsiran dari apa yang dikatakan oleh Syaikh Usamah bin Ladin.
Selain itu Syaikh Usamah bin Ladin mengirim surat kepada saya selalu menceritakan apa yang pernah dilakukan oleh Syaikh Musthafa Abul Yazid. Syaikh Usamah mengatakan kepada saya: “Orang ini telah berkorban dengan nyawanya dan keluarganya untuk kita.” Maksudnya Syaikh Musthafa Abul Yazid adalah orang yang mengatur urusan para ikhwah mujahidin. Beliau berhubungan dengan para mujahidin, berhubungan dengan Muhajirin, berhubungan dengan Anshar, beliau adalah bapak bagi mereka semua. Harga yang harus beliau bayar untuk kegiatan yang penuh berkah ini, beliau akhirnya terendus oleh para mata-mata NATO kemudian NATO berhasil membunuh beliau bersama keluarga, bahkan juga membunuh anak-anak yatim yang sedang beliau pelihara dan beliau ajari menghafal Al-Qur’an. Semoga Allah merahmati beliau.
Syaikh Musthafa Abul Yazid, sedang diwawancarai oleh wartawan stasiun TV Al-Jazeera
Inilah sisi-sisi ketulusan dan kesetiaan Syaikh Usamah bin Ladin kepada para ikhwannya.  
Bersambung insya Allah…
(unwanul falah/arrahmah.com)

Revolusi dalam perspektif Islam


Muhib Al-Majdi
Selasa, 29 November 2011 14:15:45
(Arrahmah.com) – Gejolak revolusi yang melanda negara-negara Arab belum berakhir. Meski beberapa rezim diktator telah tumbang, perjuangan rakyat untuk menegakkan syariat Islam dan membentuk pemerintahan yang pro-rakyat masih menghadapi batu sandungan dari dalam dan luar negeri. Di dalam negeri, kekuatan rezim sekuler pro-Barat dan antek-anteknya masih menempati posisi-posisi strategis dalam pemerintahan. Di luar negeri, AS, Israel, dan negara-negara salibis Barat melancarkan berbagai konspirasi licik untuk mempertahankan hegemoninya di negeri-negeri kaum muslimin.
Para ulama dan mujahidin tidak menutup mata atas semua peristiwa bersejarah ini. Mereka tak bosan memberikan dukungan dan pengarahan kepada kaum muslimin yang tengah mengadakan revolusi, agar revolusi mereka berjalan sesuai syariat dan berhasil meraih tujuannya. Global Islamic Media Front (GIMF) merilis serial artikel dukungan kepada revolusi kaum muslimin di negara-negara Arab. Di antaranya serial artikel Syaikh Hasan Umar hafizhahullah yang berjudul Ruha al-Islam Dairah (Roda Islam terus berputar). Arrahmah.com menerjemahkan artikel pertama beliau untuk para pembaca. Semoga bermanfaat.
Roda Islam terus berputar (1): Islam dan Revolusi

بسم الله الرحمن الرحيم
Segala puji bagi Allah SWT. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada penutup para nabi yang tiada lagi nabi sepeninggalnya. Amma ba’du…
Dari Muadz bin Jabal berkata: “Saya mendengar Rasululah SAW bersabda:
أَلَا إِنَّ  رَحَى الْإِسْلَامِ دَائِرَةٌ ، فَدُورُوا مَعَ الْكِتَابِ حَيْثُ دَارَ ، أَلَا إِنَّ الْكِتَابَ وَالسُّلْطَانَ سَيَفْتَرِقَانِ ، فَلَا تُفَارِقُوا الْكِتَابَ ، أَلَا إِنَّهُ سَيَكُونُ عَلَيْكُمْ أُمَرَاءُ  يَقْضُونَ لِأَنْفُسِهِمْ مَا لَا يَقْضُونَ لَكُمْ ، إِنْ عَصَيْتُمُوهُمْ قَتَلُوكُمْ ، وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ أَضَلُّوكُمْ ” قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، كَيْفَ نَصْنَعُ ؟ قَالَ : ” كَمَا صَنَعَ أَصْحَابُ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ، نُشِرُوا بِالْمَنَاشِيرَ ، وَحُمِلُوا عَلَى الْخَشَبِ ، مَوْتٌ فِي طَاعَةِ اللَّهِ خَيْرٌ مِنْ حَيَاةٍ فِي مَعْصِيَةِ اللَّهِ “
“Sesungguhnya roda pengilingan Islam terus berputar, maka hendaklah kalian berputar bersama kitab Allah kemanapun ia berputar. Ketahuilah, sesungguhnya al-Qur’an akan berpisah dengan kekuasaan, maka janganlah kalian memisahkan diri dari Al-Qur’an.Ketahuilah, sesungguhnya akan datang kepada kalian para penguasa yang memutuskan perkara untuk kepentingan diri mereka sendiri dan tidak memutuskannya untuk kepentingan kalian. Jika kalian tidak menaati mereka, niscaya mereka akan membunuh kalian. Namun jika kalian menaati mereka, niscaya mereka akan menyesatkan kalian.”
Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah yang harus kami lakukan?”
Beliau SAW menjawab, “Lakukanlah sebagaimana hal yang dilakukan oleh para pengikut setia nabi Isa bin Maryam. Mereka digergaji dengan gergaji besir dan disalib di atas sebatang kayu. Mati di atas ketaatan kepada Allah lebih baik daripada hidup dalam kemaksiatan kepada Allah.” (HR. Ath-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Kabir dan Musnad asy-Syamiyin serta Abu Nu’aim al-Asbahani dalam Hilyah al-Awliya’. Imam Al-Haitsami dalam Majma’ az-Zawaid, 5/231, berkata: Perawi Yazid bin Martsad tidak mendengar hadits dari Mu’adz. Perawi Wadhin bin ‘Atha’ dinyatakan tsiqah oleh Ibnu Hibban dan lain-lain. Sementara seluruh perawi lainnya adalah para perawi yang tsiqah)
Setiap muslim dan muslimah harus memperhatikan hadits yang agung di atas, yang mengungkapkan  semangat revolusi Islam. Hadits ini menjelaskan bahwa kekuasaan sering kali membenci syariat Allah, kitab Allah, dan dien Allah. Kenapa? Karena kepentingan-kepentingan para penguasa bertabrakan dan menyelisihi dien Allah, kitab Allah, dan para pengikut kebenaran. Andai saja para penguasa membiarkan para pengikut kebenaran atau membuka pintu bagi mereka untuk mengemukakan pendapat dan mengingkari kemungkaran. Namun para penguasa itu menindas masyarakat dan memberikan tekanan hebat kepada para pengikut kebenaran. Karena selalu ada pertarungan antara dua manhaj; manhaj dien Allah di bawah panji kitab Allah dan manhaj setan dan penguasa yang batil di bawah panji-panji jahiliyah dengan beragam nama baik pada masa dahulu maupun masa sekarang.
Selama para penguasa menyelisihi Al-Qur’an, maka menaati mereka merupakan sebuah kesesatan, sedangkan mengikuti manhaj mereka merupakan jalan menuju neraka Jahaman. Nabi SAW bersabda, “Namun jika kalian menaati mereka, niscaya mereka akan menyesatkan kalian.”
Di sisi lain, berpegang teguh dengan kebenaran itu pahit rasanya. Nabi SAW bersabda, “Jika kalian tidak menaati mereka, niscaya mereka akan membunuh kalian.” Dari sinilah diperlukan sebuah kelompok berani mati yang mempersembahkan pengorbanan dan tidak menyelewengkan dien Islam hanya karena ingin menyenangkan penguasa, meraih manfaat-manfaat duniawi, kedudukan dan jabatan yann tidak langgeng.
Kelompok ini menyerupai keadaan generasi sahabat ketika mereka pertama kali mengemban dien Islam hini hingga akhirnya mereka serahkan kepada kita dalam keadaan jaya, menang, dan panjinya berkibar tinggi. Mereka adalah orang-orang yang asing. Nabi SAW bersabda:
بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا ، وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا ،  فَطُوبَى  لِلْغُرَبَاءِ
“Islam bermula dalam keadaan asing dan kelak ia akan kembali asing sebagaimana keadaan pada awal kemunculannya. Maka beruntunglah orang-orang yang asing.”(HR. Muslim dan Ibnu Majah)
الَّذِينَ يُصْلِحُونَ عِنْدَ فَسَادِ النَّاسِ
“Mereka adalah orang-orang shalih yang memperbaiki keadaan ketika masyarakat telah rusak.”(HR. Ibnu Wadhah dalam al-Bida’, Ad-Dulabi dalam al-Asma’ wa al-Kuna, ath-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Awsath dan al-Mu’jam al-Kabir, Ibnu Bathah dalam al-Ibanah al-Kubra, al-Lalikai dalam Syarh Ushul I’tiqad Ahli as-Sunnah, dan Abu Amru ad-Dani dalam as-Sunan al-Waridah fi al-Fitan. Imam al-Haitsami dalam Majma’ az-Zawaid, 7/281, berkata: Seluruh perawinya adalah perawi kitab ash-Shahih kecuali Bakr bin Salim, dan ia seorang perawi yang tsiqah)
الَّذِينَ يَصْلُحُونَ إِذَا فَسَدَ النَّاس
“Mereka adalah orang-orang yang tetap shalih ketika masyarakat telah rusak.” (HR. Ahmad, Hanad bin Sirri dalam az-Zuhd, al-Ajuri dalam al-Ghuraba’, ath-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Awsath dan a-Mu’jam as-Shaghir, Ibnu Bathah dalam al-Ibanah al-Kubra, Abu Nu’aim al-Asbahani dalam Ma’rifah ash-Shahabah, dan Abu Amru ad-Dani dalam as-Sunan al-Waridah fi al-Fitan. Syaikh al-Albani dalam Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah no. 1273 mengatakan: Sanadnya shahih dan seluruh perawinya tsiqah)
Mereka adalah orang-orang yang berpegang teguh dengan dien Islam sekalipun sebagian besar memusuhi mereka. Nabi SAW bersabda:
لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ ، وَلاَ مَنْ خَالَفَهُمْ ، حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ عَلَى ذَلِكَ
“Tidak membahayakan mereka orang-orang yang menelantarkan mereka dan orang-orang yang memusuhi mereka, sampai datang keputusan Allah dan mereka tetap teguh di atas keadaan mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Mereka adalah para penggenggam bara api. Nabi SAW bersabda:
يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْرِ لِلْعَامِلِ مِنْهُمْ يَوْمَئِذٍ بِسُنَّتِي أَجْرُ خَمْسِينَ مِنْكُم
“Akan datang kepada manusia suatu zaman yang pada saat itu orang yang bersabar dalam menggenggam teguh agama Islam bagaikan orang yang menggenggam bara api. Bagi orang-orang yang beramal dengan sunahku pada masa tersebut pahala amalan lima puluh orang di antara kalian.” (HR. Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Adi, Ibnu Wadhah, dan lain-lain. Syaikh al-Albani dalam Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah no. 957 berkata: Shahih berdasar keseluruhan sanadnya).
Hal itu karena mereka tidak mendapatkan para pembantu dan penolong dalam memperjuangkan kebenaran. Sementara gangguan dan ancaman mengincar mereka dari segala tempat. Namun mereka berjalan di jalan Allah SWT dan memperjuangkan dien Allah SWT. Mereka siap untuk masuk penjara bertahun-tahun. Mereka siap menanggung segala resiko dengan segala ragam bentuknya, meski dalam waktu yang lama. Mereka bahkan siap mati di jalan Allah. Nabi SAW bersabda: “Lakukanlah sebagaimana hal yang dilakukan oleh para pengikut setia nabi Isa bin Maryam. Mereka digergaji dengan gergaji besi dan disalib di atas sebatang kayu.” Semua resiko tersebut tidak memalingkan mereka dari dien Allah SWT.
Hadits ini merupakan salah satu contoh revolusi Islam melawan para pengikut kebatilan dan contoh kerasnya pertarungan antara kebatilan dan kebenaran. Ia sekalugis pesan kepada para pengemban agama Islam ini, bahwa Islam tidak akan tegak tanpa adanya pengorbanan-pengorbanan dan keteguhan-keteguhan. Dien Islam tidak akan tinggi dan Berjaya tanpa adanya persembahan nyawa para pengembannya. Maka persiapkanlah diri kalian untuk mengembannya, didiklah generasi-generasi Islam di atas prinsip ini.
Setelah penjelasan ringkas makna hadits di atas, kami sebutkan di sini sejumlah pelajaran yang bisa dipetik darinya:
1. Nabi SAW memerintahkan umatnya untuk berpegang teguh dengan Islam dalam segala keadaan, baik dalam kondisi susah maupun senang, kondisi sulit maupun lapang.
2. Nabi SAW menjelaskan bahwa Al-Qur’an dan para penguasa akan berpisah. Para penguasa tidak akan menerapkan syariat Allah, sebagaimana dilakukan oleh para penguasa zaman sekarang.
3. Nabi SAW menjelaskan bahwa para penguasa yang tidak menerapkan Al-Qur’an sebagai undang-undang tersebut adalah orang-orang yang tersesat dan menyesatkan. Barangsiapa menaati mereka niscaya akan tersesat dari kebenaran dan mengikuti setan. Pembelaan para ulama su’ dan berbagai udzur (alasan pembenaran) untuk para penguasa tersebut sama sekali tidak member manfaat bagi para penguasa tersebut. Status mereka tetap saja adalah para pemimpin kesesatan, dan Nabi SAW menyatakan ‘Jika kalian menaati mereka, niscaya mereka akan menyesatkan kalian.”
4. Hadits tersebut menjelaskan prinsip tidak adanya ketaatan kepada makhluk jika diperintahkan untuk bermaksiat kepada Allah SWT.
5. Hadits tersebut menjelaskan bahwa para penguasa yang menyimpang dari jalan Allah tersebut adalah para pembuat kehancuran dan kerusakan. Mereka merusak urusan dunia dan agama rakyat. Mereka tidak sungkan untuk menumpahkan darah rakyat tanpa alasan yang dibenarkan oleh agama. Maka tepatlah sifat mereka dalam hadits di atas: “Jika kalian tidak menaati mereka, niscaya mereka akan membunuh kalian. Namun jika kalian menaati mereka, niscaya mereka akan menyesatkan kalian.”
6. Hadits tersebut memerintahkan kesabaran memegang teguh agama Allah meski apapun resiko yang akan menimpa seorang hamba. Sabda Nabi SAW: Lakukanlah sebagaimana hal yang dilakukan oleh para pengikut setia nabi Isa bin Maryam. Mereka digergaji dengan gergaji besi dan disalib di atas sebatang kayu.” Semua resiko tersebut tidak memalingkan mereka dari dien Allah SWT.
7. Hadits tersebut menjelaskan kaitan yang erat antara ujian dengan keimanan. Sebagaimana firman Allah SWT:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ * وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS. Al-Ankabut (29): 2-3)
Juga seperti sabda Nabi SAW:
 يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ النَّاسِ أَشَدُّ  بَلاءً ؟ قَالَ : ” الْأَنْبِيَاءُ ، ثُمَّ الصَّالِحُونَ ، ثُمَّ  الْأَمْثَلُ ،  فَالْأَمْثَلُ مِنَ النَّاسِ ، يُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ ، فَإِنْ كَانَ فِي دِينِهِ صَلابَةٌ زِيدَ فِي  بَلائِهِ ، وَإِنْ كَانَ فِي دِينِهِ رِقَّةٌ خُفِّفَ عَنْهُ
Manusia yang paling berat ujiannya adalah para nabi kemudian orang-orang shalih kemudian orang-orang yang keimanannya di bawah mereka. Setiap orang akan diuji sesuai kadar agama (keimanan)nya. Jika ia teguh memegang agama, niscaya ujian untuknya akan ditambah.Jika agamanya lemah, niscaya ujiannya juga akan diringankan.” (HR. Ahmad, ad-Darimi, ath-Thayalisi, Ibnu Hibban, al-Hakim, dan lain-lain)
Beliau SAW juga bersabda:
 إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ  عِظَمِ الْبَلَاءِ ، وَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ ، مَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا ، وَمَنْ سَخَطَ فَلَهُ السَّخَطُ
“Sesungguhnya besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian. Sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum, niscaya Allah akan menimpakan ujian kepada mereka. Barangsiapa yang ridha dengan ujian Allah, niscaya Allah ridha kepadanya. Dan barangsiapa marah kepada ujian Allah, niscaya Allah marah kepadanya.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, al-Baihaqi, al-Qudha’i, Abu Ya’la, dan lain-lain)
8. Hadits di atas menunjukkan bahwa Islam melakukan revolusi terhadap para penguasa yang menyelisihi kitab Allah dan menzalimi hamba-hamba-Nya, bagaimanapun besarnya kekuasaan mereka.
9. Selama para penguasa yang menyelisihi kitab Allah adalah orang-orang yang tersesat dan barangsiapa menaati mereka niscaya mereka akan menyesatkannya; maka para ulama yang mengajak rakyat untuk menaati para penguasa tersebut, tidak melawan mereka, dan bahkan menampakkan indah kondisi para penguasa tersebut dengan menyebut mereka sebagai ulil amri bagi kaum muslimin dan menuduh orang-orang yang melawan mereka adalah Khawarij…maka para ulama tersebut adalah orang-orang yang tersesat, bahkan mereka adalah para ulama tukang menyesatkan umat Islam. Mereka menyembunyikan kebenaran dan juga mencampur adukkan antara kebenaran dan kebatilan. Mereka menyodorkan kepada masyarakat agama ‘privat’ yang tidak mengandung jihad, amar ma’ruf, dan nahi munkar.
Mereka adalah orang-orang yang dimurkai oleh Allah. Para ulama yang tersesat menyerupai orang-orang Yahudi yang dimurkai oleh Allah, karena mereka mengetahui kebenaran namun tersesat (tidak mengamalkan ilmunya). Mereka itu dilaknat Allah SWT sampai mereka bertaubat. Di antara syarat taubat mereka adalah menjelaskan kepada masyarakat kebenaran yang mereka sembunyikan. Sebagaimana firman Allah:
{إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى مِن بَعْدِ مَا بَيَّنَّاهُ لِلنَّاسِ فِي الْكِتَابِ أُولَـئِكَ يَلعَنُهُمُ اللّهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللَّاعِنُونَ * إِلاَّ الَّذِينَ تَابُواْ وَأَصْلَحُواْ وَبَيَّنُواْ فَأُوْلَـئِكَ أَتُوبُ عَلَيْهِمْ وَأَنَا التَّوَّابُ الرَّحِيمُ }
Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati pula oleh semua makhluk yang melaknati. Kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran yang mereka sembunyikan), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Baqarah (2): 159-160)
Allah SWT mempersyaratkan taubat mereka harus disertai sikap menjelaskan kepada masyarakat kebenaran yang mereka sembunyikan. Seperti disebutkan dalam ayat ini:
{إِلاَّ الَّذِينَ تَابُواْ وَأَصْلَحُواْ وَبَيَّنُواْ}
Kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran yang mereka sembunyikan).”

Setelah itu kita memiliki sikap khusus kepada mereka dengan izin Allah.
Kita memohon kepada Allah semoga mengumpulkan kita di atas kebenaran dan mempekerjakan kita untuk memperjuangkan dien-Nya. Amin.
Syaikh Hasan Umar

Jamaah Al-Tawhid wal-Jihad di Filipina meminta bantuan Mujahidin dunia untuk membantu Jihad di Filipina


Hanin Mazaya
Selasa, 29 November 2011 06:43:07
(Arrahmah.com) – Baru-baru ini, dua video oleh Jamaah Al-Tawhid wal-Jihad, kelompok Filipina diposting di dalam forum Jihad al-Shumukh.  Dalam video pertama yang berdurasi tiga menit, seorang pria yang mengenakan penutup wajah dan mengatakan dirinya Abu Jihad Al-Luzuni, menuduh AS menduduki Filipina, melakukan penyiksaan dan pembunuhan terhadap Muslim.  Ia melanjutkan bersumpah setia kepada pemimpin Al Qaeda, Syeikh Ayman az-Zawahiri dan kelompok afiliasi Al Qaeda lainnya.
Dalam rekaman kedua, Abu Abdallah Al-Faris Al-Mulatham menyeru Mujahidin di seluruh dunia untuk secepatnya memberikan bantuan kepada saudara Muslim di Fili[ina, yang ia klaim telah dibunuh dan dirampok oleh penjajah Amerika dan untuk membantu Mujahidin di sana dengan uang, bala bantuan, pengetahuan dan pelatihan.
Abu Abdallah juga bersumpah setia kepada pemimpin jihad di seluruh dunia, pertama dan terutama kepada pemimpin Imarah Islam Afghanistan, Mullah Muhammad Omar dan pemimpin Al Qaeda, Syeikh Ayman az-Zawahiri.  Video ini berdurasi sekitar 11 menit, diproduksi oleh Al-Yarmouk Media.
Berikut ini adalah poin utama dari kedua video.  Video tersebut dirilis sebelum kedatangan Menlu AS Hillary Clinton ke Filipina pada kunjungan resmi yang berlangsung selama beberapa hari :
Abu Jihad Al-Luzini dalam video yang diposting pada 7 November : “Tidak ada jalan untuk mengembalikan Khilafah Islam dan membebaskan tanah kami dari kafirin selain dari jalan Jihad dan pedang yang ditarik untuk jalan Allah”
Membaca tulisan dalam bahasa Arab di selembar kertas yang dipegangnya, Abu Jihad meminta semua ummat Islam dimanapun mereka berada untuk menyatukan upata untuk menjadikan firman Allah sebagai kata tertinggi, sampai kebenaran dan keadilan terungkap dan mengatakan bahwa satu-satunya cara untuk melakukan ini adalah menerapkan syariah Allah.  Dia menekankan bahwa ummat Muslim saat ini dalam keadaan terhina, di bawah kekuasaan musuh-musuh Islam dan bahwa Muslim harus bekerja sama untuk menyelamatkan ummat dari degradasi dan penindasan.
Berbicara atas nama mujahidin Filipina, Al-Luzuni menyatakan: “Kami, pemuda dari ummat, dari berbagai suku di kepulauan Filipina, cemas untuk menjawab panggilan ilahi ini … dalam rangka untuk menghapus kesedihan dan kemarahan dari hati orang yang memiliki kepercayaan (yaitu Muslim), dan untuk membela kehormatan saudara dan saudari kita yang tertindas, mereka yang tewas dan mereka yang diasingkan dari rumah mereka dan tanah mereka telah dicuri … Kami mendesak Anda untuk membantu kami dan memperlengkapi kami dengan cara jihad demi Allah … karena tidak ada cara untuk mengembalikan kekhalifahan Islam dan kemuliaan Islam, untuk mengusir musuh-musuh Islam, dan untuk membebaskan tanah kita dari sampah kafir lainnya daripada jalan jihad dan pedang terhunus demi Allah.”
Sedangkan Abu Abdullah memulai rekaman videonya dengan menekankan bahwa Filipina merupakan tanah Islam dari zaman dahulu kala, dan bahwa meskipun telah ditaklukkan oleh berbagai penjajah sepanjang sejarah, orang Muslim tidak pernah menyerah kepada mereka. Dia menuduh Amerika – yang telah “menduduki” Filipina selama lebih dari 100 tahun – menyiksa dan Muslim membunuh, dan mencuri tanah mereka serta air dan hingga “ke titik mengubah Muslim menjadi orang-orang termiskin (di Filipina)”. Dia menyeru pada ummat Islam untuk tidak berpangku tangan, tapi untuk bangkit dan membela agama mereka, hidup mereka, kehormatan mereka, dan harta benda mereka.
Abu Abdallah kemudian bersumpah setia kepada seluruh pemimpin Jihad global, mengatakan “Kami menyetakan kesetiaan kami kepada Allah, Rasul-Nya, orang-orang beriman dan imam mereka saat ini seperti Mullah Umar, Syeikh Ayman Az-Zawahiri, Abu Bakr al-Baghdadi al-Quraishi dan amir AQAP, AQIM Mujahidin Al Shabaab di Somalia dan front jihad lainnya”.
Dia mengatakan bahwa ummat Islam akan mengambil dunia ini ketika AS telah kehilangan kekuatan sebagai negara adidaya dunia sebagaimana dibukrikan dengan kekalahan yang mereka alami di Afghanistan.  Dia juga menunjukkan keruntuhan ekonomi AS dan jatuhnya penguasa-penguasa dzolim negara-negara Arab, menambahkan bahwa penguasa Yaman dan Suriah dapat bernasib seperti Moammar Qaddafi.
Abu Abdallah menyimpulkan dengan menghimbau para Mujahidin di seluruh dunia untuk membantu saudara-saudara mereka di Filipina.  “Kami sangat membutuhkan anda untuk mengirimkan kepada kami ahli dalam bahan peledak dan senjata manufaktur seperti saudara kami di Irak dan Afghanistan…atau memberikan kepada kami singa-singa (yaitu Mujahidin) untuk memberikan pelajaran menembak dan baik kami dan Anda akan mendapatkan tempat di dunia yang akan datang, insha Allah”. (haninmazaya/arrahmah.com)

Membongkar propaganda Anti-Tuhan dalam film "X-Men First Class" (bagian 2 -tamat-)


Ukasyah
Senin, 28 November 2011 20:06:05
Einstein, Nuklir dan Depopulasi
Setelah kita membahas tentang Charles Darwin pada Bagian-1, selanjutnya yang akan kita bahas adalah tentang foto kedua, yaitu Albert Einstein. Salah seorang fisikawan jenius yang pernah dinobatkan sebagai “manusia abad ke-20″ oleh majalah Times. Einstein adalah seorang Yahudi fanatik, sebagaimana pengakuannya dalam salah satu suratnya, “In my whole life I have never felt so Jewish as now.” (Dalam seluruh hidupku, belum pernah aku merasa begitu Yahudi seperti sekarang). Berbeda dengan Charles Darwin yang memiliki backgroud Nasrani.
Walaupun berlatar-belakang agama kristus, namun santer dinyatakan bahwa Darwin di akhir hidupnya telah murtad dari akidah gereja ini. Hal tersebut seperti yang ditegaskan Ernst Mayr –pendiri neo-Darwinisme– yang mengakui bahwa Charles Darwin adalah seorang atheis. Ernst berkata, “Jelas bahwa Darwin kehilangan imannya di tahun 1836-1839…”
Di Jerman, nama Einstein pernah terdaftar dalam list target pembunuhan, kepalanya dihargai $ 5.000. Ia lalu berhijrah ke Amerika Serikat ketika Adolf Hitler berkuasa pada tahun 1933 dan tidak kembali lagi ke Jerman. Ia menetap di AS dan menjadi warga negara pada tahun 1940. Pada malam Perang Dunia II, ia membantu mengingatkan Presiden Franklin D. Roosevelt bahwa Jerman mungkin akan mengembangkan senjata atom, dan merekomendasikan agar Amerika Serikat memulai penelitian serupa, hal ini akhirnya menyebabkan apa yang akan menjadi Proyek Manhattan. Dalam film ini tidak dipaparkan mengenai filsafat Einstein berikut pemikirannya. Film ini lebih cenderung menyoroti “buah karya” Einstein itu sendiri yaitu bom atom, oleh karenanya Sebastian selaku biang-kerok perang dalam film ini menyatakan,
 “We are the children of the Atom… What will kill the humans, will only make us stronger.”
(Kita adalah anak-anak Atom… Apa yang dapat membunuh manusia, hanya akan membuat kita lebih kuat).
Albert Einstein memang tidak secara langsung berpartisipasi dalam penemuan bom atom, namun dengan teori relativitasnya itu, ia turut berperan dalam memfasilitasi perkembangannya. Hingga pada tahun 1954 –setahun sebelum ia meninggal dunia– Einstein berujar kepada teman lamanya Linus Pauling bahwa ia seolah merasa berdosa ketika mengusulkan AS untuk membuat bom atom. Ia berkata, “I made one great mistake in my life  when I signed the letter to President Roosevelt recommending that atom bombs be made. But there was some justification, the danger that the Germans would make them…” (Aku pernah melakukan kesalahan besar dalam hidupku, yaitu saat kutulis surat kepada presiden Roosevelt merekomendasikan pembuatan bom atom. Hanya saja ada beberapa pembenaran, yaitu bahaya –yang mengancam– jika Jerman yang akan membuatnya…).
Senjata nuklir merupakan sebuah senjata pemusnah massal yang paling efektif sekaligus instant dalam men-delete sebuah komunitas kehidupan. Dalam sejarah, hanya Amerika satu-satunya negara yang pernah menggunakan bom ini dalam peperangan. Dalam sejarah pula, hanya Amerika makhluk tunggal yang pernah memakai senjata nuklir untuk pembunuhan manusia secara massif. Pertama pada tanggal 6 Agustus 1945 –menjelang akhir Perang Dunia-II– saat Amerika menggunakan bom bernama “Little Boy” untuk meledakkan kota Hiroshima. Dan yang kedua, pada tanggal 9 Agustus 1945 saat Amerika menggunakan bom bernama “Fat Man” untuk melumatkan kota Nagasaki. Walaupun lantaran musibah tersebut dapat mengusir penjajah sipit dari bumi Nusantara, serta membawa maslahat bagi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, namun kejahatan Amerika sampai kapan pun tetap saja tak manusiawi.
Dalam film X-Men kali ini, provokasi untuk melangsungkan Perang Dunia ke-III digembor-gemborkan dengan lantangnya. Sebastian di sini mengambil peran dalam mengadu domba antara Rusia dan Amerika agar terjadi perang nuklir antar mereka. Sebastian memainkan cover both sides dari kedua belah pihak dan berhasil memaksa kolonel Hendry –salah seorang jajaran militer AS– untuk menyetujui proposal peletakan rudal “Jupiter” milik AS di Turki. Selain itu, Sebastian juga mampu mengintimidasi kebijakan militer Rusia untuk menempatkan nuklir mereka di Cuba, karena kawasan tersebut strategis dan dekat dengan Florida. Semua itu ia lakukan untuk membumi-hanguskan ras manusia hingga generasi Mutant dapat menjadi penguasa.
Namun yang perlu digarisbawahi adalah; bahwa perang menurut sebagian orang memang sengaja diciptakan untuk dijadikan semacam “ritual” guna memenuhi ambisi mereka. Di antara sekian banyak ambisi pencipta perang adalah mengeliminasi manusia-manusia terbelakang dari dunia dan menjadikan bumi ini hanya untuk golongan manusia kelas unggul. Kalaupun ada manusia kelas rendah yang masih bertahan, mereka hanya akan diperbudak dan hidup dalam lingkaran penjajahan. Pada perkembangan selanjutnya, upaya seperti ini lebih dikenal dengan nama “Depopulation Program” atau proyek penekanan dan pengurangan populasi penduduk dunia.
Depopulation Program memiliki sub-varian yang bermacam-macam; mulai dari program Keluarga Berencana yang sengaja dicanangkan untuk membatasi jumlah kelahiran, ada juga yang melewati peracunan sistemik yang bertahap dengan memasukkan zat-zat berbahaya semacam Aspartame dan MSG (vetsin) ke dalam makanan, atau dengan menciptakan virus-virus bid’ah yang mematikan semacam HIV, Flu Babi (Influenza A sub-tipe H1N1, H1N2, H3N1, H3N2, H2N3) dan juga Flu Burung (sub-tipe H5, H7, H5N1, H5N2, H7N3). Penyebaran virus semacam ini pun dapat dengan mudah bersembunyi di balik kedok imunisasi, vaksinasi hingga dengan cara yang terang-terangan seperti Chemtrails.
Anehnya, virus mematikan seperti ini hanya menjangkit negara-negara berkembang saja. Flu Burung misalkan, hingga 6 Juni 2007 WHO mencatat sebanyak 310 kasus dengan 189 angka kematian. Dan korban paling banyak berasal dari Indonesia, Vietnam, Mesir dan Thailand.
Namun di antara sekian banyak derivat Depopulation Program, cara yang paling ampuh, cepat dan efisien adalah dengan menciptakan perang berdarah. Baik itu perang secara agresi militer semacam War on Terror maupun perang saudara yang sengaja dipicu dengan motif adu domba. Oleh karenanya, perang nuklir di sini merupakan tindak-lanjut dari teori evolusi yang salah satu mekanismenya adalah “seleksi alam”. Setelah tahap “seleksi alam” ini, akan ada sebuah golongan yang dikalahkan, dibunuh dan ditindas. Namun akan muncul juga golongan yang bangkit, bertahan hidup dan menjadi penguasa. Itulah maksud ucapan Erik ketika berkata,
“We’re the next stage of human evolution”
 (Kita adalah evolusi tahap lanjut manusia).
Jika merujuk akar sejarah Depopulation Program, ia merupakan proyek rahasia yang berangkat dari keyakinan pagan yang ingin memelihara keselarasan populasi manusia dengan bumi; dengan cara membuat bumi hanya dihuni oleh setengah miliyar manusia saja. Di puncak bukit Elbert Country Georgia-AS, sebuah situs modern setinggi hampir enam meter yang terdiri dari enam buah batu granit raksasa berbentuk persegi menguatkan asumsi ini. Pasalnya, terdapat 10 pesan rahasia terukir di atas permukaan setiap empat batu yang berdiri yang tertulis dalam delapan bahasa berbeda, yaitu Inggris, Spanyol, Swahili, Hindi, Ibrani, Arab, Cina dan Rusia. Sedangkan di sisi samping bagian batu paling atas yang terlentang terdapat tulisan dengan aksara kuno seperti Hieroglyph, Sanskerta, Babylon dan Yunani.
Situs yang kemudian familiar dengan nama Georgia Guidestones ini sering disebut juga dengan Ten Commandments of The New World Order, atau “Sepuluh Perintah Tata Dunia Baru”. Tidak lain karena pesan misterius yang terukir dalam batu tersebut mengandung sepuluh titah –yang jika diringkas dalam bahasa Indonesia– di antara artinya; Memelihara jumlah ras manusia di bawah angka 500.000.000 agar bisa memelihara keselarasan dengan alam, berkembang-biak dengan bijaksana, agar senantiasa kuat dan mengedepankan keragaman, menyatukan kemanusiaan dalam satu bahasa universal yang baru, dan janganlah menjadi kangker yang menggerogoti bumi, tinggalkan ruangan untuk alam, tinggalkan ruangan untuk alam.
Selengkapnya, Sepuluh Titah Tata Dunia Baru –versi bahasa Inggris– yang tertulis di atas batu tersebut berbunyi,
  1. Maintain humanity under 500,000,000 in perpetual balance with nature.
  2. Guide reproduction wisely — improving fitness and diversity.
  3. Unite humanity with a living new language.
  4. Rule passion — faith — tradition — and all things with tempered reason.
  5. Protect people and nations with fair laws and just courts.
  6. Let all nations rule internally resolving external disputes in a world court.
  7. Avoid petty laws and useless officials.
  8. Balance personal rights with social duties.
  9. Prize truth — beauty — love — seeking harmony with the infinite.
  10. Be not a cancer on the earth — Leave room for nature — Leave room for nature.
Salah satu pesan yang ingin disampaikan film ini adalah upaya penekanan jumlah manusia di bawah titik setengah milyar melalui perang nuklir. Lalu negara mana saja yang kini tengah mengembangkan teknologi ini? Sejak pengeboman Hiroshima dan Nagasaki, senjata nuklir telah diledakkan di lebih dari dua ribu kali untuk tujuan pengujian dan demonstrasi. Hanya beberapa negara diduga memiliki senjata ini; seperti Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris, Perancis, Republik Rakyat Cina, India, Pakistan, dan Korea Utara. Selain itu, Israel juga diyakini secara luas memiliki senjata nuklir meskipun mereka tidak mengakuinya. Satu negara lagi yaitu Afrika Selatan, telah mengaku memiliki senjata nuklir, namun proyek tersebut telah dibongkar dan diserahkan kepada perlindungan internasional.
Di antara negara pemilik nuklir di atas, satu-satunya negara yang paling sewot adalah Amerika. Negara ini ingin memonopoli manifestasi nuklir dan mengebiri segala kemajuan negara lain dalam pengembangan bidang nuklir. Seperti Iran yang diakui telah mengayak uranium guna menciptakan energi nuklir untuk tujuan damai namun selalu mendapat kekangan dari Amerika melewati “boneka manisnya” bernama PBB. Pertanyaan selanjutnya adalah; siapa sebenarnya Amerika? Atau lebih spesifik lagi; siapa pemegang kekuasaan di Amerika? Yang selama ini Amerika dikenal sebagai negara paling cerewet karena selalu ikut campur, intervensi, sekaligus sok sibuk mengurusi setiap kebijakan dan urusan internal “rumah tangga” sebuah negara. Sebelum menjawab pertanyaan ini, perlu digarisbawahi juga, bahwa “Amerika” disini tidak bisa dipukul-rata, karena banyak rakyat Amerika sendiri yang menjadi korban kelaliman pemimpin mereka dan bersikap kontra terhadap kebijakan White House.
“Mereka” yang Bermain di Balik Layar
Dari pemaparan sebelumnya kita telah memahami banyak tentang Darwinisme, New Age, Depopulasi, serta asas-asas materialisme yang menjadi akidah bersama bagi kaum Atheis. Pertanyaan selanjutnya yang lebih penting adalah; siapa yang menjadi dalang di balik semua ini? Jika di awal tulisan penulis menyinggung tentang Zionis dan Freemason, maka tidaklah berlebihan jika merekalah play-maker sebenarnya. Hanya saja, Zionis maupun Freemason adalah satu dari sekian banyak tarekat atheis yang memusuhi segala bentuk Ketuhanan. Di sana masih banyak secret society yang bergerak dengan cara mereka masing-masing dalam rangka bersama membangun sebuah Tata Dunia Baru. Mereka memiliki common enemy bernama “Agama”, mereka memiliki falsafah generik dan tujuan yang sama untuk menuhankan diri sendiri dan memperbudak orang lain.
Namun jika dinyatakan bahwa “mereka” yang bermain di balik layar itu adalah Amerika, itu juga benar. Karena Amerika sendiri didirikan oleh orang-orang Freemason yang memiliki falsafah serupa dengan Zionis. Freemason-Amerika dengan Zionis-Israel ibarat empat titik sudut dalam sebuah kesatuan persegi yang tak dapat dipisahkan. Lebih jelasnya, mari kita ulas kembali dengan pisau analisa “X-Men First Class” karena dalam film ini juga ditampilkan dengan vulgar simbol-simbol “mereka”. Lalu mari kita simak dengan teliti percakapan yang terjadi antara Charle Xavier dengan Erik di bawah ini,
“I could feel them, their aspirations, their hopes, their ambitions. I tell you, we’ve started something incredible, Erik. We can help them.” –”Can we?”
(Aku bisa merasakan “mereka”; aspirasi, harapan dan ambisi “mereka”. Menurutku kita sedang mulai suatu kegiatan yang luar biasa Erik. Kita bisa menolong mereka.” –”Benarkah?”)
Siapa sebenarnya “mereka” yang dimaksud dalam percakapan di atas? Jawabannya akan kita ketahui dari seting lokasi syuting yang dipilih sutradara ketika adegan tersebut berlangsung. Maka kita dapatkan bahwa Xavier ketika berbicara tentang “mereka” secara sentral matanya tertuju dan wajahnya menghadap kepada Washington Monument yang ada di depannya. Selain itu, persis di antara Xavier dan Erik terdapat papan catur dengan motif “Checkered Board” yang seharusnya tak perlu ada. Pemirsa pada umumnya mungkin menyangka bahwa Erik dan Xavier hanya duduk-duduk santai sembari ngobrol dan main catur. Tapi sebenarnya papan hitam-putih itu sengaja di letakkan di situ agar mengukuhkan bahwa “mereka” yang dimaksud dalam naskah percakapan itu adalah orang-orang Freemason.
Indikasi tersebut dikuatkan dengan tugu Obelisk yang juga dijadikan sebagai monumen untuk mengingat perjuangan George Washington sang founding father Amerika. Obelisk sendiri adalah simbol pagan yang kemudian diadopsi oleh Freemason selain simbol-simbol lainnnya semacam Pyramid dan Sphinx. Lantas untuk mengenang Washington kenapa harus bangunan Obelisk yang dipilih sebagai monumen? Jawabannya sangat sederhana, karena Washington sendiri adalah seorang Freemason! Dan 9 founding father Amerika lainnya juga anggota Freemason. Mereka adalah; Benjamin Franklin, William Ellery, John Hancock, Joseph Hewes, William Hooper, Robert Paine, Richard Stockton, George Walton dan William Whipple. Jadi Amerika adalah negara yang dibangun oleh kaum Mason. Oleh karenanya, negara ini juga sering disebut sebagai “The Great Lodge of Masonic World” atau “Loji Induk Masonik Dunia”.
Hal tersebut bukanlah berlebihan, apalagi jika kita cermati lembaran uang kertas satu dollar Amerika, dimana simbol dan semboyan pagan yang diadopsi Freemason tertera jelas dalam Great Seal yang menjadi segel resmi negara Paman Sam tersebut. Dalam uang satu dollar juga didapati simbol heksagram (bintang David) yang semakin memperkuat asumsi bahwa Amerika dan Zionis ibarat dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan. Selain itu, perbincangan Xavier dengan Erik ini berlangsung di Lincoln Memorial. Sebuah monumen yang dibangun untuk mengenang presiden Amerika ke-16; Abraham Lincoln. Dan merupakan sebuah “kebetulan” bahwa Lincoln lahir bersamaan dengan Charles Darwin pada tanggal 12 Februari 1809.
Kemudian, monumen pagan yang dibangun dengan motif kuil Doric Yunani ini disinyalir memiliki banyak isyarat dan simbologi pada bangunannya. Di antaranya capture tata-letak bangunannya jika di lihat dari atas; maka kawasan Lincoln Memorial, Washington Monument, The Capitol (White House) dan daerah sekitar The Mal, jika ditarik garis penghubung di antara titik lokasinya, akan terlihat gambar Pentagram dan Heksagram. Dan tentunya, tidak ada sebuah bangunan yang tercipta asal-asalan tanpa maksud, apalagi perancang bangunannya adalah kaum Mason. Bukankah kata “Freemason” itu sendiri memiliki arti “tukang bangunan yang independen?” jadi lengkaplah sudah bukti-bukti yang menguatkan bahwa kaum Mason adalah oknum sentral yang mengendalikan Amerika.
Sedikit menyinggung tentang sosok Abraham Lincoln, penembakan terhadap dirinya hingga kini masih misterius. Kasus pembunuhan Lincoln saat ini menjadi kasus yang tak terungkap (Dark Case). Banyak opini beredar yang menyatakan bahwa Lincoln dibunuh oleh kaum Mason, ada juga yang menyatakan bahwa Lincoln sendiri sebenarnya anggota Freemason namun “murtad” dan karena itu pula akhirnya ia dibunuh kaki-tangan Freemason.
Dalam film “Transformers-3 Dark of The Moon” dan juga dalam serial kartunnya, patung Lincoln ini ditembak dan dihancurkan oleh Megatron –tokoh antagonis pemimpin Decepticon– lalu kursinya diduduki Megatron sambil mengawasi para Decepticon yang datang dari bulan menuju bumi untuk mengambil-alih kekuasaan planet ini serta memperbudak umat manusia. Entah apakah maksud adegan tersebut bahwa setiap Presiden Amerika harus patuh akan titah Freemason sehingga yang membelot harus dimusnahkan, atau ada maksud yang lain? Tentu saja dalam dunia konspirasi kita takkan bisa memecahkan segala misteri dengan jawaban seratus persen yakin. Tapi yang jelas, nyaris mustahil untuk seseorang bisa menduduki Oval Office (kantor presiden AS) kecuali mendapat sokongan dari kaum Mason.
Dari sekian banyak indikator di atas, inti yang bisa ditangkap adalah; kita dapat mengetahui siapa sesungguhnya “mereka” yang selama ini memboncengi pemerintahan Amerika dalam memonopoli percaturan politik dunia. Dan jika kita kembali ke awal tulisan tentang teori evolusi, maka kita akan temukan realita yang mencengangkan. Karena teori evolusi ini sebenarnya bukanlah “murni” penemuan Charles Darwin. Tidak lain Darwin hanya mengekor serta mengembangkan gagasan dan pemikiran kakeknya yang bernama Erasmus Darwin. Lantas dari mana Erasmus Darwin mendapatkan gagasan tentang evolusi dan dari mana minatnya akan subjek ini datang?
Dalam menjawab pertanyaan ini, penulis Muslim produktif asal Turki bernama Adnan Oktar –yang lebih dikenal dengan Harun Yahya– berkomentar; “Setelah pencarian saksama akan jawaban pertanyaan ini, kami menemukan fakta penting bahwa Erasmus Darwin adalah seorang Mason. Namun, ia pun bukan sekedar Mason biasa, ia adalah salah seorang Imam tertinggi di organisasi ini. Ia adalah Imam dari loji Canongate yang terkenal di Edinburg, Skotlandia. Lebih jauh lagi, ia memiliki hubungan erat dengan kaum Mason Jacobin yang menjadi pengorganisir revolusi di Prancis saat itu, dan dengan ‘Illuminati’, yang tujuan utamanya adalah membantu pengembangan kebencian terhadap agama. Artinya, Erasmus Darwin adalah nama penting dalam organisasi-organisasi anti-agama di Masonik Eropa.”
New World Order; Paham Kuno, Tampilan Baru
Agaknya penulis tidak perlu memperpanjang lagi dalam membahas sepak terjang kaum anti-Tuhan dalam mewujudkan impian mereka membangun sebuah imperialisme sekuler yang terlepas dari segala ikatan Samawi. Di akhir pembahasan ini, penulis hanya ingin menegaskan tentang visi-misi yang mereka perjuangkan serta kolerasi terhadap sejarah masa lampau dan yang akan datang dengan menyatakan bahwa apa yang mereka usung sekarang bukanlah suatu hal yang baru. Dunia kini sedang mengulang sejarahnya kembali!
Dan seperti biasa, kali ini penulis juga memulainya dengan menggunakan kacamata analisa yang terdapat dalam skenario film ini. Maka perhatikanlah perkataan Sebastian Shaw dalam adegannya ketika mendatangi CIA dimana kumpulan remaja Mutant tengah berkumpul di situ. Ia berkata dengan kalimat yang sarat dengan kesombongan dan nafsu memperbudak serta ingin dituhankan,
“My friends, there’s a revolution coming. When mankind discovers who we are, what we can do. Each of us will face a choice. Be enslaved, or rise up to rule. Choose freely, but know that if you are not with us, then by definition you are against us. So, you can stay, and fight for the people who hate, and fear you. Or you can join me. And live like kings… And Queens.”
(Teman-teman, revolusi telah tiba, saat manusia menyadari siapa kita dan apa kemampuan kita. Masing-masing dari kita menghadapi pilihan. Menjadi budak atau bangkit berkuasa. Silahkan pilih. Tapi jika kalian tak bersama kami, berarti kalian melawan kami. Jadi kalian bisa tetap di sini dan berjuang demi orang yang membenci dan takut pada kalian, atau kalian bisa bergabung bersamaku dan hidup seperti raja… dan ratu).
Percakapan di atas adalah yang paling penting untuk diketahui. Karena ini menyangkut agenda yang Telah, Sedang dan Akan selalu diperjuangkan kaum atheis sepanjang masa. Dalam naskah di atas, kita dapat menyimpulkan beberapa poin penting, di antaranya;
Pertama, “Ketika Manusia Sadar Akan Kemampuan Kita” (When mankind discovers who we are, what we can do)
inilah puncak kesombongan sebuah makluk, ketika dia menganggap mampu berkuasa terhadap segalanya. Lalu bandingkan dengan perkataan Fir’aun;
وَنَادَى فِرْعَوْنُ فِي قَوْمِهِ قَالَ يَا قَوْمِ أَلَيْسَ لِي مُلْكُ مِصْرَ وَهَذِهِ الأَنْهَارُ تَجْرِي مِنْ تَحْتِي أَفَلا تُبْصِرُونَ – أَمْ أَنَا خَيْرٌ مِنْ هَذَا الَّذِي هُوَ مَهِينٌ وَلا يَكَادُ يُبِينُ (الزخرف : 51-52)
Dan Fir’aun berseru kepada kaumnya (seraya) berkata: “Hai kaumku, bukankah kerajaan Mesir Ini kepunyaanku dan (bukankah) sungai-sungai Ini mengalir di bawahku; Maka apakah kamu tidak melihat(nya)? – Bukankah Aku lebih baik dari orang yang hina Ini dan yang hampir tidak dapat menjelaskan (perkataannya)? (Q.S. al-Zukhruf: 51-52)
Sungai Nil adalah sumber kehidupan bagi rakyat Mesir di era Fir’aun hingga era Mubarak dan akan terus berkelanjutan hingga masa yang telah ditentukan Allah. Disini Fir’aun dengan pongahnya menolak dakwah Nabi Musa Kalimullah dan menyatakan bahwa Fir’aun lah satu-satunya pengendali mutlak kehidupan bangsa Mesir. Fir’aun ingin menunjukkan kepada rakyatnya bahwa dialah yang memiliki “Kemampuan” bukan Nabi Musa yang menurutnya rendah dan hina –na’udzubillah–. Namun akhir hayat setiap durjana selalu mengenaskan, hingga kemudian hari Fir’aun sendiri mati tenggelam di perairan laut merah lalu jasadnya dimuntahkan oleh lautan yang hingga kini mayatnya masih tersimpan utuh di Museum Nasional Mesir yang terletak di kawasan Tahrir Square .
Kedua, “Semua Orang Menghadapi Pilihan; Menjadi Penguasa atau Menjadi Budak.” (Each of us will face a choice. Be enslaved, or rise up to rule.)
Biasanya, seorang diktator lalim yang ingin berkuasa selalu memberikan tawaran kepada orang-orang yang akan direkrut. Ia pun lalu memberikan iming-iming imbalan kenikmatan duniawi. Tawaran menggiurkan ini tidak mudah ditolak kecuali oleh manusia yang tahan godaan, karena mereka tahu bahwa segala kenikmatan yang diberikannya tak lebih dari fatamorgana sesaat. Dan orang-orang yang menolak untuk mengikutinya, tentu saja akan disiksa dan diperbudak. Lalu samakanlah perkataan Sebastian di atas dengan perilaku Dajjal dalam hadits di bawah ini,
عَنْ رِبْعِىِّ بْنِ حِرَاشٍ قَالَ اجْتَمَعَ حُذَيْفَةُ وَأَبُو مَسْعُودٍ فَقَالَ حُذَيْفَةُ « لأَنَا بِمَا مَعَ الدَّجَّالِ أَعْلَمُ مِنْهُ إِنَّ مَعَهُ نَهْرًا مِنْ مَاءٍ وَنَهْرًا مِنْ نَارٍ فَأَمَّا الَّذِى تَرَوْنَ أَنَّهُ نَارٌ مَاءٌ وَأَمَّا الَّذِى تَرَوْنَ أَنَّهُ مَاءٌ نَارٌ فَمَنْ أَدْرَكَ ذَلِكَ مِنْكُمْ فَأَرَادَ الْمَاءَ فَلْيَشْرَبْ مِنَ الَّذِى يَرَاهُ أَنَّهُ نَارٌ فَإِنَّهُ سَيَجِدُهُ مَاءً ». قَالَ أَبُو مَسْعُودٍ هَكَذَا سَمِعْتُ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ.
Hadits riwayat Imam Muslim –Dari Rib’iy bin Hirasy berkata; (suatu saat) Hudzaifah tengah berkumpul dengan Abu Mas’ud, lalu berkatalah Hudzaifah; Aku lebih mengetahui perihal Dajjal daripada ia. Sesungguhnya Dajjal itu memiliki “sungai air” dan “sungai api”. Apa yang kalian lihat sebagai api, sesungguhnya itu adalah air. Dan yang kalian lihat sebagai air, itu sesungguhnya api. Maka barang siapa di antara kalian yang menginginkan air lalu mendapatinya, maka minumlah dari apa yang kalian lihat sebagai api, karena itu sesungguhnya air. Lalu Abu Mas’ud berkata; beginilah aku mendengar Nabi Muhammad –shalallahu ‘alaihi wa sallam– bersabda. (Shahih Muslim, Kitab al-Fitan wa Asyrath al-Sa’ah – Bab Dzikri Dajjal wa Shifatuhu wa Ma Ma’ahu).
Di akhir zaman nanti, Dajjal akan menawarkan dua opsi bagi setiap manusia, “api” atau “air”. Pengikut Dajjal tentunya akan memilih “air kenikmatan” yang akan diberikan di dunia ini, namun di akhirat yang mereka dapatkan hanyalah api neraka. Sedangkan orang mukmin yang bertakwa, berani memilih “api siksaan” karena mereka yakin di akhirat akan mendapatkan surga yang di bawahnya mengalir sungai Salsabila.
Lantas masalah perbudakan di zaman sekarang jangan melulu ditafsirkan secara rigid. Karena secara kontekstual, perbudakan di masa kini tak lain adalah pemberian hutang dari negara kuat dengan dalih “bantuan” kepada negara lemah nan miskin dengan bunga riba yang sengaja dibina dan takkan pernah terbayarkan selamanya. Ketergantungan seperti inilah yang akan menciptakan adanya “negara tuan” dan “negara budak”, di mana “negara tuan” hanya tinggal menunggu setoran minyak bumi dan hasil tambang dari “negara budak” hingga seluruh Sumber Daya Alamnya tersedot habis.
Ketiga, “Tidak Bersama Kami, Berarti Melawan Kami” (Choose freely, but know that if you are not with us, then by definition you are against us.)
Ini adalah penegasan dari sebelumnya, bahwa setiap orang yang mencoba untuk menghadang langkah “mereka”, berarti memilih untuk menjadi rival, oposisi, lawan dan musuh bebuyutan bagi “mereka” yang berkuasa. Konsekuensinya, kelompok lawan tersebut akan mendapat tamparan keras sebagai balasan akan “pembelotan”nya. Maka cermati apa yang dilakukan raja Babilon, Namrudz la’natullah terhadap Khalilurrahman Ibrahim –‘alihissalam– ketika beliau menolak tunduk terhadap kekafiran Namrudz,
فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلَّا أَنْ قَالُوا اقْتُلُوهُ أَوْ حَرِّقُوهُ فَأَنْجَاهُ اللَّهُ مِنَ النَّارِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (العنكبوت : 24) 
Maka tidak adalah jawaban kaum Ibrahim, selain mengatakan: “Bunuhlah atau bakarlah dia”, lalu Allah menyelamatkannya dari api. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang beriman. (Q.S. al-Ankabut: 24).
Saat itu umat Nabi Ibrahim telah menyekutukan Allah, lantas mereka membakar “Ayah Para Nabi” ini lantaran beliau tak sudi mengikuti paganisme Babilon. Sama halnya dengan Namrudz zaman sekarang seperti George W. Bush yang membunuh ribuan umat bertauhid lantaran mereka menentang keserakahan ambisinya. Maka sangat masyhur ungkapan Bush yang menyatakan,
“Every nation in every region now has a decision to make: Either you are with us, or you are with the terrorist. From this day forward, any nation that continues to harbor or support terrorism will be regarded by the United States as a hostile regime.”
(Setiap bangsa di mana pun juga kini harus membuat sebuah keputusan; apakah kalian bersama “kami” atau bersama teroris, Mulai hari ini dan seterusnya, setiap negara yang menyembunyikan atau mendukung terorisme, akan dianggap oleh Amerika Serikat sebagai rezim yang melawan).
Maling teriak maling, teroris teriak teroris, itulah Namrudz.
Keempat, “Bersama Kami, Hidup Bagaikan Raja dan Ratu” (Or you can join me. And live like Kings… And Queens)
Ini adalah konsekuensi kedua, ketika seseorang lebih cinta terhadap dunia, rela kepada kekufuran dan memilih imbalan manusia daripada Allah ta’ala. Maka ia akan mendapatkan segala kenikmatan dunia, kedudukan tinggi di dunia, hidup bagaikan raja dan ratu di dunia. Namun di akhirat kelak, semuanya akan berbalik 180 derajat. Maka cermatilah perkataan Fir’aun yang akan memberikan imbalan besar kepada para penyihirnya jika mereka dapat mengalahkan Mukjizat Nabi Musa.
وَجَاءَ السَّحَرَةُ فِرْعَوْنَ قَالُوا إِنَّ لَنَا لأَجْرًا إِنْ كُنَّا نَحْنُ الْغَالِبِينَ – قَالَ نَعَمْ وَإِنَّكُمْ لَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ (الأعراف : 113 – 114)
Dan beberapa ahli sihir itu datang kepada Fir’aun mengatakan: “(Apakah) Sesungguhnya kami akan mendapat upah, jika kamilah yang menang?” – Fir’aun menjawab: “Ya, dan Sesungguhnya kamu benar-benar akan termasuk orang-orang yang dekat (kepadaku).” (Q.S. al-A’raf: 113-114)
Fir’aun berkata kepada para penyihirnya bahwa mereka akan menjadi orang-orang yang dekat kepadanya (hidup seperti raja) sama persis dengan perkataan Sebastian Shaw yang berujar, “And live like kings… And Queens.” Namun yang perlu diketahui, bahwa para penyihir Fir’aun tersebut ketika berhadapan langsung dengan Nabi Musa, seketika saja mereka memeluk Akidah Tauhid dan melawan Fir’aun yang menyebabkan mereka akhirnya dibunuh secara keji dan syahid di atas tiang salib.
قَالَ آمَنْتُمْ لَهُ قَبْلَ أَنْ آذَنَ لَكُمْ إِنَّهُ لَكَبِيرُكُمُ الَّذِي عَلَّمَكُمُ السِّحْرَ فَلَأُقَطِّعَنَّ أَيْدِيَكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ مِنْ خِلافٍ وَلَأُصَلِّبَنَّكُمْ فِي جُذُوعِ النَّخْلِ وَلَتَعْلَمُنَّ أَيُّنَا أَشَدُّ عَذَاباً وَأَبْقَى (طه : 71)
Berkata Fir’aun: “Apakah kamu Telah beriman kepadanya (Musa) sebelum aku memberi izin kepadamu sekalian. Sesungguhnya ia adalah pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepada kalian. Maka Sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kaki kalian dengan bersilang secara bertimbal balik, dan sesungguhnya aku akan menyalib kalian pada pangkal pohon kurma dan sungguh akan kalian ketahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya.” (Q.S. Thaha: 71).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Fir’aun menuduh Nabi Musa melakukan sihir, padahal Fir’aun sendiri “rajanya” tukang sihir. Dari dulu hingga sekarang sama saja, penyihir teriak penyihir, teroris teriak teroris, itulah Fir’aun.
Dari sini kita sadar, bahwa kaum anti-Tuhan selalu memiliki ideologi yang sama dari masa ke masa, bahkan perilaku dan lagak bicaranya pun serupa, hanya oknum saja yang berebeda. Selain itu kita sadar juga bahwa Al-Qur’an dan Sunnah telah mengabarkan kita tentang hal tersebut. Lagi-lagi semua kembali kepada kita, siapa yang akan kita ikuti dan opsi mana yang akan kita pilih; semua “bebas” untuk menentukan pilihan masing-masing. Tak perlu ditakuti tentang Namrudz dan Fir’aun karena mereka telah tiada dan zaman mereka pun telah berakhir. Namun di masa depan masih ada Dajjal yang akan segera muncul. Apakah umat manusia siap untuk menolak “air” yang ia tawarkan dan berani memilih “api”nya?
Dan sebelum mengakhiri tulisan ini, penulis ingin menyitir perkataan Harun Yahya yang sangat penting untuk kita ketahui bersama, bahwa beliau berkata; “Orang Muslim yang menganggap evolusi sebagai teori yang tak berbahaya, sekalipun sangat berseberangan dengan fakta penciptaan, lalu berdiam diri dan menyaksikannya berkembang, sebenarnya sedang membantu teori itu mencengkeram masyarakat secara lebih luas dan lebih kuat. Jadi, mereka sedang membiarkan paham atheisme tumbuh lebih kuat. Karena alasan ini, kaum Muslimin harus mengerti filsafat yang mendasari teori ini. Evolusi adalah filsafat materialis yang diungkapkan secara “ilmiah”. Filsafat materialis pada gilirannya, sesungguhnya berarti paham atheisme.”
Pernyataan yang senada diutarakan juga oleh Dr. Yusuf al-Qaradhawi dalam bukunya “Fiqh al-Lahwi wa al-Tarwih” (Fikih Hiburan dan Entertainment) dimana beliau melarang kartu permainan Pokemon dan serial televisinya karena mengandung banyak unsur negatif untuk anak-anak. Alasan pertama, permainan kartu Pokemon dianggap terlarang karena mengandung unsur judi di dalamnya, dan jelas, judi (al-qimar wa al-maysir) diharamkan secara eksplisit dalam Surat al-Maidah ayat: 90 . Yang kedua, dalam serial televisi Pokemon berikut kartu permainannya terdapat simbol seperti bintang David dan syiar-syiar Israel, Freemason serta ajaran Shinto. Dan jika anak-anak dalam masa pubertas “mengkonsumsi” tontonan seperti ini akan memberi dampak negatif dalam jiwa mereka yang membekas dalam kurun waktu sangat lama.
Dan ketiga, dalam serial Pokemon terdapat bahaya yang mengancam akidah anak-anak, karena di dalamnya terdapat ajaran Darwinisme yang menjejali pikiran mereka bahwa yang Kuat dapat bertahan hidup dengan menumpas yang Lemah sebagaimana mekanisme seleksi alam. Selanjutnya, Syaikh al-Qaradhawi memaparkan dampak negatif lainnya yang menyerang pikiran anak-anak sehingga mempengaruhi akhlak dan akalnya.
Dengan demikian, pernyataan saintis Muslim sekelas Harun Yahya berikut tandasan Sang Mufti sekaliber Syaikh Yusuf al-Qaradawi, memperkuat argumen bahwa tulisan ini bukan sekedar lebay belaka. Tulisan ini hanyalah respon spontan yang mencoba untuk membuka celah kecil dari sekian banyak kebenaran yang tersembunyi, supaya kita umat Islam tidak terus-menerus dikelabuhi oleh media massa yang ingin memperbudak kita. Dan agar kita tidak selamanya dijadikan bahan tertawaan oleh kaum atheis-propagandis yang terlalu lama mempermainkan kita. Wal-akhir, semua kembali kepada pribadi kita masing-masing untuk bangun dan sadar akan tipuan yang terus mengepung di sekeliling kita. Wallahu Ta’ala A’lam bi-s-Shawab.
Oleh: Musa Yusuf
YM & FB: yusuf_677@yahoo.com
=========================================
Referensi:
  • Al-Qur’an al-Karim dan Terjemahannya
  • Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad al-Qurthuby, “Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an”
  • Abu al-Husain bin al-Hajjaj bin Muslim (Imam Muslim), “Al-Jami’ al-Shahih (Shahih Muslim)”
  • Abu al-Fida’ Ismail bin Umar bin Katsir al-Dimasyqi (Ibnu Katsir), “Qashash al-Anbiya’”
  •  Abu al-Fida’ Ismail bin Umar bin Katsir al-Dimasyqi (Ibnu Katsir), “Tafsir Al-Qur’an al-Adzim”
  • Abu Ja’far Muhammad bin Jarir al-Thabary, “Jami’ al-Bayan fi Ta’wil Al-Qur’an”
  • Adian Husaini, “Nurcholish Madjid: Kontroversi Kematian dan Pemikirannya” (.ppt file)
  • Adnin Armas, “Modernisasi dan Islamisasi” (.ppt file)
  • Harun Yahya, “Ancaman Global Freemasonry”
  • Harun Yahya, “Keruntuhan Teori Evolusi”
  • Harun Yahya, “Mengapa Darwinisme Beretentangan dengan Al-Qur’an?”
  • Harun Yahya, “Menyibak Tabir Evolusi”
  • Rizki Ridyasmara, “Codex; Konspirasi Jahat di Atas Meja Makan Kita”
  • Su’ud Shabry, “Al-Ifta’ ‘Inda Syaikh al-Qaradhawi, al-Manhaj wa al-Tathbiq”
  • The Arrival, a film by Noreagaa & Achernahr Production
  • Davidicke.com
  • Wikipedia.com

Membongkar propaganda Anti-Tuhan dalam film "X-Men First Class" (bagian 1)



Ukasyah
Jum'at, 25 November 2011 22:45:21
Hingga kini masih banyak orang yang menganggap bahwa film hanyalah sebuah tontonan yang bersifat konsumsi untuk sekedar hiburan semata. Menganggap jika film hanyalah sarana untuk melenturkan otot-otot syaraf dari ketegangan menghadapi rutinitas harian. Dan tidak sedikit publik yang mengingkari bahwa sebuah film ternyata banyak menyimpan pesan-pesan yang ingin ditanamkan secara halus oleh produsen di bawah alam sadar para penonton.
Dalam membahas perfilman, pikiran kita akan ditarik secara paksa kepada industri raksasa perfilman dunia bernama “Hollywood”. Karena dunia telah mengakui betapa hebatnya mereka membuat adegan film dengan skala teknologi animasi yang utra-canggih. Tapi kini, harusnya kita mulai membuka mata bahwa hasil karya mereka tercipta bukan tanpa maksud, film yang mereka ciptakan bukan terlahir di atas awang-awang semata, dan skenario yang mereka garap tercipta bukan by accident tapi by-design.
Jika hal ini kita sepakati, maka yang harus kita ketahui selanjutnya adalah; siapa yang “mendesain” sebuah film? Siapa orang-orang yang berdiri di balik layar besar Hollywood? Apa tujuan mereka? Ambisi serta langkah apa yang mereka tempuh untuk mencapai tujuan tersebut?
Dari pembacaan ini, penulis mencoba menjawab pertanyaan sederhana di atas melalui kacamata “X-Men First Class” yang merupakan salah satu “hasil karya” up-to-date yang cukup relevan untuk dijadikan batu pijakan guna memahami karya-karya Hollywood lainnya.
“X-Men First Class” adalah salah satu sub-tema terbaru di antara film X-Men lainnya semisal “X-Men The Last Stand” dan “X-Men the Origin: Wolverine” yang telah diproduksi tahun-tahun sebelumnya. Dalam film ini dikisahkan tentang awal-mula terbentuknya sebuah kumpulan Mutant di bawah naungan sekolah yang diasuh oleh Profesor X. Kisah X-Men sendiri berasal dari komik terbitan Marvel. Oleh karenanya, ketika diangkat ke layar lebar, 21st Fox Century harus menyertakan Marvel Entertainment dan Dune Entertainment sebagai mitra asosiasi guna menggarap film ini.
 
Dalam awal cerita, kita akan diperkenalkan dengan seorang anak kecil bernama Erik Lensherr dengan lokasi cerita di Polandia tahun 1944. Erik jua lah yang nantinya akan mengakhiri kisah dalam film ini. Boleh dikatakan, film ini secara garis besar ingin mengisahkan bagaimana lika-liku Erik dalam menjalani hidupnya. Rasa sedih, dendam, amarah dan ambisi yang ingin ia capai. Lantas, siapa sebenarnya Erik?
Jika mengikuti alur cerita, kita akan tahu bahwa Erik adalah Magneto Junior, hanya saja ini bukan yang akan kita bahas. Namun pembahasan kita terkait pesan-pesan tersembunyi yang diperankan oleh Erik dan lakon-lakon lainnya baik itu pesan berupa ucapan, kalimat, tindakan, maupun simbol.
Belum sampai dua menit, anda akan diperlihatkan sebuah simbol yang terdapat pada baju yang dipakai Erik, yang tentunya kita semua telah mengenal baik simbol ini. Ya, itu adalah logo heksagram, logo bintang David yang telah menjadi plakat resmi Zionisme Internasional. Sebuah simbol resmi bendera Israel. Simbol tersebut seolah menandakan bahwa dalam cerita ini, pergerakan Zionisme diperankan oleh Erik.
Perlu diketahui juga, bahwa Erik dan keluarganya dalam film ini dikisahkan sebagai tawanan Nazi, dan itu berhubungan erat dengan cerita konyol “Holocaust” dimana para Zionis berupaya untuk mengais simpati dunia bahwa mereka adalah kaum tertindas yang berhak “merebut” tanah Palestina. Namun tentu saja ini logika keliru, karena yang pernah menindas Israel adalah Jerman dan bukan Palestina.
Baik, kita “pause” adegan Erik sampai di sini, lalu kita beralih ke seting lokasi di Westchester New York tahun 1944. Disini kita akan menyaksikan sebuah adegan dimana seorang anak kecil bernama Charles Francis Xavier tidur lelap di atas kasurnya, ia lalu terhenyak kaget ketika mendengar suara mencurigakan datang dari arah dapur. Kontan Charles Xavier beranjak dari ranjang untuk memastikan suara apa itu? Setibanya di dapur ia baru tahu, ternyata ada maling kecil yang menyusup ke rumahnya untuk mencuri makanan.
Pencuri tersebut tak ubahnya seorang Mutant bertubuh biru dengan kemampuan mengubah wujudnya seperti siapa saja, layaknya iblis yang mampu berubah wujud dan menyamar. Tapi jika diperhatikan lebih detail lagi, ternyata lantai dapur di rumah Xavier tersebut memiliki motif yang sudah tidak asing lagi, yaitu “Checkered Floor” alias lantai hitam-putih ciri khas Freemason yang selalu menjadi motif lantai dalam loji tempat mereka “beribadah”.
Lantai hitam-putih dalam keyakinan Freemason diyakini sebagai simbol persilangan dua alam, yaitu alam nyata dan alam gaib, atau lebih tepatnya; antara alam manusia dan alam jin (al-tsaqalain). Lantai hitam-putih acap kali disisipkan dalam perfilman dan konser musik. Dalam adegan kali ini, terlihat jelas bahwa Xavier –sebagai manusia– tengah “bertemu” dengan Raven, sebuah makhluk bertubuh biru yang dikesankan seperti jin.
Albert Pike, seorang Freemason derajat-33 dan juga pendiri gerakan rasialis KKK (Ku Klux Kan) menyatakan bahwa Freemason hampir seluruhnya diasaskan oleh Kabbala. Artinya, ritual kaum Mason tak kan jauh dari praktik sihir berikut simbol-simbol warisan paganisme Babilon dan Mesir kuno. Motif “lantai hitam-putih” juga digunakan pada adegan ketika Erik –yang telah dewasa– berada di sebuah bar di Villa Gesell-Argentina ketika mencari Sebastian Shaw.
Dan jika kita kembali lagi ke kamar Xavier persis sebelum adegan pertemuannya dengan Raven, maka perhatikan apa yang terdapat di atas meja di dekat ranjang Xavier. Di situ terdapat tiga buah foto, dan penulis yakin, setidaknya publik sangat akrab dengan dua wajah dari ketiga foto itu, yang satu sebelah pojok kiri adalah Charles Darwin, dan yang sebelah pojok kanan adalah Albert Einstein. Apa hubungannya dengan Xavier? Lantas, mengapa ada persamaan dengan nama depan mereka; “Charles” Darwin dan “Charles” Xavier? Dan apakah semua itu kebetulan?
Untuk ukuran seorang anak kecil, lebih cocok jika Xavier meletakkan foto kedua orang-tuanya di figura tersebut, karena sungguh janggal jika seorang anak SD meletakkan foto Darwin dan Einstein dalam bingkai foto privat seolah kedua orang tersebut adalah orang tuanya. Mungkin jika sepintas dilihat, penonton tidak terlalu memperhatikan foto tersebut, dan terbesit jika itu hanyalah foto-foto famili atau orang tuanya, namun sekali lagi, itu bukanlah foto keluarganya, lantas kenapa harus Darwin dan Einstein foto yang dipilih sang sutradara untuk diletakkan di atas meja Xavier?
Dari empat hal inilah setidaknya kita akan mengetahui pesan rahasia yang tersembunyi dalam film X-Men First Class ini, pertama adalah logo Heksagram (bintang David) yang mewakili gerakan Zionisme, kedua adalah lantai hitam-putih sebagai simbol gerakan Freemasonry, ketiga adalah Charles Darwin dan keempat adalah Albert Einstein. Hingga akhir cerita film ini, semua akan berkait-kelindan dengan empat unsur tersebut, saling berhubungan dan menuju kepada sebuah pesan subliminal yang dibisikkan secara halus ke dalam pikiran jutaan penonton.
Darwinisme; dari Evolusi Hingga Mutasi
Penulis akan memulainya dengan Charles Darwin terlebih dahulu. Mendengar namanya, seketika kita akan teringat tentang teori evolusi. Dan jika kita pernah belajar Biologi di bangku sekolah tentang adanya seleksi alam, yaitu pertarungan antar makhluk hidup guna mempertahankan spesis masing-masing, maka lupakan teori tersebut. Atau jika kurikulum yang kita pelajari dulu mencekoki kita tentang bagaimana manusia berevolusi dari kera menjadi manusia, maka buang jauh-jauh dogma itu dan jangan diwariskan kepada keturunan kita. Cukup sampai di sini kita ditipu mentah-mentah oleh teori Darwin ini.
Darwinisme sejatinya ingin menegaskan bahwa alam ini tercipta secara kebetulan tanpa adanya The Creator. Dalam kamus akidah Islam, kata “kebetulan” itu tak pernah ada, karena itu bertentangan dengan pokok Iman terhadap Qadha’ dan Qadar. Selanjutnya, teori Darwin ini kemudian menjadi filsafat materialisme dan rasisme yang diadopsi oleh Neo-Fir’aun semacam Adolf Hitler. Hitler beranggapan bahwa bangsa Aria adalah ras unggul yang paling berhak memiliki dan mengatur dunia. Maka jangan heran jika dalam film yang tengah kita kupas ini, berkali-kali ditampilkan simbol Nazi yang nota-bene adalah kendaraan Hitler sekaligus piranti untuk menerjemahkan filsafat Darwin dalam bentuk Perang Dunia-II.
Selain swastika Nazi, di sini juga dapat dijumpai simbol komunisme berupa “Palu dan Celurit”. Dan jika kita bahas tentang komunisme, lazimnya kita merujuk kepada penggagas komunisme itu sendiri yaitu Karl Marx. Dialah orang pertama yang memahami sumbangsih besar Darwin terhadap paham materialisme. Karl Marx menunjukkan simpatinya kepada Darwin dengan mempersembahkan karya terbesarnya “Das Kapital” kepada Darwin. Dalam edisi bahasa Jerman dari buku tersebut, yang ia kirim kepada Darwin ia menulis: “Dari seorang pengagum setia Charles Darwin”. Maka tak heran jika Karl Marx pernah berujar bahwa “Agama adalah candu”. Karena Marxisme sejatinya merupakam paham yang menolak keterlibatan agama dalam urusan dunia. Itu sebabnya, ajaran evolusi yang juga menafikan paham ketuhanan ini searah dengan jalur pemikiran Karl Marx.
Teori dan konsep evolusi secara vulgar ditegaskan dalam film ini, jelas tersirat dalam percakapan antara Erik dengan Schmidt (juga dipanggil Sebastian Shaw) –yang merupakan pejabat Nazi– ketika ia bertutur kepada Erik,
“Genes are the keys that unlocks the door to a new age, Erik. A new future for mankind. Evolution.”
(Gen adalah kunci untuk membuka pintu menuju era baru, Erik. Masa depan baru bagi umat manusia. Evolusi.)
Dalam scene tersebut, Sebastian memaksa Erik untuk mengeluarkan kemampuannya, memaksa Erik untuk menjadi pengikutnya, demi sebuah tujuan, yaitu membuka tata dunia baru (New Age) yang ia sebut sebagai “Evolusi”. Evolusi dalam tafsiran Nazi berarti merujuk kepada teori Darwin bahwa sebuah spesis yang unggul dan kuat untuk tetap survive harus membunuh spesis lainnya yang lebih rendah dan lemah. Inilah yang kemudian disebut sebagai “Teori Eugenetika”, yaitu membuang orang-orang berpenyakit dan cacat, serta “memperbaiki” ras manusia dengan memperbanyak jumlah individu sehat. Sebagaimana hewan jenis unggul dapat dibiakkan dengan mengawinkan induk-induk hewan yang sehat, maka berdasarkan teori ini, ras manusia pun dapat diperbaiki melalui cara yang sama.
Ideologi Darwin yang dianut Nazi terbaca jelas dalam buku Adolf Hitler berjudul Mein Kampf (perjuanganku), dimana Hitler termasuk golongan yang “terilhami” oleh teori seleksi alam tersebut. Hingga pada rapat umum partai Nazi di Nuremberg tahun 1933, Hitler mengumandangkan bahwa: “Ras yang lebih tinggi memperbudak ras yang lebih rendah…”
Selain “Evolusi”, pada percakapan di atas juga disebutkan tentang “New Age” sebagai konsep masa depan umat manusia. di sini penulis akan sedikit menyinggung tentang hakekat “New Age” dan “New Age Movement”. Istilah ini digunakan sejak 1809 oleh William Blake yang menggambarkan era kedatangan kemajuan spiritual dan artistik. Gerakan New Age adalah gerakan spiritual Barat yang dikembangkan pada paruh kedua abad-20. Ajaran utamanya memiliki gambaran sebagai pemaduan kedua tradisi spiritual metafisik Timur dan Barat yang bertujuan untuk menciptakan spiritualitas tanpa batas atau dogma yang inklusif dan pluralistik (terbuka dan mejemuk). New Age juga menekankan bahwa pikiran, tubuh serta roh saling berkaitan, meyakini adanya suatu bentuk Monisme (realitas fundamental; mungkin itu Tuhan, jiwa atau materi) serta kesatuan seluruh alam semesta.
Menurut penulis Nevill Drury, asal-usul gerakan ini dapat ditemukan pada abad 18 dan 19, terutama melalui karya-karya esoteris Emanuel Swedenborg, Franz Mesmer, Helena Blavatsky dan George Gurdjieff, yang meletakkan beberapa prinsip filosofis dasar yang kemudian mempengaruhi gerakan ini. Beberapa elemen gerakan New Age awalnya muncul di abad-19. Seperti dalam gerakan Metafisis semacam Spiritualisme, Teosofi dan New Thought. Dan dalam gerakan pengobatan alternatif seperti Chiropractics dan Naturopati. Gerakan-gerakan ini memiliki akar di berbagai tradisi esoterik atau okultisme (ilmu gaib) Barat, seperti seni hermetik astrologi, sihir, alkimia, dan Kabbalah.
Dalam kesimpulannya, kita akan mengetahui bahwa New Age adalah semacam keyakinan yang bersifat plural dan general. Hal tersebut tergambar jelas dalam deskripsi konsep Theisme yang mendefinisikan Tuhan sebagai gagasan abstrak bersifat umum yang dapat dipahami dalam banyak cara. Sedangkan dalam konsep hubungan interpersonal, penganut gerakan New Age mengakui secara penuh kesetaraan kaum perempuan dalam segala aspek kehidupan. Dan mengakui segala jenis orientasi seksual seseorang baik heteroseksual, homoseksual (gay/lesbian) hingga biseksual. Sama halnya dalam masalah gender, apakah seseorang tersebut cisgender, transgender, atau interseksual yang semuanya ditujukan sebagai sarana pengembangan spiritual.
Puncaknya, kita akan mengetahui hakekat New Age dari konsep “Eklektisisme”nya yang menyatakan bahwa spiritualitas New Age dicirikan oleh pendekatan individu untuk praktek spiritual dan filsafat serta penolakan doktrin agama. “Eklektisisme” sendiri adalah upaya untuk melakukan pilihan serta penggabungan antara beberapa bagian dari bermacam-macam aliran dan corak dari filsafat. New Age Movement sepintas mungkin terdengar rumit, tapi inti daripada gerakan ini adalah penolakan terhadap segala jenis agama dan dogma dengan merobohkan tembok pembatas antar akidah dengan cukup memaknai hidup secara esensial saja.
Di Indonesia, gerakan seperti ini terwujud dalam beberapa pokok dogma seperti Liberalisme-Pluralisme-Sekularisme. Karena dalam asumsi mereka semua agama itu sama. Shalat itu yang penting esensinya yaitu dzikir dan ingat kepada Tuhan dan tidak perlu menggunakan ritual semacam ruku’ dan sujud. Pada konsep selanjutnya mereka juga menciptakan produk bernama “Fikih Lintas Agama” yang merupakan kajian absurd karena memaksakan adanya “Fikih” di setiap agama. Padahal jelas, Ilmu Fikih itu sendiri hanya dimiliki Islam, lantas bagaimana mungkin tercipta sebuah “lintasan” multi-agama jika terma Fikih sendiri tak pernah dikenal oleh non-Muslim?.
Baik, itulah gambaran singkat tentang New Age. Selanjutnya kita akan kembali mengulas percakapan antara Sebastian dan Erik, yaitu saat Sebastian Shaw menegaskan kepada Erik,
“It’s a simple thing I ask of you. A little coin is nothing compared to a big gate.”
(Ini hanya perkara sederhana yang kuminta darimu. Koin kecil tak ada apa-apanya dibandingkan pintu gerbang yang besar).
Dalam percakapan ini Sebastian mengungkapakan kata “Big gate”. Sebuah “Gerbang Besar” yang akan mengantarkan umat manusia kepada New Age, atau lebih tepatnya New World Order dengan cara evolusi, bertarung, membunuh, dan bertahan. Ini berhubungan erat dengan adegan-adegan selanjutnya, tentang Depopulasi Penduduk, tentang pemusnahan ras manusia secara massal. Hanya saja di paragraf ini penulis ingin kembali menyoroti tentang kata “Big Gate” tersebut.
Dalam film-film Hollywood lainnya, kesan “Big Gate” sering ditampilkan dengan dua buah menara kembar. Bahkan selain lantai hitam-putih, “dua tiang” atau “menara ganda” juga terdapat di altar loji para Freemason.
“Dua tiang” yang disebut dengan Boaz and Jachin ini juga diyakini sebagai representasi dari The Gate of Solomon Temple.
Namun dalam film ini, Big Gate lebih dikesankan sebagai gerbang menuju Tata Dunia Baru, untuk membukanya seseorang harus rela berkorban dan memberikan tumbal. Tapi pengorbanan kecil tersebut tak sebanding dengan kenikmatan yang akan diraih nanti tatkala Gerbang tersebut terbuka. Dalam adegan ini, “Gate” hanya digambarkan dengan sebuah pintu kaca sederhana. Lalu, setelah Sebastian membunuh ibu Erik –sebagai tumbal– dan mampu memancing Erik mengeluarkan kemampuan mutant-nya, ia pun mengajak Erik memasuki “dunia barunya” seraya berkata,
“Outstanding, Erik! So we unlock your gift with anger. Anger and pain. You and me, we’re going to have a lot of fun together.”
(Luar biasa, Erik! Kita telah membuka bakatmu lewat amarah. Amarah dan rasa sakit. Kau dan aku, kita akan banyak bersenang-senang).
Jika kita telah memahami hal ini, maka film-film Hollywood lainnya pun tak jauh beda karena di balik semuanya terdapat oknum yang sama, yaitu Freemason. dan mereka hanya mengubah sedikit bentuk gerbangnya sesuai dengan alur cerita, namun semua “Gate” yang ditampilkan menuju makna yang sama; yaitu mediasi penghubung antara dua dimensi atau kehidupan.
Kembali kepada teori Darwin tentang seleksi alam, doktrin ini cukup mendapat ruang yang luas dan berhasil merekrut banyak pengikut pada akhir abad ke-19 di saat masyarakat masih terbelakang dan “mudah dibohongi”, hingga akhirnya disadari bahwa seleksi alam tidak mampu mendorong terjadinya evolusi, akhirnya para penganut Darwinisme (kaum evolusionis) memunculkan konsep “Mutasi” dalam teori mereka di abad ke-20. Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada gen (DNA) makhluk hidup karena pengaruh luar seperti radiasi. Evolusionis menyatakan perubahan ini menyebabkan organisme berevolusi.
Akan tetapi, berbagai penemuan ilmiah menolak pernyatan ini, sebab semua mutasi yang pernah diketahui hanya menyebabkan kerugian pada makhluk hidup. Semua mutasi yang terjadi pada manusia mengakibatkan kelainan mental maupun fisik seperti Down Syndrome, tubuh pendek, atau penyakit lain seperti kanker. Dengan demikian, mutasi adalah kecelakaan genetis yang terjadi pada makhluk hidup. Sama halnya dengan segala jenis kecelakaan, mutasi hanya menyebabkan gangguan dan kerusakan. Itu artinya, evolusi melalui mutasi adalah hal yang mustahil.
Kisah X-Men sendiri adalah cerita tentang sekumpulan manusia yang terkena mutasi (Mutant). Para Mutant ini selalu menyembunyikan jati diri mereka agar terlihat normal. Namun anehnya, Mutant di sini digambarkan sebagai orang yang justru memiliki talenta dan kelebihan tersendiri, seperti dapat menghilang, memiliki telepati, dapat terbang, pengatur badai, memiliki tenaga magnet, dan seterusnya. Padahal, proses mutasi seharusnya menjadikan seorang Mutant menjadi cacat. Maka bukanlah kebetulan jika dalam film ini konsep mutasi kembali ditegaskan oleh Sebastian Shaw saat menunjukkan kemampuan mutasi Emma kepada Kolonel Hendry dalam kalimatnya,
“Magnificent, isn’t she, Bob? Genetic mutation, the evolution of Human Genome.”
(Luar biasa kan? Mutasi genetik, evolusi gen manusia).
Sebastian dalam cerita ini adalah tokoh antagonis utama yang ingin mengadu-domba antara Amerika dan Rusia agar terjadi perang antar mereka. Sebastian memiliki tiga mitra loyalis, di antaranya adalah Azazel, seorang Mutant berwujud red devil karena berkulit merah dan memiliki ekor yang runcing. Hanya saja ia tak bertanduk. Kata “Azazel” sendiri, merupakan sebutan untuk Iblis dedengkotnya setan yang menolak sujud kepada Nabi Adam ‘alaihissalam. Jika kita rujuk kepada kitab-kitab tafsir –semisal karangan Imam al-Qurthuby, Ibnu Katsir dan Imam al-Thabary– kita akan mendapatkan atsar Abdullah bin Abbas yang mengatakan bahwa iblis sebelum melakukan maksiat ia bernama Azazel (عزازيل), namun ketika menolak perintah Allah, ia pun dilaknat dan disebut sebagai; iblis. Kata “iblis” secara linguistik berarti “yang terputus rahmatnya dari Allah”. Namun jika melihat indikator lainnya tentang kentalnya corak Darwinisme, penggunaan tokoh Azazel dalam film ini lebih ditujukan kepada penolakan akan penciptaan Nabi Adam itu sendiri.
Selain Azazel, Sebastian juga memiliki asisten bernama Emma. Seorang wania Mutant yang mampu membaca dan mengkontrol pikiran orang lain (mind control) layaknya kemampuan yang dimiliki Charles Francis Xavier (Professor X). Namun yang menarik adalah, istri Charles Darwin ternyata juga bernama Emma, dan putera Charles Darwin yang menulis buku “The Life and Letters of Charles Darwin” bernama Francis. Lagi-lagi kita bertanya, Apakah ini semua kebetulan? “Charles”, “Francis”, “Emma”? Lantas apa maksud di balik semua ini?
Merujuk lagi masalah mutasi, motif seperti ini sama persis dengan cerita rekaan Hollywood lainnya, dimana proses mutasi atau musibah yang menimpa seseorang  justru menjadikan mereka menjadi super hero. Seperti kisah Peter Parker yang digigit laba-laba berdampak justru bukan negatif, tapi malah memberikan kekuatan laba-laba hingga bisa menjadi Spiderman. Atau Clark Kent yang terkena radiasi Crypton bukannya cacat tapi malah menjadi Superman. Memang benar semua ini adalah kisah fiktif, tapi sekali lagi, cerita bohongan tersebut berhubungan erat dengan konsep evolusi. Dan jika modus ini diulang dan terus diulang, maka secara perlahan publik dengan sendirinya akan membenarkan konsep mutasi-evolusi tanpa disadari.
Maka jika dipahami, film X-Men ini sebenarnya disokong oleh kaum evolusionis-materialis. Dan konsep dari evolusi –sebagaimana yang dituturkan Darwin dalam bukunya “The Descent of Man”– yaitu mengajarkan bahwa manusia dan kera berasal dari satu nenek moyang yang sama. Para pengikut Darwin juga telah berusaha untuk memperkuat kebenaran pernyataan tersebut. Tetapi, walaupun telah melakukan berbagai penelitian, pernyataan “evolusi manusia” belum pernah dilandasi oleh penemuan ilmiah yang nyata khususnya di bidang fosil.
Tapi, meskipun kaum Darwinis tak pernah berhasil menyadurkan bukti ilmiah untuk membuktikan teori mereka, mereka sangat berhasil dalam satu hal; yaitu Propaganda! Mereka sangat ahli berbohong dengan menciptakan fosil palsu dengan mengkombinasikan antara tengkorak Simpanse dengan rahang manusia. Mereka adalah orang-orang yang ahli berkonspirasi dengan menciptakan “Pohon Evolusi Manusia” yang menggambarkan penjelmaan manusia dari kera. Dan mereka tidak hanya licik berdusta, namun juga mampu menjejali pikiran kaum cendikia dengan ideologi ini melalui institusi pendidikan dan kurikulum sekolahan.
Manipulasi gambar dan fosil hingga sekarang masih menjadi trade-mark Darwinisme. Dalam film ini, unsur tersebut ditampakkan secara jelas dalam ruang belajar Charles Xavier. Dimana Xavier berperan sebagai profesor muda dalam bidang genetik dari Universitas Oxford, sebuah Universitas kawakan dunia tempat melahirkan kaum intelek. Hanya saja yang ingin ditegaskan dalam film ini, bahwa Xavier adalah seorang Darwinis, dan teori Darwinisme adalah konsep ilmiah yang diakui kaum saintis terpelajar.
Roger Morneau, salah seorang mantan anggota perkumpulan rahasia penyembah setan dalam sebuah  wawancara eksklusif –yang kemudian rekaman videonya diadopsi The Arrivals part-31 (The Great Deception)– membeberkan sebuah fakta mengejutkan terkait agenda yang dicanangkan secret society tersebut dalam upaya menghilangkan keyakinan terhadap Tuhan melewati teori evolusi. Roger dalam wawancara tersebut berujar, “…To destroy the bible without burning it through the theory of evolution.” (Memusnahkan bibel tanpa membakarnya yaitu dengan memperkenalkan teori evolusi manusia). Bibel sesat yang telah diselewengkan itu saja hendak diberangus ajarannya, bagaimana dengan Al-Qur’an yang masih orisinil serta di dalamnya terdapat hidayah dan hikmah? Tentu saja “penanggulangannya” akan lebih ekstra.
Roger kemudian menegaskan bahwa setan secara langsung mengajari Darwin perihal teori ini, seraya berkata, “Satan taught Charles Darwin personally in setting up the principles of the theory of evolution.” (Setan telah mengajari Charles Darwin secara langsung dalam membangun prinsip teori evolusi). Lalu ia mengukuhkan, bahwa setiap orang yang mengajarkan teori ini akan mendapat “hadiah” istimewa dari setan sendiri, “Anyone teaching the theory of evolution is considered to be a minister of that great religious system.” (Siapa saja yang mengajarkan teori evolusi ini, dianggap sebagai seorang menteri dalam sistem “agama” ini).
Kemudian untuk lebih detailnya, lihatlah materi yang dipelajari Charles Xavier serta cermatilah adegan saat Xavier membaca buku bahan thesisnya tersebut. Ia membaca,
“To Homo neanderthalensis, his mutant cousin Homo sapiens, was an aberration. Peaceful co-habitation, if ever it existed, was short lived. Records show, without exception that the arrival of the mutated human species in any region was followed by the immediate extinction of their less evolved kin.”
(Bagi species  Hominian, sepupunya  yang bermutasi, Homo Sapiens (manusia) adalah penyimpangan. Kehidupan damai bersama di antara keduanya, jika pernah ada, hanya berlangsung singkat. Catatan sejarah, tanpa terkecuali, menunjukkan kehadiran spesis manusia yang bermutasi di wilayah manapun akan diikuti dengan kepunahan spesis kerabat terakhir yang berevolusi).
Isi buku Xavier tersebut mengingatkan kita pada “pelajaran” tentang manusia purba yang ditemukan fosilnya di Mojokerto dan dinamakan “Pithecanthropus Erectus” atau sering disebut juga dengan “Homo Erectus”. Hingga di kemudian hari ditemukan tengkorak yang mirip dengannya di dekat desa Ngandong, yang juga terletak di lembah Bengawan Solo hingga dinamakan sebagai “Homo Soloensis”. Homo Erectus dan Homo Soloensis digambarkan sebagai manusia purba dengan peradaban primitif, kolot dan berfisik setengah kera. Padahal, dalam Al-Qur’an satu-satunya manusia kera adalah bangsa Yahudi yang melanggar perintah Allah kemudian dikutuk menjadi kera sebagai hukuman di dunia. Dan tentunya, mereka tidak berkembang-biak juga tidak mewariskan ke-Kera-annya kepada orang lain. (Lihat; al-Baqarah ayat 65, al-Maidah ayat 60 dan al-A’raf ayat 166).
Kajian “manusia purba” yang sama sekali tidak ilmiah tersebut menandakan bahwa Darwinisme telah mengakar kuat di bumi Nusantara sejak puluhan tahun silam. Dan ini bertentangan langsung dengan konsep dasar penciptaan manusia yang memiliki asal-usul dari Nabi Adam ‘alaihissalam. karena Nabi Adam semenjak diciptakan langsung diperkenalkan Allah dengan kosa-kata yang bahkan para Malaikat pun tidak tahu. Nabi Adam beserta Siti Hawa semenjak di Surga telah mengenal pakaian dan turun ke bumi pun dalam keadaan berpakaian. Keturunan pertama Nabi Adam, Qabil adalah seorang petani, dan Habil adalah penggembala. Yang artinya, mereka telah mengenal cocok-tanam dan ternak hewan. Manusia diciptakan dalam kondisi sempurna, berilmu, beradab dan bertuhan. Hingga zaman terus berjalan maka Bani Adam pun kian berkembang secara ilmu dan peradaban, bukan secara evolusi fisik ala Darwin.
Sejauh ini kita mampu membaca kemana arah film ini, dan dapat dipastikan bahwa aroma Darwinisme sangat kental dipaparkan dalam setiap adegannya. Lantas kemana ujung pangkal Darwinisme? Tidak lain semua akan berhenti pada “stasiun kemusyrikan” yang menyatakan bahwa dunia ini tidak diciptakan, melainkan terwujud dengan sendirinya. Tiada pencipta, yang ada hanyalah kebetulan semata. Oleh karenanya dapat kita terka dengan mudah apa maksud perkataan Erik dalam adegannya ketika mencari Sebastian Shaw,
“I’m looking for my creator.”
(Aku tengah mencari penciptaku)
Memang benar dalam cerita ini Erik “dibesarkan” oleh Sebastian. Kekuatan, kemampuan serta talenta mutasinya dikembangkan dan dibina oleh Sebastian. Itu sebabnya Erik menyebutnya sebagai “creator”. Hanya saja kata “looking for Creator” di sini lebih ditujukan sebagai cemoohan sinis dari kaum Darwinis untuk menyatakan bahwa Dzat Pencipta dan konsep penciptaan tidak pernah ada dalam kamus Darwinisme. Wallahu a’lam.
Dari pemaparan di atas akhirnya diketahui alasan sang sutradara memajang foto Darwin di kamar Xavier. Begitu juga dengan penamaan”Azazel”, “Charles”, “Francis” dan “Emma” menegaskan bahwa itu semua bukan “murni cerita” namun ada maksud di balik semuanya. Dalam film ini juga terdapat seorang tokoh Mutant bernama “Darwin” yang mampu memiliki insang dan merubah kulitnya menjadi batu. Hanya saja dia bukanlah pemeran utama sehingga tidak banyak diceritakan.
Setelah semua ini apakah kita masih menganggap ini semua sebagai “kebetulan” semata? Tentu saja tidak. Kita juga sadar, bahwa kemungkinan besar alasan sang sutradara menamakan tokoh pada film ini dengan nama-nama keluarga Charles Darwin, tidak lain sebagai penghormatan terhadap Darwin sekaligus ideologi materialis yang merupakan kredo bersama bagi kaum anti-Tuhan.
Bersambung Insya Allah…

Ratings and Recommendations

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Blogger Theme by Lasantha - Premium Blogger Templates | Affiliate Network Reviews