Jumat, 09 Maret 2012

Weekly Report (Pekan ke-1/Maret 2012) Tentara AS Bakar Al Qur’an dan Detik-detik Kekalahan Amerika di Afghanistan


M. Fachry
Kamis, 8 Maret 2012 16:29:31
Weekly Report - Ini babak baru jihad Afghanistan. Koalisi Zionis Salibis Internasional yang menginvasi bumi jihad Afghanistan pasca peristiwa 11 September 2011 ternyata tidak mampu untuk bertahan lebih lama lagi di negeri Taliban tersebut. Imarah Islam Afghanistan pada hari ahad 15 Januari 2012 secara resmi merilis kemenangan mereka terhadap perang yang telah berlangsung selama satu dekade tersebut.
Kini, seorang tentara Afghan bahkan berani menembak mati tentara salibis AS. Kaum Muslimin Afghanistan pun semakin muak dan marah besar kepada seluruh tentara salibis AS, terutama pasca pembakaran Al Qur’an di pangkalan udara AS di Bagram. Inikah detik-detik kekalahan Amerika di Afghanistan dan dimulainya kemenangan formal Imarah Islam Afghanistan atas seluruh wilayah Afghanistan?
Al-Qur’an dibakar, Tentara Afghan Tembak mati Tentara Salibis AS     
Sebuah fenomena baru terjadi di bumi jihad Afghanistan. Tentara Afghanistan, yang selama ini diketahui sebagai antek tentara Salibis AS dan sekutunya, tiba-tiba berbalik menyerang tuannya. Pada hari Kamis (23/2/2012), seorang tentara Afghanistan menembak mati dua tentara Salibis AS, di distrik Khogyani, provinsi Nangarhar, Afghanistan.
Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Penyulut kesadaran tentara Afghanistan untuk menghabisi tentara AS dikarenakan tindakan keji tentara salibis AS yang membakar Al Qur’an dan sejumlah besar materi keIslaman, pada hari Senin malam (20/2/2012) di pangkalan udara AS di Bagram. Tindakan ini sontak menyulut kemarahan seluruh kaum Muslimin di dunia, terutama rakyat Afghanistan, termasuk para tentaranya.

Al-Qur'an yang dibakar oleh tentara salibis Amerika di Afghanistan
Sehari pasca insiden penghinaan terhadap Islam dan kaum Muslimin tersebut, kaum Muslimin Afghanistan melakukan protes besar-besaran dan mengepung pangkalan udara Bagram untuk mengutuk tindakan barbar tentara salib tersebut. Rakyat Afghan marah. Al Qur’an, kitab suci mereka, kitab suci kaum Muslimin di seluruh dunia, pantang dilecehkan, karena Al Qur’an adalah kalamullah. Selain itu, pembakaran Al-Qur'an adalah sebuah bentuk penghinaan terhadap Islam yang pelakunya dapat dijatuhi hukuman mati.
Setelah insiden tersebut, hari-hari di Afghanistan dihiasi dengan aksi protes terhadap tindakan pelecehan tentara salib AS, yang puncaknya adalah penembakan tentara salib AS, oleh tentara Afghanistan.
Pada hari Kamis, 23 Februari 2012, seorang tentara Afghan yang bergabung dalam aksi protes, berhasil menembak mati dua tentara salibis AS, di distrik Khogyani, provinsi Nangarhar, Afghanistan.
"Seorang individu mengenakan seragam Tentara Nasional Afghanistan berbalik senjata melawan tentara ISAF di Afghanistan timur hari ini, menewaskan dua anggota," kata pimpinan NATO-ISAF dalam sebuah pernyataan singkat, dilansir presstv.
Para pejabat Afghan mengatakan, bahwa tentara itu membunuh tentara AS karena marah atas tindakan pasukan salib AS membakar Al-Qur'an. Setelah berhasil menembak tentara salib, ia melarikan diri.
Di hari Selasa (21/2/2012) sehari pasca insiden pelecehan tersebut, ratusan warga Afghanistan melakukan protes di dua lokasi di sekitar Kabul. Mereka marah karena mendengar laporan bahwa pasukan salibis NATO telah membakar terjemahan Al Qur'an.
Para pengunjuk rasa berteriak "Allahu Akbar, Allahu Akbar!" mengepung pangkalan udara AS di Bagram dan menembakkan ketapel dan melemparkan bom molotov. Pengawal di pangkalan udara yang terletak sekitar 60 Km dari Kabul, menanggapi dengan menembakkan peluru karet dari sebuah menara pengawas, ujar seorang wartawan foto AFP.
"Mereka berdemonstrasi setelah pembakaran Al Qur'an di pangkalan tersebut," ujar pejabat boneka setempat kepada AFP.

Protes kaum Muslimin Afghanistan terhadap Pembakaran Al Qur'an oleh tentara merika di Afghanistan
Siddiq Siddiqi, seorang juru bicara Menteri Dalam Negeri mengonfirmasikan adanya demonstrasi dan mengatakan bala bantuan dikirim ke lokasi kejadian untuk mencegah kekerasan.
Protes lainnya juga pecah di distrik Pul-e-Charkhi, Kabul yang tak jauh dari pangkalan utama NATO di jalan Jalalabad, 500 orang turun ke jalan dalam protes tersebut.
Aksi protes dan kemaraham rakyat Afghan semakin membesar.Ribuan rakyat Aghan mengadakan demonstrasi di kota Kabul dan meneriakkan slogan-slogan anti-AS, mengutuk tindakan pasukan salibis AS yang telah mencabik-cabik dan membakar salinan kitab Suci Al-Qur'an, seperti yang dilaporkan presstv.
Selama empat hari berturut-turut protes pembakaran Al Qur’an oleh pasukan AS salibis terus terjadi, khususnya di pangkalan udara Bagram, Afghanistan. Selain itu, protes pembakaran Al-Quran pada hari Jum'at (24/2/2012) juga dilakukan di provinsi Khost, dimana ribuan rakyat Afghan masih sangat marah dan menyerang pangkalan salibis AS-NATO.
Rakyat Afghan yang kemarahannya masih meledak-ledak menyerbu terminal suplai pasukan AS-NATO dan membakar setidaknya 18 tanker minyak ditempat yang menyebabkan kerugian materi besar bagi pasukan salib dan boneka-boneka mereka.
Rakyat Afghan juga menyerang Kantor Polisi dan Departemen Lalu Lintas dan membakar bangunannya di kota Khost. Protes telah menyebar di provinsi-provinsi dan kota-kota besar di seluruh Afghanistan selama empat hari berturut-turut, meskipun para Tentara dan Polisi boneka melakukan pengangkapan massal dan menembaki rakyat Afghan selama protes berlangsung.
Namun rakyat Afghan tidak takut. Mereka adalah kaum Muslimin pemberani dan tangguh. Dengan tangan terkepal ke atas, meneriakkan Allahu Akbar, wajah mereka marah atas tindakan keji tantara salib AS, membakar kitab suci mereka. Hanya satu kata yang terlontar dari wajah-wajah mereka, usir tentara AS dari bumi Afghanistan!
Pada hari yang sama, ribuan rakyat Afghan juga turun ke jalanan kota Kabul, Nangarhar, dan Kapisa. Mereka meneriakkan slogan-slogan anti AS-NATO dan para boneka rezim, mengutuk mereka dengan keras karena telah melakukan dan membiarkan pembakaran salinan kitab suci Al-Quran yang merupakan tindakan barbar dan penghinaan terhadap Islam dan kaum Muslimin di seluruh dunia. Mayoritas rakyat Afghan juga mendesak penarikan pasukan penjajah asing dari Afghanistan. Sementera itu, presstv melaporkan bahwa jumlah tanker AS-NATO yang dibakar adalah 20 tanker minyak.
Di tempat lain, yakni di distrik Khanabad, provinsi Kunduz, protes juga dilakukan, pada hari Ahad pagi (26/2/2012). Rakyat Afghanistan meneriakkan slogan-slogan anti AS dan anti Karzai.
Protes tersebut dilakukan di seluruh Khanabad dan distrik Imam Sahab dan mereka meneriakkan, "Pasukan penjajah asing selamanya melakukan penghinaan terhadap kesucian agaman kami dan menghina rakyat kami dan semua pasukan penjajah harus meninggalkan negara kami secepat mungkin!."
Seorang rakyat Afghan yang ikut dalam protes, yang sangat geram dengan pasukan salibis dengan berani menyerang pangkalan militer gabungan pasukan salib AS-pasukan boneka Afghan, ia membunuh dua tentara salibis AS dan melukai 22 lainnya termasuk 15 tentara boneka dan 7 tentara salibis AS.
Sebelumnya pada (23/2), seorang tentara Afghan yang membelot membunuh 10  tentara salib di pangkalan udara AS di Bagram pada saat protes berlangsung.
Pada (25/2), dua Mujahidin Taliban yang gagah berani membunuh empat petinggi militer AS di dalam gedung Kementrian dalam Negeri di Kabul. Allahu Akbar!
Tentara salib AS minta maaf, dan ketakutan!
Sementara itu, pasca insiden yang menggentarkan tersebut, komandan salibis AS di Afghanistan, Jn. John Allen, dengan mudahnya mengeluarkan permintaan maaf atas laporan tindakan barbar pasukannya itu.
"Saya menawarkan permintaan maaf saya yang tulus untuk setiap pelanggaran ini yang mungkin telah menyebabkan masalah, kepada Presiden Afghanistan, pemerintah Republik Islam Afghanistan, dan yang paling penting, untuk orang-orang mulia dari rakyat Afghanistan," katanya.
Konyol! Semudah itukah kata maaf diluncurkan, setelah Al Qur’an dilecehkan, dan setelah bumi Afghanistan dihancurkan!
Statemen konyol dari Allen ini rupanya ditujukan untuk menghentikan kerusakan setelah insiden serupa yang akhirnya meletuskan kekerasan dan serangan terhadap orang asing dimainkan berulang kali di televisi Afghanistan.  Peristiwa seperti ini bukan pertama kalinya terjadi di Afghanistan dan kaum Muslim Afghanistan telah begitu marah terhadap pasukan asing yang sering melakukan pelecehan dan penghinaan terhadap Islam.
"Kami benar-benar menyelidiki insiden itu dan akan mengambil langkah untuk memastikan hal ini tidak pernah terjadi lagi," klaimnya.
Aksi berani tentara itu dilakukan setelah beberapa jam Mujahidin Imarah Islam Afghanistan, melalui juru bicaranya, Zabihullah Mujahid mengeluarkan pernyataan yang menyeru rakyat Afghan untuk menargetkan pasukan penjajah di pangkalan militer mereka dan membunuh orang-orang kafir Barat sebagai balasan atas pembakaran Al-Qur'an.
AS dan sekutunya tentu merasa ketakutan dengan peristiwa protes besar-besaran rakyat Afghanistan dan adanya penembakan tentara salibis AS oleh tentara Afghanistan. Selain itu, kondisi ini akan memperkuat mujahidin Imarah Islam Afghanistan, selain dukungan dan simpati dari rakyat Afghan.
Pejabat-pejabat yang berwenang AS telah mengumumkan bahwa semua penasehatnya akan mundur dari jabatan mereka di Kabul.  Pengumuman itu terjadi hanya beberapa jam setelah dua Mujahid menembak empat pejabat tingkat atas AS di tengah protes yang semakin memanas setelah pembakaran Al Qur'an oleh tentara salibis NATO di pangkalan udara Bagram.
Sabtu malam, Abd-ur-Rahmah dan rekannya, dua Mujahid pemberani Imarah Islam Afghanistan menembak dan membunuh perwira tinggi penasehat militer di gedung Kementrian Dalam Negeri di jantung kota Kabul, ibukota Afghanistan.
Abdurrahman yang bekerja di kementrian dalam negeri mengatakan mereka menargetkan penjajah Amerika pada malam itu sebagai respon atas penodaan terhadap Al Qur'an oleh penjajah AS di pangkalan Bagram dan sebagai cara terbaik tindakan balasan untuk menghujat kekerasan dan pelanggaran yang dirasakan rakyat Afghan oleh pendudukan asing, terutama pasukan teroris AS.
Abdurrahman menambahkan bahwa mereka sedang memberikan perlawanan kuat terhadap penjajah dan bonekanya di dalam fasilitas mereka sendiri.
Ini semua terjadi di tengah protes di seluruh negeri setelah Imarah Islam Afghanistan dalam sebuah pernyataan resmi yang dikeluarkan pada pekan lalu, meminta para pejabat yang bekerja untuk rezim boneka untuk mengetahui musuh sejati mereka dan menargetkan semua pasukan asing di seluruh negeri.
Inilah detik-detik kekalahan pasukan koalisi salibis zionis pimpinan AS di Afghanistan dan dimulainya kemenangan formal Imarah Islam Afghanistan atas seluruh wilayah Afghanistan, Insya Allah!
Imarah Islam Afghanistan, Semakin Berjaya!
Sahari pasca insiden pembakaran Al Qur’an oleh tentara salib AS, yakni pada hari Selasa (21/2/2012) Mujahidin Imarah Islam Afghanistan langsung mengeluarkan pernyataan resmi mengutuk tindakan barbar pasukan Amerika tersebut. Berikut pernyataannya :
Tadi malam, para penjajah Amerika, sesuai dengan karakteristik barbar mereka sekali lagi membakar salinan kitab suci kaum muslimin (Al-Qur'an) dengan tujuan penodaan dengan tindakan menyimpang, membangkitkan kemarahaan dari satu miliar Muslim di seluruh dunia termasuk Afghanistan .
Sejak invasi Afghanistan oleh orang-orang liar Amerika, ini hampir kesepuluh kalinya mereka telah melakukan tindakan barbar tersebut dan melanggar kesucian kaum muslimin di Afghanistan untuk pertahanan, yang bangsa Muslim Afghanistan telah berulang kali menunjukkan reaksi yang kuat dan turun ke jalan-jalan untuk melakukan protes di setiap sudut negeri.
Rezim boneka di Kabul yang didukung oleh Amerika, bukannya mendukung keyakinan rakyatnya dan mengutuk atau mencegah tindakan tersebut, malah mendukung mereka (musuh) dengan melecehkan, menembak dan membubarkan para demonstran Muslim dan menyiksa orang-orang Muslim Afghanistan dengan mendukung tindakan melanggar hukum dari orang Amerika.
Ini merupakan ketiga kalinya sejak dimulainya tahun ini yang mana penjajah Amerika telah melakukan tindakan tidak manusiawi dan tidak bermoral seperti: melawan keyakinan, adat dan budaya Islam darikaum Muslimin Afghanistan. Selain menodai jenazah mujahidin Afghanistan, mereka melakukan pelecehan terhadap anak-anak tak berdosa dan meninggalkan mereka terbakar dalam api karena serangan udara mereka.
Imarah Islam Afghanistan, sangat mengutuk penodaan dan pembakaran Al-Qur'an oleh penjajah Amerika, meminta kepada semua organisasi HAM untuk mencegah tindakan barbar dari orang Amerika untuk mengambil bagian dari tugas etika dan moral mereka dan untuk mengadili para penjahat yang melakukan pelanggaran bersejarah tersebut.
Secara khusus, Imarah Islam Afghanistan bahkan menuliskan sebuah pesan kepada para tentara Afghanistan yang telah dengan gagah berani membelokkan arah senjata mereka, yang semula ke arah mujahidin, kini diarahkan ke tentara salib AS dan sekutu-sekutunya. Berikut pesan tersebut.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa negara kita secara fisik di bawah pendudukan penjajah asing dan selama satu dekade telah diserang, negara kita menghadapi berbagai kejahatan dan kengerian. Demikian pula, agama kita telah berulangkali menghadapi peanggaran dan penghujatan, generasi muda kita sedang didorong ke arah kesesatan dan penyimpangan di bawah slogan "kebebasan' dan pintu baru korupsi sedang terbuka lebar setiap harinya, imitasi buta dari orang-orang kafir Barat telah masuk ke kota-kota dan desa, tabir kesopanan dan martabat seorang perempuan telah terangkat di bawah slogan 'hak-hak perempuan' dan ratusan kemalangan serupa lainnya menimpa setiap segi kehidupan dari awal invasi yang mendorong kita semakin jauh dari agama.
Semua ini adalah hadiah yang diberikan kepada kami oleh invasi Barat terkutuk yang memaksa kami di bawah nama demokrasi.  untuk mengubah keadaan ini, setiap individu dalam masyarakat kita harus melakukan tugas mereka karena merupakan kewajiban yang mengikat pada mereka baik agama maupun moral.
Sebuah kelompok dari kalangan masyarakat Afghanistan yang dapat memainkan peran sangat efektif dalam menurunkan perang asing adalah pemuda yang di bawah pembenaran cacat kini bergabung dan secara fisik telah hadir di jajaran aparat keamanan yang disebut polisi, tentara dan lainnya dalam rezim Kabul.
Kelompok ini walaupun telah salah dalam menentukan pilihan, mereka telah tidak berpihak pada oposisi terhadap pelopor kebenaran (Mujahidin) dan telah mengangkat senjata ke arah rakyat sendiri, tetapi tidak diragukan lagi bahwa terdapat anak-anak dari bangsa ini yang dengan berani berdiri untuk melawan penjajah asing.  Kesadaran, perbuatan dan tindakan dan niat para pemuda ini benar-benar layak mendapat pujian dari mujahidin Imarah Islam Afghanistan.
Imarah Islam Afghanistan menyerukan kepada semua pemuda yang berada di aparat keamanan rezim Kabul untuk memnuhi kewajiban agama mereka untuk bertobat dari dosa-dosa masa lalu dan merekam nama mereka dengan tinta emas dalam buku-buku sejarah Islam dan Afghanistan dengan memutar senjata mereka ke arah penjajah asing bukan rakyat sendiri sebagai bagian dari kesadaran Islam mereka, persaudaraan dan sebagai bagian dari kehormatan nasional untuk membalas dendam atas penindasan selama satu dekade oleh penjajah asing kafir dan merekam nama mereka dalam jajaran prajurit Islam.
Para pemuda ini harus menyadari bahwa ini adalah kesempatan terbaik untuk mendapatkan kesuksesan dunia dan
Imarah Islam Afghanistan memberikan panduan kepada semua pejabatnya untuk memberikan semua bantuan yang memungkinkan kepada semua keluarga korban yang berada di jajaran oposisi yang mengambil langkah melawan penjajah, menyambut mereka sebagai pahlawan dan memperkenalkan mereka kepada para pemimpin mereka sehingga mereka bisa menunjukkan apresiasi lebih.
Aksi pembakaran Al Qur’an oleh tentara salib AS telah menyadarkan tentara Afghanistan bahwa sebenarnya dirinya dan Islam telah dilecehkan oleh tentara salib AS yang selama ini dibelanya. Insiden ini juga telah meningkatkan simpati rakyat Afghan kepada Taliban dan kepada Imarah Islam Afghanistan.
Rakyat Afghan di distrik Khogaini di provinsi tersebut melakukan demonstrasi besar-besaran pada hari Kamis pagi atas pembakaran salinana kitab suci Al-Qur'an oleh pasukan penjajah di Bagram. Mereka meneriakkan slogan-slogan anti-AS dan menyumpahi AS dan bonekanya, "Mati untuk Amerika!", "Mati untuk Karzai!". Sementara rakyat Afghan meneriakkan dukungan terhadap Taliban (Imarah Islam Afghanistan), "Hidup Taliban!".
Para demonstran yang marah menyerbu pangkalan Udara AS-NATO di Bagram dan para salibis membalas dengan menembaki para demonstran. Pada waktu yang sama, seorang tentara Afghan, dengan semangat iman sejati, membelot dan menembaki para salibis.
Menurut Mujahidin Imarah Islam Afghanistan, tentara Afghan itu menyerang balik para tentara salib AS-NATO dan menembak mati lebih dari 10 tentara salib, sementara sejumlah lainnya mengalami luka-luka dan ia berhasil melarikan diri dan bergabung dengan para demonstran. Berbeda dengan laporan sebelumnya yang dikatakan pejabat NATO bahwa hanya 2 tentaranya yang tewas dalam serangan tersebut.
Saksimata di tempat kejadian mengatakan bahwa sekitar lebih dari seratus tentara Afghan telah tewas dan terluka oleh tembakan tentara salib karena tentara Afghan menyerang balik mereka.
Di kota Maimana, ibukota Faryab mengepung pangkalan militer NATO dan pangkalan PRT, membunuh setidaknya 6 tentara salib NATO dan melukai sejumlah lainnya. Lebih dari 15 tank musuh dan truk suplai juga hancur terbakar, dimana lebih dari 30 demonstran Muslim telah syahid (insya Allah) dan beberapa lainnya mengalami luka-luka karena tembakan tentara salib.
Alhamdulillah, Allahu Akbar! Peristiwa pembakaran Al Qur’an oleh tentara salib AS ternyata menjadi tanda detik-detik kehancuran dan akhir dari invasi AS di Afghanistan, serta menjadi awal kemenangan Imarah Islam Afghanistan, Insya Allah!
Sebagai penutup, berikut proklamasi formal Imarah Islam Afghanistan yang dirilis pada hari Ahad, 15 Januari 2012 melalui situs resmi Imarah Islam Afghanistan.
Imarah Islam Afghanistan (IIA) secara terbuka menunjukkan kepada dunia sebagai kekuatan politik yang terorganisir dengan baik disamping menjadi sebuah kekuatan militer. Berhasil menjalankan pemerintahan dan mempertahankan hak dan bahkan setiap keputusan negara tanpa menerima pesanan dari pihak luar serta tidak pula berasal dari tekanan seseorang.
Hal ini membuktikan pada dunia bahwa Imarah Islam Afghanistan telah mengakar kuat secara internal di negara Afghanistan dan secara ekternal pada seluruh umat islam. Perlawanan militer yang sukses melawan aliansi internasional raksasa, dengan penuh kesungguhan di seluruh wilayah dan kegigihan secara keseluruhan adalah ciri dan rahasia dari Imarah Islam.
Negara-negara penjajah Afghanistan dipaksa untuk meninjau kebijakan mereka dengan melihat pada determinasi militer dan politik, persatuan, organisasi dan sikap tak tergoyahkan dari Imarah Islam.
Setahun yang lalu diplomat Eropa berkata pada utusan Imarah Islam :
“Untuk satu dekade penuh, kami ditipu oleh Amerika dan Karzai yang mengatakan bahwa negara tetangga (pemerintahan Karzai) mengawasi Taliban dan dapat mempersiapkan mereka untuk segalanya. Oleh karena itu, kami memberikan segala jenis hak prerogatif kepada pihak berwenang dari negara tetangga. Meskipun mereka membahayakan negara mereka untuk tujuan ini tapi mereka tidak berhasil. Apabila mereka dapat melakukan sesuatu, mereka akan melakukannya untuk hak istimewa ini. Sekarang dunia telah menyadari bahwa klaim Karzai dan Amerika hanya sebuah propaganda untuk menipu bangsa-bangsa di dunia. Afghanistan dan Taliban bukanlah fenomena sepele tapi sebuah gerakan ideologis dan nasional yang harus diakui sebagai fakta politik”.
Ini bukanlah tekad belaka, kepatuhan relijius dan ideologis serta pengorbanan yang tiada bandingnya bangsa mujahid sejati Afghanistan selama satu dekade terakhir menunjukkan bahwa hari ini kekuatan regional dan dunia adalah berusaha mencapai saling pengertian tentang negara.
Hari ini disuatu tempat di dunia jika nama Imarah Islam diukir dan bendera dengan kalimat suci (kalimat syahadat) berkibar di atas, hal itu sebenarnya adalah proklamasi formal dari keberhasilan perlawanan terhadap penyerangan tersebut.
Para kontraktor dari invasi internasional tidak dapat lagi menipu bangsa dengan perkataan mereka yang tidak ada dasarnya. Mereka menggunakan kata “perdamaian” sebagai bagian dari propaganda untuk menipu rakyat tapi sekarang, penjaga dan pendukung mereka baik secara militer maupun logistik telah muak dengan perang ini, dan berencana untuk mundur. Mereka memberikan statemen berlawanan yang mana menunjukkan kebingungan dan rasa malu mereka. Satu waktu mereka mengatakan bahwa kantor dari Imarah Islam mestinya dibuka di negara lain. Dalam waktu yang lain mereka menyatakan tidak terlibat dalam hal ini.
Pemilihan Qatar sebagai peresmian kantor resmi merujuk pada pertimbangan politis dari Imarah Islam. Apabila inisiatif ini diambil oleh beberapa negara tetangga, itu akan menjadi kesempatan untuk melakukan propaganda setiap harinya bagi pemerintahan Karzai. Apabila kantor diresmikan di Saudi Arabia, seseorang akan menduga itu karena hubungan bilateral yang dekat antara Pakistan dan Saudi Arabia. Dan akhirnya, Turki tidak dapat dianggap sebagai tempat ideal bagi kedaulatan dan prestise karena keanggotaannya pada aliansi NATO.
Tapi Qatar yang memiliki keseimbangan hubungan dan status yang dipandang bergengsi di dunia Islam adalah tempat paling tepat untuk kantor seperti ini.
Sungguh tidak ada negara-negara muslim yang berniat untuk menentang Imarah Islam, hal ini karena adanya simpati massa dari dunia Muslim kepada Imarah Islam. Kalaupun jika pemerintah atau pihak berwenang tidak berniat, mereka akan mengambil sikap hati-hati terhadap hal ini demi rakyat mereka.
Sekarang efisiensi militer, politik dan nasional dari Imarah Islam telah jelas, sehingga tidak ada yang meraih keuntungan dari permusuhannya dengan Imarah Islam. Setiap orang yang terlibat harus memilih jalan yang rasional dan logis untuk menyelesaikan masalah dengan Imarah Islam Afghanistan. Jika para penjajah ini memilih jalan yang jernih dan bukannya penyerbuan, mereka tidak akan menghadapi sebuah kerugian besar personal dan finansial di Afghanistan.
Wallahu’alam bis showab!
(M Fachry/arrahmah.com)

Pertemuan dengan Syaikh Abu Umar Al-Baghdadi rahimahullah Siraaj



Kamis, 8 Maret 2012 21:09:21
(Arrahamah.com) - Syaikh Abu Umar Al-Baghdadi rahimahullah petinggi Al-Qaeda yang pernah menjabat sebagai Amirul Mukminin Daulah Islam Irak telah syahid (insya Allah) bersama dengan Syaikh Abu Ayyub Al-Masri rahimahullah pada 18 April 2010. Berikut ini adalah sebuah cerita dari seorang saudara kita yang pernah bertemu langsung dengan Syaikh Abu Umar Al-Baghdadi rahimahullah, kisah pertemuan yang sangat berkesan dengan pribadi yang ramah dan rendah hati meski menjabat sebagai Amirul Mukminin. Ditulis oleh saudara kita Shafiq, ia bercerita:
***
Semoga Allah merahmatinya
Suatu hari, aku sedang menontong sebuah program di TV tentang kesyahidan dua pahlawan, Abu Umar Al-Baghdadi & Abu Hamzah Al-Muhajir, rahimahumullah. Program tersebut membahas tentang riwayat hidup mereka dan menayangkan gambar Abu Umar. Aku berkata dalam hati, “aku pernah melihat orang ini”. Program TV tersebut juga menjelaskan tentang kota beliau, yaitu kota Haditsah, sebuah tempat dimana aku pernah tinggal selama masa-masa berjihad di Iraq. Ketika mereka menyebut masjid dimana yang menjadi imam sholatnya adalah Abu Umar, aku lalu berkata kepada orang-orang disekelilingku, “aku pernah sholat di masjid itu”. Ketika mereka menyebut nama panggilan awal Abu Umar dan nama tersebut adalah nama anaknya “Mahmud”, aku terkejut. Amir Daulah Irak tidak lain adalah Syaikh yang aku biasa sholat dibelakangnya di masjid terbaik di Haditsah.
Kisahku dengan Syaikh Abu Mahmud (alias Abu Umar), semoga Allah menerimanya, bermula ketika komandanku : Abu Al-Afghan memintaku untuk pergi bersamanya mengunjungi seseorang yang penting di kota Haditsah untuk mengkoordinasikan aktifitas tanzim dengan beliau. Waktu itu bertepatan dengan bai’at Syaikh Abu Mus’ab Al-Zarqawi kepada Syaikh Usamah bin Laden semoga Allah menjaganya.
Aku dan komandan Abu Al-Afghan pergi menjumpai Syaikh Abu Mahmud. Kami memberi salam padanya dan beliau mengundang kami untuk masuk ke dalam rumahnya dan menyambut kami dengan sangat ramah. Aku lalu merasa bahwa mereka hendak berbicara rahasia maka aku melangkah mundur. Syaikh Abu Mahmud berkata padaku, “Kemarilah, anda adalah orang yang mengajarkan kami agama kita.”
Itu adalah pertemuan yang menyenangkan yang mana kata-kata yang keluar seperti buah-buah pilihan. Syaikh Abu Mahmud bersifat terus terang, ramah dan baik hati. Tiap kali dia berbicara kepada komandan Abu Afghan, ia menyebutnya dengan “wahai syaikhku”. Dia bertutur kata yang benar dan menerima kebenaran itu dari siapa saja, dan ia memberi anjuran untuk memerangi orang-orang Amerika. Beberapa hari setelah pertemuan kami, Syaikh Abu Mahmud bergabung dengan Tanzim Al-Qaeda fi Bilad Rafidhain (Tanzim Al-Qaidah di negeri dua sungai).
Setelah itu, aku tidak lagi mengingat bahkan telah melupakan semua perjumpaan itu, sampai Syaikh Abu Umar al-Baghdadi terbunuh dan siaran TV itu menayangkan gambarnya dan riwayat hidupnya. Dengan itu aku lalu mengingat pertemuan tersebut dan aku mengingat sabda Rasulullah (saw): “Allah mengangkat orang-orang yang rendah hati kepadaNya”.
Syaikh Abu Mahmud menjadi Amir daulah Islam Iraq dan komandan kami Abu Al-Afghan menjadi salah seorang komandan militer tentara Islam Iraq, semoga Allah menerima keduanya ke dalam golongan para syuhada’.
Mereka yang tidak perduli siapa komandan (amir) dan siapa yang dikomandoi (ma’mur), karena mereka berjuang dan berperang demi kemuliaan agama. Mereka tidak perduli dengan remeh temeh dunia ini. Dimana saja mereka bisa menjadi penolong agama ini, itulah cita-cita dan tempat mereka.
Semoga Allah merahmati para syuhada’ kita, berkumpul bersama mereka dan diberi kebaikan dengan kepergian mereka.
Alhamdulillah Rabb Al-‘aalamiin
***
Diterjemahkan oleh: elbahry wordpress
source: Sada al-Malahem Magazine (diterbitkan oleh Al-Qaeda di Jazirah Arab)
(siraaj/arrahmah.com)

Taktik kotor perang salib: Pasukan NATO menyamar menjadi warga sipil untuk menipu dunia

Taktik kotor perang salib: Pasukan NATO menyamar menjadi warga sipil untuk menipu dunia

Siraaj
Jum;at, 9 Maret 2012 06:54:30
(Arrahmah.com) - Sebuah rahasia taktik kotor dan biadab perang salib AS-NATO dan sekutu-sekutunya adalah bahwa apa yang sering diberitakan media-media Barat tentang “Taliban atau Al-Qaeda menyerang warga sipil” adalah dusta, pada kenyataannya serangan Mujahidin Taliban adalah benar-benar ditujukan kepada pasukan NATO yang menyamar mengendarai kendaraan tak bertanda milik warga sipil atau memakai pakaian layaknya seperti warga sipil, yang telah diketahui oleh Pentagon.
Praktek kotor ini melanggar aturan perang mereka sendiri, yaitu salah satu aturannya adalah para personel NATO harus berbeda dengan penduduk sipil.
Pada 19 Januari 2012, isu ini (Taliban menyerang warga sipil) sekali lagi melejit di media-media Barat setelah seorang Mujahid Taliban melakukan operasi syahid dengan bom mobil yang membunuh tujuh “warga sipil” di luar Lapangan Udara Kandahar (KAF). Tetapi faktanya, dua saksimata mengatakan kepada Mirwais Khan dari Associated Press (AP) bahwa sebenarnya Mujahid Taliban itu mengendarai mobilnya untuk membunuh personel militer khusus AS yang keluar dari pangkalan truk pickup milik warga sipil, yang menurut saksimata itu adalah hal yang biasa untuk pasukan salibis berada di pangkalan truk warga sipil.
Berdasarkan ungkapan seorang veteran Advokasi Kanada, NATO telah membuat beberapa taktik kotor di Afghanistan (yang diketahui –red). Taktik pertama adalah operasi khusus, urusan sipil dan anggota militer beroperasi di Tim Rekonstruksi Provinsi yang mengamati kendaraan warga sipil dan pakaian layaknya warga sipil. Ketika pertanyaan terkait ini diajukan kepada NATO, NATO hanya merespon (1) Itu adalah sebuah kebutuhan tujuan untuk perlindungan dan (2) Itu adalah bantuan dalam perkumpulan intelijen. Argumen ini meskipun kemungkinan besar benar, tetapi pada peraturan perang mereka sendiri hal ini ditolak lebih dari seratus tahun lalu ketika peraturan perang pertama dirancang. Logika dibalik peraturan itu adalah bahwa pasukan militer tidak boleh bersembunyi ditengah-tengah warga sipil. Dibawah hukum internasional hal itu dinamai “Prinsip atau Adat kebiasaaan berbeda”. Artinya, pasukan militer seharusnya berbeda dengan warga sipil.
Pada Desember 1944, Komando sekutu di Eropa menangkap 18 anggota militer dari Brigade Panzer Otto Skorzeny, 150 Komando pasukan yang beroperasi dibelakang garis perkumpulan intelijen AS selama serangan Ardennes. Mereka ditangkap karena memakai seragam Amerika (meskipun mereka tidak terlibat dalam pertempuran dengan seragam tersebut), 18 anggota Otto Skorzeny itu diadili dan dieksekusi. Otoritas pejabat sekutu ketika itu adalah bahwa tidak ada pengecualian bagi para anggota militer harus memakai pakaian mereka sendiri yang khas, dan siapapun yang  melanggar harus dihukum mati.
Taktik kotor NATO yang kedua yang telah dikerjakan di Afghanistan dan Pakistan adalah mengalihkan arah menjadi menyerang warga sipil. Karena kesuksesan melawan Mujahidin Taliban sangat sedikit, fokus NATO telah dialihkan untuk menangkap atau membunuh warga sipil yang dicurigai termasuk simpatisan dan pendukung Taliban, bahkan kebanyakan mereka adalah yang tidak pernah memegang senjata. Pertanyaannya adalah kecurigaan NATO terhadap warga sipil yang mereka tuduh termasuk pendukung dan simpatisan Taliban adalah tidak jelas dan tidak beralasan. Kenyataannya, pasukan salibis NATO pimpinan AS menyerang siapa saja yang anti AS-NATO.
Pada 16 Maret 2011, dua drone pembunuh CIA menembakkan sejumlah rudal di sebuah Jirga atau perkumpulan para tetua suku desa Datta Khel di Utara Waziristan, Pakistan. Serangan udara tersebut sedikitnya membunuh 40 para tetua suku dan melukai puluhan lainnya, termasuk anak-anak. Salah satu target terbesar adalah salah seorang pria tua yang diduga terkait dengan panglima lokal Hafiz Gul Bahadur. Seorang pejabat senior militer AS, berbicara kepada AP, menolak bahwa korban yang terbunuh adalah warga sipil dengan berkomentar bahwa yang terbunuh dan terluka (yang ternyata juga anak-anak) adalah para pejabat Mujahidin atau simpatisan Taliban.  Pejabat salibis lainnya berbicara kepada Greg Miller dari Washington Post pada 18 Maret 2011, dengan tanpa perasaan menepis bahwa korban adalah warga sipil dan seenaknya menyatakan “Ini adalah geng ‘teroris’”. Sementara Jenderal Ashfaq Parves Keyani merespon fakta  tentang korban dengan menyatakan, “Jirga para tetua, termasuk para manula yang ditargetkan sembarangan dan tanpa perasaan dengan benar-benar mengabaikan kehidupan manusia.”
Belum lagi, kaum Muslimin yang diculik dan dipenjarakan di penjara-penjara sadis dibawah tuduhan yang tidak sah dan tidak pernah diadili. Intinya, NATO dan sekutu-sekutunya membunuh dan memenjarakan siapa saja yang menolak otoritas mereka, bahkan mereka juga menangkapi para aktivis damai. Situasi yang lebih keji karena Pentagon secara resmi memerintahkan membunuh siapa saja yang dicurigai (meski tidak terbukti) terkait dengan Mujahidin, atau pendukung, bahkan anak-anak yang belum mengerti apa-apa, sunggung tidak logis. Apa itu artinya mereka juga akan membunuh orang-orang Amerika (yang kafir) yang simpati terhadap Taliban atau Al-Qaeda?!
Masalah pengaburan target NATO adalah masalah yang membingungkan,  jika NATO dan sekutu-sekutunya hanya menargetkan orang-orang Taliban atau Al-Qaeda, para pendukung mereka atau simpatisan, apakah mereka (NATO) mengetahui dengan jelas siapa dan berapa jumlah para simpatisan “militan”?.
Pada 5 April 2011, New York Times menerbitkan sebuah artikel yang ditulis oleh Rod Norland yang salah satu isi laporannya menyatakan bahwa di Afghanistan ada arus yang terpendam dari kegelisahan dan ketidakpuasan rakyat Afghan atas kehadiran pasukan asing. Intinya warga sipil Afghan yang menentang NATO walaupun belum jelas pro Taliban atau Al-Qaeda, tetap dijadikan target pembunuhan dan penangkapan.
Pentagon hanya menggambarkan konflik ini kepada dunia dengan tampilan “baik” untuk Barat dan “buruk” untuk Taliban dan Al-Qaeda. Mereka (musuh)sebenarnya tidak peduli warga sipil pro Taliban atau Al-Qaeda, yang penting bagi mereka adalah jika anti-Barat maka harus disingkirkan, dan tentunya kaum Muslimin lah yang dimaksud.
Mengenai kebijakan NATO yang mengizinkan para pasukan militernya menyamar dengan berpakaian seperti warga sipil, yang bertujuan untuk menyelamatkan hidup para militer Barat, menipu orang-orang di dunia bahwa ketika terjadi serangan Mujahidin yang menargetkan pasukan mereka dan pada saat itu mereka berada di wilayah dan berpakaian warga sipil, maka media-media Barat dan mereka yang berkiblat ke Barat akan berbondong-bondong menyalahkan Mujahidin dengan mengatakan “serangan militan membunuh warga sipil” “bom bunuh diri menargetkan warga sipil” dan kata-kata dusta lainnya. Sedangkan serangan-serangan biadab mereka (musuh) terhadap warga sipil tak bersalah ditepis sewenang-wenang dan darah-darah kaum Muslimin mengalir dengan alasan yang tidak dapat diterima.
Beginikah moral Barat yang ditampilkan di berita-berita dan film-film Hollywood sebagai pahlawan dan orang-orang yang berbuat perbaikan?? Jika mereka mengaku memiliki landasan moral yang tinggi yang mereka promosikan ke seluruh dunia, lalu apa arti perang yang mereka lancarkan?
Sungguh orang-orang yang mempunyai mata yang dapat melihat akan mengetahui betapa kotornya taktik perang salib dan menargetkan seluruh kaum Muslimin yang menentang mereka. (siraaj/arrahmah.com)

Kebobrokan lain para pekerja demokrasi: Kondom bekas pakai berserakan di gedung DPR



Siraaj
Jum'at, 9 Maret 2012 06:46:09
JAKARTA (Arrahmah.com) – Lagi-lagi kebobrokan lain para pekerja demokrasi terungkap. Ketua DPR RI Marzuki Alie mengungkap hal yang memalukan dan menjijikan bahwa adanya kondom bekas pakai yang berserakan di lingkungan kerja DPR RI. Marzuki pun berharap tak ada lagi sampah kondom ditemukan berserakan di lingkungan lembaga yang dipimpinannya seperti sebelumnya.
“Itu yang kita (harapkan) supaya tidak terjadi lagi. Itu yang dulu. Sekarang kan nggak,” ujar Marzuki di Gedung DPR Jakarta, Selasa (6/3/2012).
Berserakannya kondom bekas di lingkugan DPR akibat maraknya kaum hawa di seputaran gedung DPR yang memakai pakaian seksi atau rok mini. Marzuki memaparkan perlunya aturan tata tertib pelarangan staf dan anggota DPR menggunakan pakaian seksi atau rok mini di lingkungan kerjanya.
Sepengetahuan Marzuki, tata tertib tentang berpakaian itu direkomendasikan oleh Badan Kehormatan (BK) ke kesekjenan. Satu tujuan di antaranya, yakni memperbaiki citra anggota DPR di mata publik, yang selama ini dikenal hedon hingga terjerat korupsi. “Badan kehormatan bersama pimpinan (DPR) secara bertahap memperbaiki citra DPR,” ujarnya.
Ia berpandangan, bahwa pakaian perempuan yang tidak pantas lah yang membangkitkan hasrat kaum laki-laki untuk melakukan tindakan asusila hingga pemerkosaan seperti kasus-kasus yang terjadi selama ini.
Fakta memalukan adanya kondom bekas pakai di lingkungan kerja DPR itusebenarnya telah lama diketahui publik. Tahun lalu, mantan anggota DPR, Permadi, secara blak-blakan menyebutkan bahwa banyak anggota DPR yang kerap berbuat seronok dengan sekretaris pribadinya. Bahkan, perilaku cabul tersebut kerap dilakukan di ruangan kerja para wakil rakyat
Ungkapan Marzuki Ali dan Permadi soal perilaku menyimpang anggota DPR itu ada benarnya. Salah satu contohnya adalah kasus perzinahan oknum anggota DPR dengan artis dangdut Maria Eva yang video skandal mesumnya beredar ke publik. (siraaj/arrahmah.com)

Rabu, 07 Maret 2012

The Wahid Institute tuduh FPI pelaku kekerasan nomor wahid (?)

The Wahid Institute tuduh FPI pelaku kekerasan nomor wahid (?)

Bilal
Rabu, 7 Maret 2012 09:48:10
JAKARTA (Arrahmah.com) - The Wahid Institute mengeluarkan catatan akhir tahunnya terkait praktik intoleransi atas dasar agama dan keyakinan di Indonesia selama 2011. Menurut catatan itu, Front Pembela Islam (FPI) sebagai menjadi organisasi yang paling tertuduh banyak melakukan intimidasi dan ancaman kekerasan atas nama agama.
Pelaku intoleransi paling banyak adalah orang-orang yang mengugnakan atribut FPI. Baik itu memang FPI atau yang menggunakan atribut FPI. Kemuadian ada masyarakat yang terorganisir namun sulit diidentifikasi.”
Peneliti Wahid Institut Rumadi menilai Pemerintah dapat mencegah tindak kekerasan dan perilaku intoleran FPI jika memiliki komitmen. Hal ini misalnya terlihat pada 2008, dimana tindak kekerasan ormas pimpinan Rizieq Shihab tersebut relatif menurun. Saat itu, Rizieq dan Panglima Komando Laskar Islam Munarman divonis penjara pengadilan.
Organisasi pimpinan Habib Rizieq itu tercatat melakukan 38 kali kekerasan atau sekitar 18 persen. Kelompok massa terorganisir melakukan kekerasan sebanyak 32 kali atau 15 persen. Selanjutnya, kekerasan terbanyak ketiga dilakukan oleh Pemkab/ Pemkot, yaitu sebanyak 22 kali atau 10 persen. Sedangkan Massa tidak teridentifikasi 19 kali atau 9 persen, MUI 17 kali atau 8 persen, polisi 16 kali atau 8 persen, dan perorangan 14 kali atau 7 persen.
"Kalau dilihat dari apa yang dilakukan FPI, isu yang mereka usung adalah memberantas kemaksiatan dengan cara-cara kekerasan seperti dulu pernah ada operasi kafir," kata Rumadi dalam jumpa pers di kantor The Wahid Institute, Jakarta, Kamis (29/12).
"Menurut bahasa saya mereka mencegah kemungkaran dengan cara-cara mungkar, mestinya dengan cara-cara yang makruf." Ujarnya tanpa mendefinisikan dengan jelas makruf yang dimaksud seperti apa.
Selain itu, kekerasan dengan mengatasnamakan agama ini merupakan bentuk intoleransi paling tinggi selama 2011, yaitu sekitar 48 kasus atau 25 persen. Tindakan berikutnya yang juga tinggi adalah pernyataan dan penyebaran kebencian terhadap kelompok lain, yaitu sekitar 27 kasus atau 14 persen, pembakaran dan perusakan properti 26 kasus atau 14 persen, diskriminasi atas dasar agama atau keyakinan sebanyak 26 atau 14 persen.
"Jawa Barat menjadi wilayah tertinggi dengan 105 kasus atau sekitar 57 persen. Daerah berikutnya adalah Jawa Timur 17 kasus atau 9 persen, Jawa Tengah 15 kasus atau 8 persen, DKI Jakarta 13 kasus atau 7 persern, dan Riau 9 kasus atau 5 persen," terang Rumadi.
Selain itu, Rumadi mengatakan selama tahun 2011 ini, kategori korban intoleransi terbanyak dialami oleh Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) karena keyakinan mereka dianggap berbeda dari mainstream umat Islam dengan 65 kasus (26  persen). "Korban berikutnya adalah individu yang dianggap berbeda dari mainstream 42 kasus (17 persen), pemilik usaha atau pedagang 24 kasus (10 persen), umat Kristen 20 kasus (8 persen)," ucapnya.
Tidak terlalu mengagetkan, lembaga yang ingin menghidupkan pemikiran Abdurrahman Wahid alias Gusdur ini, memang sudah sejak lama mengkritisi tindak tanduk FPI. Tanpa pernah melakukan klarifikasi terhadap suatu peristiwa yang terkait dengan tindakan FPI dalam memberantas kemaksiatan, Wahid Institute sudutkan FPI sebagai pelaku kekerasan.
Namun, amat disayangkan Wahid Institute tidak pernah menyoroti gerakan evangelis atau kristenisasi sebagai pemicu utama terjadinya gesekan antar umat beragama. Padahal, ICG mengidentifikasi akar persoalan konflik antar umat beragama berawal dari brutalnya aksi pemurtadan yang merupakan bukti nyata intoleransi beragama kelompok kristen.
Wallahu A’lam Bishshowab

Penganut Kristen menurun, jumlah Umat Islam meningkat tajam


Siraaj
Ahad, 4 Maret 2012 22:14:12
INGGRIS (Arrahmah.com) - Inggris mungkin tidak akan menjadi negara "Kristen" lagi pada tahun 2030.  Sebuah laporan media Inggris mengatakan bahwa Kristen di Inggris kehilangan hampir 750.000 penganutnya setiap tahun.
Penelitian yang dilakukan oleh Perpustakaan House of Commons menemukan bahwa penganut agama Kristen telah menurun, agama-agama lain telah terlihat memiliki peningkatan tajam.
Orang-orang Kristen Ortodox yang tidak sepaham dengan Kristen-Sekuler (yang pada dasarnya anti-Tuhan) mengetahui bahwa ketika suatu negara tidak memiliki dasar agama, maka mereka akan mudah dimanipulasi dan pilar sosial dapat ditarik satu per satu menghancurkan budaya suatu negara dan identitas.
Menurut penelitian, tahun 2010 ada sekitar 41,1 juta orang Kristen di Inggris — turun 7,6 persen selama enam tahun terakhir. Ada sekitar 13,4 juta kaum ateis, naik 49 persen dibandingkan periode yang sama.
Sementara itu, bertolak belakang dengan berita penurunan Kristen, dalam enam tahun terakhir, jumlah Umat Islam meningkat tajam mencapai 37 persen atau menjadi 2,6 juta.
Terlepas pada peningkatan jumlah mengikuti Islam, masih ada 16 kali lebih banyak orang Kristen yang pindah menjadi Muslim. Terbukti dari semakin banyaknya kaum Muslimin yang melaksanakan shalat hingga membanjiri jalan-jalan di pusat kota Inggris. (siraaj/arrahmah.com)

Injil bertinta emas yang menyatakan "Yesus yakin kedatangan Nabi Muhammad (SAW)" ditemukan di Turki Siraaj


Selasa, 28 Februari 2012 08:28:28
TURKI (Arrahmah.com) -  Sebuah Injil rahasia yang berisi pernyataan, Yesus (Isa 'alaihi salam) yakin tentang kedatangan Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa salam (SAW) ke dunia ditemukan di Turki. Penemuan ini telah menjadi “perhatian serius” Vatikan.
Paus Benedict XVI mengatakan ingin “melihat” Kitab yang telah berusia sekitar 1.500 tahun itu, yang banyak orang mengklaim bahwa itu adalah Injil Barnabas, yang telah disembunyikan oleh negara Turki selama 12 tahun, seperti yang dilaporkan Daily Mail.
Kitab tersebut adalah salinan Injil yang ditulis dengan tinta emas, ditulis dalam bahasa yang diyakini bahasa asli Yesus, bahasa Aram (bahasa sekitar 3.000 tahun lalu yang mirip dengan bahasa Arab dan bahasa Ibrani –red), yang dilaporkan berisi ajaran-ajaran awal Yesus yang juga berisikan tentang kedatangan Nabi Muhammad SAW.
Injil berbahasa Aram tersebut  teksnya ditulis pada kulit hewan, disampul oleh kulit hewan, ditemukan oleh polisi yang sedang melakukan operasi anti-penyelundupan pada tahun 2000.

Kitab Injil ini dijaga ketat hingga tahun 2010, ketika akhirnya diserahkan ke Musium Etnografi, dan akan segera ditampilkan kembali ke hadapan publik setelah sedikit perbaikan keamanan.
Satu lembar halaman fotocopy dari Injil tersebut dihargai hingga 1,5 juta poundsterling.
Menteri Budaya dan Pariwisata Turki, Ertugul Gunay mengatakan bahwa Kitab itu bisa jadi adalah versi asli dari Injil, yang disembunyikan oleh Gerja-gereja Kristen karena kuatnya dalil yang berhubungan dengan Islam mengenai Yesus (Nabi Isa ‘alaihi salam).
Gunay juga mengatakan bahwa Vatikan telah membuat sebuah permohonan khusus untuk “melihat” naskah ayat dari Injil rahasia itu – sebuah ayat yang “kontroversial”, yang merupakan penguat dalil yang sejalan dengan keyakinan Islam, yang menyatakan dengan jelas dan terang memperlakukan YESUS SEBAGAI MANUSIA BUKAN TUHAN, yang tentu saja menolak keyakinan Trinitas dan kisah palsu penyaliban Yesus dan naskah ayat dalam Injil tersebut juga menyatakan bahwa Yesus menyatakan kabar kedatangan Nabi Muhammad SAW.
Dalam sebuah versi Injil, Yesus dikatakan telah berkata kepada seorang pendeta: “Bagaimana Mesiah disebut? Muhamamad adalah nama yang diberkati”.
Namun penemuan injil kuno berbahasa Aram ini menimbulkan banyak kontroversi tentang keaslian keseluruhan isi Injil tersebut. Belum ada yang dapat memastikan keaslian keseluruhan dari isi Injil ini, apakah seluruhnya memuat apa yang diajarkan Nabi Isa 'alaihi salam, atau telah ada perubahan padanya.
Sementara itu, Profesor teologi Turki Ömer Faruk Harman mengatakan kepada Daily Mail, bahwa harus melakukan penelitian ilmiah untuk mengklarifikasi apakah itu ditulis oleh Barnabas sendiri atau pengikutnya. Allahu A'lam. (siraaj/arrahmah.com)

Jaringan pipa yang memasok gas untuk Israel di Sinai diserang untuk ke-13 kalinya


Siraaj
Rabu, 7 Maret 2012 07:49:37
MESIR (Arrahmah.com) -  Jaringan pipa gas utama yang mengirim pasokan dari Mesir ke Yordania dan Israel telah diserang kembali, yang menyebabkan dua ledakan kembar pada pipa, seperti yang dilaporkan pejabat Mesir, pada Senin (5/3/2012).
Ledakan kembar tersebut terjadi di dekat kota Al-Arish di utara gurun Sinai, api meledak tinggi ke udara, kata saksimata dan media lokal.
Ledakan pada pipa gas di Sinai sering terjadi sejak penggulingan diktator Husni Mubarak, ledakan terbaru ini adalah ledakan yang terjadi untuk ke-13 kalinya.
Mesir mengirim pasokan gas untuk Israel hampir setengah dari gasnya, dibawah perjanjian yang banyak mendapat kritik dan kecaman.
Saksimata mengatakan bahwa ledakan kembar tersebut terjadi berdekatan setelah enam pria tak dikenal tiba di daerah pipa dengan kendaraan tanpa pengenal.
Pipa tersebut baru saja diperbaiki pada pekan lalu setelah ledakan yang ke-12 kali pada (5/2).
Pejabat keamanan Mesir mengatakan bahwa ada sedikitnya 12 serangan terjadi sebelumnya pada jaringan pipa sejak digulingkannya diktator Husni Mubarak. (siraaj/arrahmah.com)

Minggu, 04 Maret 2012

Orang Kristen aja dukung FPI: "Saya, seorang Kristiani yang mendukung FPI" Siraaj


Ahad, 19 Februari 2012 21:11:39
(Arrahmah.com) - Dukungan terhadap Front Pembela Islam (FPI) terus mengalir. Jika umat Islam, tentu sudah menjadi kewajiban mendukung aksi Amar Ma'ruf Nahi Munkar dan berdiri bersama-sama saudara Muslim menegakkan kebenaran dan membelas saudara-saudara Muslimd dari fitnah orang-orang kafir. Setelah perwakilan dari berbagai ormas Islam besar dan masyarakat Muslim pada umumnya menyatakan dukungan mereka terhadap FPI, ternyata ada juga seorang Kritstiani yang mendukung FPI. Berikut adalah tulisan seorang Kristiani berjudul "Saya, seorang Kristian Mendukung FPI", yang dikutip dari kompasiana.com:
 ***
Siapa tak yang tak mengenal FPI? Tiga huruf itu adalah singkatan dari Front Pembela Islam. Ormas Islam yang sering dikait-kaitkan dengan ‘tradisi’ kekerasan. Pada dasarnya prinsip utama FPI adalah menegakkan Amar Maruf Nahi Mungkar [mengajak kebaikan dan memerangi kejahatan] tapi apa boleh buat, media sudah ‘berhasil’ mengekspos FPi dengan ‘budaya’ kekerasannya dan (kebanyakan) orang Indonesia sudah memberi nilai buruk terhadap FPI. Saya sebagai seorang Kristiani (penganut Katholik) sedikit miris ketika media memberitakan kekerasan-kekerasan yang dilakukan FPI. Dan saya pun sempat merasa tidak suka dengan keberadaan FPI di Indonesia. Mulai dari tragedi Monas, penutupan bar, demo anti miras, dll. Saya merasa bosan dengan kekerasan-kekerasan yang dilakukan FPI. Dan masyarakat pun seakan juga tak setuju jika FPI memakai ‘embel-embel’ Islam. Karena menurut mereka, Islam itu damai, mencintai perbedaan dan bukan kekerasan.
Seiring berjalannya waktu, tak terdengar berita tentang FPI. Tiba-tiba Indonesia dikejutkan dengan berita ‘Penolakan FPI di Palangkaraya’. Sejenak saya tercengang. Seketika itu pula saya mulai penasaran dengan FPI. Mengapa FPI sampai ditolak di Palangkaraya?. Saya mencari info-info.
Hingga saya mulai merenung, mengapa masyarakat tidak berpikir ‘apa yang melatarbelakangi FPI untuk melakukan kekerasan’. Sejak itu saya menyimpulkan, bahwa pasti ada sebab yang membuat FPI beraksi. Contohnya, saat FPI melabrak belasan anggota PDIP bertemu dengan mantan anggota PKI di Blitar. Menurut saya, FPI telah berusaha menghilangkan keberadaan PKI sampai pada akar-akarnya. Dan itu saya setuju. Walaupun hanya bertemu ‘mantan’ anggota PKI, jika pertemuan itu terjadi berkala bisa memungkinkan PKI tumbuh kembali di Indonesia. Kemudian soal Demo Miras, itupun saya juga setuju. Pemerintah macam apa yang berani mencabut UU larangan Miras? itupun FPI masih disalahkan. Padahal jika langkah yang digagas pemerintah untuk mencabut UU larangan miras, mau jadi apa negeri ini? jadi negeri yang menghalalkan miras?. Itu saja dua contoh yang ‘me-miris-kan’. Tidakkah media memberitakan ketika anggota FPI membantu mengevakuasi 70.000 korban tsunami Aceh? Tidakkah media memberitakan ketika FPI mendirikan posko bencana gunung Merapi?, sungguh aneh.
Dan pencarian info tentang FPI terus saya lanjutkan. Saya singgah di sebuah forum di internet yang notabene menghujat dan menolak FPI. Tapi ada satu komentar yang menarik menurut saya untuk dibagikan kepada member Kompasiana. User itu bernama adiet87smg, dia menulis:
“hidup d jman skrg emang aneh. kbodohan udh ada dmana2, orang mau berbuat baek aja susah. jadi inget tuh pas jamanx nabi. nabi aja pas dakwah n ngajak manusia kpd kebaikan, mlh beliau dilempar pke kotoran. gile bgt kand? sama kyak skrg, ngajak orng brbuat baik eh malah dimusuhin, dikutuk, n disuruh bubar. bner2 jman edan kali yak!”
Saya jadi teringat ketika ada demo penolakan FPI di bundaran HI. Kebanyakan dari peserta demo adalah kamum gay, lesbian, tuna susila, dan semacamnya. Wajar jika mereka menolak FPI, karena memang status mereka bertentangan dengan agama. Dan kagetnya lagi, saya mendapat info bahwa penggerak demo Penolakan FPI adalah Ulil Abshar Abdalla, fungsionaris partai Demokrat yang sedang terjerat kasus korupsi dan disebut-sebut juga sebagai anggota JIL [Jaringan Islam liberal]. Wow. Pantas saja Ulil Abshar Abdalla menggerakkan massa untuk menolak keberadaan FPI, karena FPI telah mencatut namanya sebagai salah satu oknum yang bersembunyi di Partai yang kebanyakan anggotanya sedang terjerat kasus korupsi. Tentang berita penolakan FPI di Palangkaraya, itu juga disebut-sebut sebagai upaya Ulil Abshar Abdalla untuk ‘memusnahkan’ FPI dari dunia ini. Padahal warga Dayak sendiri yang meminta FPI berdiri di Kalteng
Saya sebagai penganut Katholik, mendukung upaya FPI untuk memerangi kejahatan.
Penulis: Lia Christine
(siraaj/arrahmah.com)

Ternyata, yang ingin bubarkan FPI itu gerombolan bencong, pria rambut gimbal dan cewek perokok


Ukasyah
Rabu, 15 Februari 2012 00:19:19
JAKARTA (Arrahmah.com) - Gerombolan Jaringan Islam Liberal (JIL) adakan aksi "Indonesia Tanpa FPI", di depan Plasa Indonesia, Jl. Kebon Kacang, Jakarta Pusat, Selasa (14/2/2012). Melalui demo ini, mereka mendukung tindakan anarkis yang dilakukan preman yang mentasnamakan masyarakat Dayak yang mengancam akan membunuh empat pimpinan FPI Pusat di Palangkaraya, Kalteng, Sabtu lalu.
Slogan mereka cuma satu, Indonesia tanpa FPI, Indonesia tanpa Kekerasan. Itulah yang mereka teriakkan sepanjang aksi dari pukul 16.00 hingga 17.00 WIB. Gerombolan JIL ini menuduh bahwa FPI lah pelaku kekerasan di Indonesia. Sepertinya mereka menutup mata, bahwa kejadian di Palangkaraya justru FPI menjadi korban. Korban kekerasan dan percobaan pembunuhan adalah pimpinan FPI, sementara para preman di sana menjebol Bandara Tjilik Riwut, menduduki apron bandara, membawa dan mengacungkan mandau dan tombak. Mereka inilah yang harusnya dikutuk karena telah melakukan kekerasan.
Siapakah gerombolan JIL yang getol ingin FPI bubar ini?. Dari pengamatan salah satu media Islam, Suara Islam Online, di lapangan diketahui gembong-gembong Liberal yang hadir dalam aksi yang dijaga oleh sekitar 100 polisi dengan sebagian anggotanya bersenjata lengkap dan diliput oleh puluhan media itu diantaranya Ulil Abshar Abdallah (JIL/Freedom Institute), Alissa Wahid (putri Gus Dur) (Ralat: sebelumnya kami menyebutkan Inayah Wahid dan seharusnya Alissa Wahid), Anis Hidayah (Migrant Care), Guntur Romli (JIL/Salihara), Hanung Bramantyo (sutradara liberal) dan Vivi Widyawati (LSM Perempuan Mahardika).
Pesertanya sekitar 50 orang, laki-laki, perempuan dan bencong. Sulit untuk mengatakan bahwa kelompok ini adalah kumpulan orang-orang beriman dan beramal sholeh. Orang-orang yang ingin FPI bubar ini bila digambarkan secara global setidaknya terdiri dari kaum bencong, pria rambut gimbal bertato dan cewek perokok bertato. Ada pula seorang sineas muda yang rajin membuat film-film yang menusuk Islam dan umat Islam.
Inilah tipologi segelintir orang yang mengaku anti kekerasan dan menginginkan FPI bubar:
Kata "Habib" pun mereka coret, saking bencinya
Korlap aksi Vivi Widyawati (aktivis perempuan liberal) dan si Bencong yang sedang orasi
Peserta perempuan: celana pendek, bertatto, perokok pula
Peserta laki-laki badannya full tatto
Peserta perempuannya bertatto
Guntur Romli, aktor di balik aksi tapi perempuan yang suruh di depan
Gembong JIL, Ulil Abshar Abdallah
Alissa Wahid istiqamah mengikuti jejak bapaknya, tolak FPI
Sutradara Hanung Bramantyo tak akan bebas berkarya bila FPI masih ada
(suara-islam.com/arrahmah.com)

Hadirilah bedah buku "Ya.. Memang Mereka Thaghut"

Ukasyah
Ahad, 4 Maret 2012 06:17:45
Dalam aqidah Islam syarat sahnya keimanan seseorang adalah mengingkari thaghut (Al Kufru Bit Thaghut). Ini adalah salah satu alasan mengapa istilah Thaghut harus diperjelas.
Hadirilah & Ikutilah Kajian Ilmiah
Bedah Buku "Ya... Mereka Memang Thaghut"
(Karya Ust. Abu Sulaiman Aman Abdurrahman)
Waktu : Ahad, 11 Maret 2012
Pukul : 09.00 - 14.00 WIB
Tempat : Taman Ismail Marzuki. Jl. Cikini Raya Menteng, Jak-Pus.
Kontribusi : Rp. 50.000,- (Buku, Snack, Stiker)
Pembicara:
  • Ust. Fuad Al Hazimi
  • Abdurrahim Ayyub
  • Son Hadi
Penyelenggara : Al Tsaurah Institute
Contact Person :  Wendi (021-9352 9350 / 0853 1335 1315)

Ratings and Recommendations

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Blogger Theme by Lasantha - Premium Blogger Templates | Affiliate Network Reviews