Kamis, 15 Maret 2012

Hadirilah....Launching Novel Jihad Kupinang Bidadari Di Bumi Kashmir (KBDBK)


M. Fachry
Kamis, 15 Maret 2012 10:49:07
Hadirilah...Launching Novel Jihad Kupinang Bidadari Di Bumi Kashmir
Alhamdulillah, pada event Islamic Book Fair (IBF) 2012 kali ini, yakni di hari Jum’at, tanggal 16 Maret 2012 akan dilaunching Novel Jihad “Kupinang Bidadari Di Bumi Kashmir” (KBDBK). Acara ini akan digelar di Ruang Anggrek, Lt. 2, Istora Senayan, Jakarta, pada pukul 19.00 WIB s/d Selesai.
Launching Novel Jihad KBDBK akan menghadirkan :
1. Ummu Fauzi (Penulis)
2. Ustadz Sarbini Abdul Murod (Ketua Presidium Mer-C) Beliau pernah bertugas di Kashmir, dan beberapa bumi jihad lainnya, seperti Afghanistan, dan Irak.
3. Ustadz Abu Shofiyah(Penggagas Imarah Islam Indonesia)
4. M Fachry (Moderator/Pimred Arrahmah.com)
Ajak saudara, dan sanak family, seluruh kaum Muslimin pada acara ini untuk Izzul Islam wal Muslimin. Allahu Akbar!
(M Fachry/arrahmah.com)

Syaikh Abu Sufyan (Wakil Amir AQAP): Umat Islam Wajib memerangi rezim Saudi karena mereka telah keluar dari Islam!



YAMAN  - Sebuah rekaman audio ceramah baru dari Syaikh Abu Sufyan al-Azdi (Said Ali al-Shihri) hafizahullah, naib (wakil) dari Amir Al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) telah tersebar di situs-situs Islam lainnya, yang disusun dalam bentuk artikel oleh UmmaNews dalam bahasa Rusia.
Dalam ceramah yang berjudul "Jangan bersandar kepada orang Fasik", Syaikh Abu Sufyan menyeru kepada kaum Muslimin Arab, orang-orang di tanah dua Masjid suci, untuk melawan pasukan salib dan rafidhah yang mengancam akan menyerang negara tersebut.
Syaikh Abu Sufyan hafizahullah menekankan akan bahaya yang ditimbulkan oleh Barat dan Iran terhadap Ahlu Sunnah di semenanjung Arab pada umumnya, dan terhadap kaum Muslimin Ahlu Sunnah di dua tempat suci pada khususnya (Makkah dan Madina).
Syaikh Abu Sufyan sangat memfokuskan kepada rezim Saudi dan ulama-ulama yang berdosa, yang menghantam dan merendahkan Mujahidin dalam pernyataan resmi mereka, tetapi dalam waktu yang sama, mengizinkan orang-orang Musyrik dan rafidhah untuk hidup di wilayah timur Saudi.
Menurut Amir AQAP, saat ini Barat, Israel (negara Israel, orang-orang Yahudi dan zionis pada umumnya di seluruh dunia -red), dan Iran berdiri sebagai front persatuan, yang membawa agresi melawan kaum Muslimin.
Jika Amerika dan Zionis berperang dengan Islam di Palestina, Yaman, Afghanistan, maka Syi'ah Rafidhah Iran menunjukkan ambisi agresif mereka di wilayah dimana mereka hidup sesama rekan mereka.
Sebuah contoh adalah perkembangan terakhir di wilayah Qatif, dimana terjadi bentrokan antara orang-orang Syi'ah yang bersenjata dengan polisi patroli Saudi. Pertarungan ini seharusnya menunjukkan apa yang dapat rezim Saudi lakukan dalam perebutan kekuasaan oleh Syi'ah.
"Hal ini menunjukkan apa yang kami telah lihat setiap tindakan baik dari pemerintah juga dari dari ulama-ulama 'pemerintah mereka' yang akan menjadi serupa dengan apa yang mereka lakukan terhadap Mujahdin Ahlu Sunnah! Tidak ada yang pernyataan yang mengungkapkan sifat dan perbuatan Rafidhah, tidak ada disukusi atas peristiwa di Qatif dan penjelasan akan bahaya yang ditimbulkan oleh orang-orang Rafidhah terhadap Ahlu Sunnah di Tanah Suci yang dilakukan oleh para ulama Kerajaan.
Atau apakah dalam agama Raja Saudi dan ulama-ulamanya, Mujahidin Ahlu Sunnah adalah lebih buruk dari orang-orang Musyrik Rafidhah?
Pada saat itu, Syaikh Abdallah ibn Jibrin rahimahullah dan ulama-ulama lainnya, mengeluarkan fatwa tentang pernyataan Takfir untuk Rafidhah yang tinggal di Tanah Suci! Hal ini dinyatakan atas dasat Tauhid dan seruan dari hati nurani mereka, dan maka dari itu mereka harus dibunuh, mengikuti perintah dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wa salam yang bersabda: "Bunuhlah siapa saja yang mengubah agamanya (murtad dari Islam)," Ujar Syaikh Abu Sufyan dalam ceramahnya.
Dalam rekaman ceramahnya, Syaikh Abu Sufyan juga mengungkapkan kemurtadan dan kekufuran rezim Saudi dan menekankan bahwa jalan satu-satunya untuk Umat Islam untuk kembali berkuasa dan berjaya adalah kembali ke ajaran Islam yang lurus (menjalani Islam secara kaffah -red) , prinsip Al-Wala wa'l-Bara dan pedang.
Syaikh Abu Sufyan mengatakan bahwa Umat Islam harus mulai dengan membenahi jiwa mereka dan memupuk keshalihan. Dan kemudian mereka harus memperbaiki keyakinan para penguasa Tanah Suci. Menurut Syaikh Abu Sufyan, Umat Islam wajib untuk memerangi rezim Saudi, karena mereka telah keluar dari Islam (murtad).
"Kita harus menyatukan para Ulama yang lurus yang mendukung kebenaran, yang ikhlas karena Allah, tidak takut kepada cercaan orang-orang yang mencerca, dan semua komandan militer yang menghargai hidup dan kehormatan kaum Muslimin harus mematuhi para ulama dan untuk menjadi para penolong mereka (ba'da Allah) mempersiapkan kaum Muslimin Ahlu Sunnah di tanah dua Masjid suci untuk Jihad di jalan Allah," Kata Syaikh Abu Sufyan.
Syaikh juga menasehati untuk menghindari fitnah yang hanya mungkin ada dalam melaksanan kebaikan, dan bahwa kewajiban terbesar kaum Muslimin adalah untuk menyeru kepada kebaikan dan melarang keburukan (Amar ma'ruf nahi munkar), karena kematian peradaban Islam adalah karena tersebarnya kemunkaran.
Syaikh Abu Sufyan mendesak kaum Muslimin Arab untuk menyelamatkan saudara-saudara seiman mereka, yang kehormatan dan hidupnya dirampas di penjara-penjara Saudi, yang berusaha untuk menjadi Syahid di jalan Allah.
"Saya mendesak Umat Islam di seluruh Semenjanjung Arab  untuk bersatu dan pergi ke (tempat) yang berbatasan dengan Yaman untuk melindungi Syari'at Allah, Tuhan semesta alam. Syar'at yang telah dinyatakan diperangi oleh Amerika dan antek boneka mereka dari faksi-faksi picik dan parta-partai, dilatih di kedutaan besar Amerika di Abyan di Aden. Dan sekarang Iran telah mengerahkan antek-anteknya di wilayah dari Bahrain hingga Suriah, dan dari Qatif hingga Sa'da (provinsi utara Yaman -red) untuk memerangi Islam dan penganutnya. Wahai para pasukan kuda Allah, berkudalah!"
(siraaj/arrahmah.com)

Selasa, 13 Maret 2012

Hadits & Sains: Bukti ilmiah bahaya berkhalwat dengan yang bukan Mahram


Siraaj
Selasa, 13 Maret 2012 10:04:35
(Arrahmah.com) -  Mengapa Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa salam (saw) melarang berkhalwat antara laki-laki dan wanita yang bukan mahram? Apa yang disampaikan Rasulullah saw tidak ada yang keliru padanya, sehingga penelitian-penelitian ilmiah dari Barat pun membuktikannya. Berikut adalah terjemahan dari tulisan Abduldaem Al-Kaheel terkait bukti ilmiah bahaya berkhalwat dengan yang bukan mahram:
***
"Cukuplah anda duduk selama lima menit dengan seorang wanita sehingga Anda memiliki proporsi tinggi dari hormon meningkat" inilah temuan studi ilmiah yang dimuat tahun 2010 di Daily Telegraph! Mengapa Nabi saw mengharamkan khalwat antara laki-laki dengan wanita atau melihat sesuatu yang diharamkan Allah? Apa hikmah ilmiah larangan ini? Mari kita baca berita  ilmiah ini…
Para peneliti di Universitas Valencia menegaskan bahwa seorang yang berkhalwat dengan wanita (yang bukan mahram) menjadi daya tarik yang akan menyebabkan kenaikan sekresi hormon kortisol. adapun Kortisol adalah hormon yang bertanggung jawab terjadinya stres dalam tubuh. Meskipun subjek penelitian mencoba untuk melakukan penelitian atau hanya berpikir tentang wanita yang sendirian denganya namun hal tersebut tidak mampu mencegah tubuh dari sekresi hormon.
Para ilmuwan mengatakan bahwa hormon kortisol sangat penting bagi tubuh dan berguna untuk kinerja tubuh tetapi dengan syarat mampu meningkatkan proporsi yang rendah, namun jika meningkat  hormon dalam tubuh dan berulang terus proses tersebut, maka yang demikian dapat menyebabkan penyakit serius seperti penyakit jantung dan tekanan darah tinggi dan berakibat pada diabetes dan penyakit lainnya yang mungkin meningkatkan  nafsu  seksual.
Bentuk yang menyerupai alat proses hormon penelitian tersebut berkata bahwa stres yang tinggi hanya terjadi ketika seorang laki-laki berkhalwat dengan wanita asing (bukan mahram), dan stres tersebut akan terus meningkat pada saat wanitanya memiliki daya tarik lebih besar! Tentu saja, ketika seorang pria bersama dengan wanita yang merupakan saudaranya sendiri atau  saudara dekat atau ibunya sendiri tidak akan terjadi efek dari hormon kortisol. Seperti halnya ketika pria duduk dengan seorang pria aneh, hormon ini tidak naik. Hanya ketika sendirian dengan seorang pria dan seorang wanita yang aneh!
Para peneliti mengatakan bahwa pria ketika ada perempuan asing disisinya, dirinya dapat membayangkan bagaimana membangun hubungan dengannya (jika tidak emosional), dan dalam penelitian lain, para ilmuwan menekankan bahwa situasi ini (untuk melihat wanita dan berpikir tentang mereka) jika diulang, mereka memimpin dari waktu ke waktu untuk penyakit kronis dan masalah psikologis seperti depresi.
Nabi  saw melarang khalwat
Kita semua tahu hadits yang terkenal yang mengatakan: "Ingatlah, janganlah sekali-kali seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita (bukan mahramnya) melainkan yang ketiganya adalah syaitan." (Sunan Tirmidzi no. 20165)
“Janganlah sekali-kali seorang lelaki berduaan dengan seorang wanita saja, kecuali ia bersama muhrimnya” (Bukhari no. 4904)
Karena itu Nabi saw melalui syariat Islam ini menginginkan kita menghindari berbagai  penyakit sosial dan fisik.
Ketika seorang Muslim mampu  menghindari diri dari melihat aurat wanita (yang bukan mahram) dan menghindari diri dari berkhalwat dengan mereka, maka ia mampu mencegah penyebaran amoralitas dan dengan demikian melindungi masyarakat dari penyakit epidemi dan masalah sosial, dan mencegah individu dari berbagai penyakit.
Kami katakan kepada mereka yang tidak puas dengan agama kami yang hanif (lurus): Bukankah Islam sebagai agama yang benar, layak dihormati dan diikuti?
(siraaj/kaheel7/arrahmah.com)

Hanung Bramantyo "Sang Provokator Kekerasan"


Siraaj
Selasa, 13 Maret 2012 16:50:51
JAKARTA (Arrahmah.com) - Siapa yang tak kenal Hanung Bramantyo? Semua pecinta dunia perfilman Indonesia pasti mengenalnya. Hanung adalah seorang sutradara yang dikenal berfaham Liberal, meski ia tak mengakui bahwa dirinya Liberal.
Namun faktanya, Hanung membuat film yang masih berjudul Tanda Tanya (?) yang penuh dengan nuansa Sekulerisme, Pluralisme, Liberalisme (Sepilis). Hanung berdalih “ingin mengangkat tema toleransi antar umat beragama, tanpa maksud hati mencitraburukkan satu agama tertentu,” tapi anehnya film Tanda Tanya (?) karya Hanung itu adalah salah satu film yang mengindetikkan bahwa pelaku kekerasan adalah umat Islam.
Hanung juga unjuk gigi pada (14/2/2012), turun ke jalanan di depan Plaza Indonesia, Grand Hyatt, Jl Kebon Kacang, Jakarta Pusat , bersama dengan Gerombolan JIL yang diantaranya terdiri dari kaum bencong, rambut gimbal, dan cewek perokok.
Setelah mendengar orasi singkat itu, orang yang waras akan beranggapan bahwa Hanung sebenarnya orang radikal dan pendukung kekerasan. Buktinya, kalimat-kalimat yang keluar dari mulut sutradara film "?" itu dalam aksi yang mengatasnamakan “Gerakan Indonesia Tanpa FPI Tanpa ‘Kekerasan’” itu, mengajak orang untuk mencontoh aksi kekerasan para preman rasisme fasisme anarkisme di Palangkaraya.
Diselingi sorakan dukungan dan tepuk tangan pendukungnya, Hanung memulai orasi. "Terimakasih. Sudah saatnya, kita harus menunjukkan siapa sebenarnya yang mayoritas dan siapa yang minoritas. Jangan sampai kita melihat, anak-anak kita melihat, saudara-saudara kita melihat, bahwa yang minoritas itu adalah yang merasa mayoritas dan mayoritas hanya diam saja", kata Hanung.
Temen Hanung dalam berdemo, Guntur Romli, aktor di balik aksi tapi perempuan yang suruh di depan
Temen Hanung lainnya, dedengkot JIL yg diisukan menzinai wanita dan tidak bertanggung jawab, Ulil Abshar Abdalla
Kemudian Hanung memprovokasi orang-orang yang selama ini dianggap sebagai “intelektual, demokrat atau moderat” agar sedikit menjadi militan. Militan seperti kelompok preman anarkis yang mengepung empat orang pimpinan FPI Pusat di Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, Kalimantan Selatan. Seperti yang telah tersebar di media-media massa sebelumnya, dimana kelompok preman itu telah membobol apron bandara. Mereka mengepung bandara dengan membawa mandau dan tombak, seolah telah siap membunuh orang-orang FPI.
"Dan kepada mereka yang mengaku intelektual, mereka yang mengaku demokrat atau moderat tolong sedikitlah menjadi militan. Tolonglah...militanlahlah sedikit. Gitu loh... Sebagaimana temen-temen kita, saudara-saudara kita yang ada di Palangkaraya. Mereka bisa militan, mereka bisa menentukan kapan saya bisa bersikap, kita bisa bersikap, kita bisa diganggu atau tidak diganggu,” ujar Hanung. dikutip Suara Islam Online.
Hanung mengaku resah. Karena selama ini dia tidak dapat tenang dan bebas dalam berkarya karena selalu dianggap salah. Maka dari itu dia mengajak pada “jamaah” JIL yang terdiri dari kaum bencong, cewek perolok dan lelaki bertatto rambut gimbal itu untuk menunjukkan siapa yang mayoritas di negeri ini.
"Sekarang ini kita selalu resah, karena kita melakukan apa-apa selalu dianggap salah. Maka dari itu tolong pada temen-temen semua yang ada di sini mari kita tunjukkan siapa sebenarnya yang mayoritas., gitu aja. Terimakasih-terimakasih," pungkasnya diringi tepuk tangan para pengikut JIL.
Menurut Sekjen Forum Umat Islam (FUI), KH Muhammad AlKhaththath bahwa orasi Hanung Bramantyo itu secara langsung menunjukkan bahwa ia mendukung tindakan kekerasan. Hanung juga memprovokasi agar orang-orang yang selama ini dikenal “intelektual, demokrat dan moderat” agar menjadi militan sebagaimana militannya orang-orang di Palangkaraya saat mengepung dan mengancam membunuh empat orang pimpinan FPI Pusat di Palangkaraya, seperti yang dilaporkan Suara Islam Online.
Di depan Menteri Agama Suryadharma Ali, Al-Khaththath menyampaikan bahwa berdasarkan rekaman video yang diperolehnya, Hanung telah memprovokasi kalangan liberal, moderat dan demokrat untuk menjadi sedikit lebih militan agar seperti orang-orang di Palangkaraya. "Ini kan berarti mendukung anarkisme di Palangkaraya. Kita punya videonya, kalau Pak Menteri butuh bisa kita kasih", kata AlKhaththath saat itu.
Video tersebut rencananya akan disampaikan kepada manajemen SCTV yang berencana memutar kembali film "?". FUI dan FPI akan membuktikan, bahwa omongan Hanung ternyata berbeda dengan tujuan filmnya yang katanya ingin menyampaikan pesan “anti kekerasan dan anti radikalisme.”
SCTV akan memutar kembali film “?” pada malam ini (24/2). Menurut AlKhaththath rencana pemutaran film itu dinilai akan menambah provokasi kepada Front Pembela Islam (FPI). (siraaj/arrahmah.com)

Capres syari’ah siap pimpin Indonesia


Bilal
Selasa, 13 Maret 2012 15:54:43
JAKARTA (Arrahmah.com) - Forum Umat Islam(FUI) menggelontorkan Calon Presiden (Capres) Syari’ah secara terbuka. Tiga kandidat didapuk sebagai Capres Syari’ah diantaranya Ustadz Abu Jibril, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir, dan Habib Rizieq Syihab.
Capres Syari’ah sengaja dihadirkan FUI sebagai usaha penegakkan syari’at Islam dan mengembalikan kepemimpinan Umat Islam di pentas nasional.  Untuk menghantarkan tiga capres syari’ah tersebut, FUI mengungkapkan banyak cara yang akan ditempuh termasuk menawarkan kepada melalui jalan revolusi.
 
“Jika umat menginginkan kita siap revolusi dan mengepung istana” kata Sekjen FUI Ustadz AlKhaththath kepada arrahmah.com dalam Talk Show Caapres Syari’ah di arena Islamic Book fair 2012,Jakarta(12/3).
 
Ustadz Al Khaththath menjelaskan, FUI belum terlalu jauh melangkah melakukan langka-langkah formal politik, dan  saat ini masih menitik beratkan upaya sosialisasi capres syari’ah kepada masyarakat dan umat Islam agar mereka memahami dan mendukung ide tersebut .
 
“Kita sekarang berkonsentrasi  mengusung isu capres syari’ah, dan kita sekarang pada tahap mengajak pemuda-pemuda Islam untuk menjadi relawan capres Syari’ah.”ujarnya.
 
Sementara itu,Ustadz Abu Jibril mengatakan bahwa perjuangan menegakkan Syari’at islam harus didukung dengan dua unsur kekuatan, yaitu unsur militer dan unsur politis.
 
“Musuh hanya akan takut dengan dua hal yang kita miliki pasukan khusus yang siap melawan penghalang dakwah, dan pasukan umum yang mensosialisasikan ide ini” ungkapnya.
 
Sedangkan Munarman sendiri, menyatakan untuk memenangkan capres syari’ah tersebut, yang terpenting dan terlebih dahulu dilakukan adalah penanaman Ide dan kesadaran kepada umat. Sebab jika umat Islam sudah menyadari hal tersebut, kepemimpinan akan mudah terwujud.
 
“Kalau Umat islam mau atau menginginkan atau menghendaki pemimpin yang menegakkan syariat Islam, Saya kira pemimpin yang dijual oleh partai-partai dalam sistem demokrasi itu menjadi tidak laku,”Jelasnya.
 
Pemimpin  yang tidak diinginkan masyarakat, sudah pasti menurutnya tidak memiliki lagi keabsahan dalam kepemimpinan.
 
“Para pemimpin yang tidak dikehendaki, saya kira legitimasinya akan turun, legitimasinya akan  hancur, atau sudah tidak
punya legitimasi.”beber Munarman.
 
Tambah Munarman, legitimasi yang hilang tersebut yang akan membuat masyarakat atau umat Islam Indonesia mencari sosok pemimpin ideal yang lainnya.
 
“Kalau sudah tidak punya legitimasi masyarakat atau umat Islam akan beralih kepada pemimpin yang bersyari’at itu.”pungkasnya.
 
Ustadz Abu Jibril sendiri, mengingatkan bahwa dalam berjuang uamt Islam harus menjaga keikhlasan, bukan karena merasa hebat dan mampu, sebab menurutnya kemenangan itu berada disisi Allah SWT bukan milik manusia.
 
“Bukan karena kita besar kita menang, atau bukan karena kita kecil kita kalah. Menang dan kalah itu semua karena kehendak Allah” tandas beliau.
 
Dalam acara Talkshow tersebut FUI menghadirkan Munarman, Ustadz Abu Jibril, dan Ustadz Muhammad Al Khaththath, serta Luthfi hakim sebagai host acra tersebut. Sedangkan habib Rizieq sendiri yang direncanakan menghadiri acara tersebut berhalangan untuk datang.
 
Acara yang berlangsung sejak pukul 16.00 wib hingga 18.00 wib dihadiri oleh ratusan kaum Muslimin. (bilal/arrahmah.com)

Ust. Abu M. Jibriel : "Hanya orang kafir, munafik dan sejenisnya yang tidak ingin syariah"


Ukasyah
Selasa, 13 Maret 2012 16:40:35
JAKARTA (Arrahmah.com) - "Hanya orang kafir, munafik dan sejenisnya yang tidak ingin Syariah," pernyataan ini dilontarkan oleh Ustadz Abu Muhammad Jibriel dalam acara talk show bertajuk "Capres Syariah: Saatnya Memimpin Indonesia dengan Syariah" pada Senin sore kemarin (12/3) di ajang Islamic Book Fair 2012 yang berlangsung di Istora Senayan Jakarta.
Untuk menguatkan pendapatnya ini ustadz Abu Muhammad Jibriel menukil ayat Quran surat An Nisa ayat 65 yang berbunyi: "Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya."
Dengan gayanya yang khas, lembut namun tegas ustadz yang pernah mukim di negara tetangga Malaysia selama 20 tahun lebih dan pernah berjihad di Afghanistan ini menyatakan umat Islam yang beriman sudah pasti menginginkan tegaknya Syariah, hanya masalahnya informasi yang digembar-gemborkan media-media sekuler membuat bias keinginan umat Islam tersebut.
Dengan nada yang lembut ustadz Abu Muhammad Jibriel juga mengkritisi kebanyakan umat Islam yang lebih sering mengkritik para pejuang penegak Syariah, namun mereka sendiri tidak bekerja untuk tegaknya hal itu. Menyinggung soal capres Syariah, ustadz Abu Jibriel menyatakan ada banyak hal yang harus disiapkan untuk munculnya calon presiden yang menginginkan tegaknya syariah.
Diskusi Capres Syariah Senin sore kemarin menampilkan tiga pembicara, Munarman, SH, Ustadz Muhammad Al-Khattath dan Ustadz Abu Jibriel. Yang uniknya, menurut laporan panitia, acara diskusi ini menjadi acara terbanyak dalam segi peserta selama diskusi/talk show yang berlangsung di Islamic Book Fair 2012.
(eramuslim.com)

Ratings and Recommendations

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Blogger Theme by Lasantha - Premium Blogger Templates | Affiliate Network Reviews