Sabtu, 10 November 2012

Kisah eksklusif syaikh Usamah bin Ladin # 3: Hubungan Syaikh Usamah dengan para ulama Afghanistan dan Pakistan


Muhib Al-Majdi
Senin, 8 Oktober 2012 12:43:48
(Arrahmah.com) – Pada kisah sebelumnya, syaikh Aiman Azh-Zhawahiri telah menceritakan pertempuran Ramadhan 2001 di pegunungan Tora Bora dan pengalaman interaksi syaikh Usamah bin Ladin dengan para ulama Jazirah Arab. Pada kesempatan kali ini, syaikh Aiman Azh-Zhawahiri mengisahkan interaksi erat syaikh Usamah bin Ladin dengan para ulama di Afghanistan dan Pakistan.
***
Syaikh Usamah dan syaikh Yunus Khalis
Syaikh Usamah bin Ladin memiliki hubungan yang sangat kuat dengan para ulama Afghanistan, khususnya para ulama yang berjihad. Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada Afghanistan dengan keberadaan para ulama dan mujahid di sana.
Tentang hal pertama yang kita sebutkan tentang hubungan erat syaikh Usamah dengan para ulama Afghanistan, kita harus menyebutkan hubungan syaikh Usamah dengan syaikh Yunus Khalis rahimahullah, sang ulama besar dan mujahid. Tentu saja hubungan syaikh Usamah dengan syaikh Yunus sudah terbina sejak lama, namun di antara hal yang paling menonjol dalam hubungan tersebut adalah syaikh Yunus Khalis menampung syaikh Usamah bin Ladin di Jalal Abad  saat pemerintah Sudan mengusir syaikh Usamah ---semoga Allah memberikan balasan yang setimpal kepada pemerintah Sudan. Suatu saat kita akan menyebutkan permasalahan Sudan ini, insya Allah, dan mengkhususkan satu aspek tentangnya dan bagaimana mereka mengingkari jasa-jasa syaikh Usamah.
Syaikh Yunus Khalis menyambut kedatangan syaikh Usamah dengan sambutan terbaik dan memuliakan beliau. Saya masih ingat ketika syaikh Usamah bin Ladin tinggal di Jalal Abad, dalam perlindungan syaikh Yunus Khalis rahimahullah, syaikh Usamah pernah berkata: "Suatu kali saya pernah ingin berbicara kepada media massa. Maka saya bertanya kepada syaikh Yunus: "Apakah Anda mengizinkan saya berbicara dengan media massa?" Syaikh Yunus menjawab: "Bagaimana Anda harus meminta izin kepadaku lebih dahulu? Jika ini adalah perkara yang menurut Anda harus dikerjakan, kerjakanlah, tak perlu meminta izin kepadaku!"
Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah pernah bercerita kepadaku bahwa syaikh Yunus Khalis pernah didatangi oleh Duta Besar Arab Saudi untuk Pakistan. Dubes Arab Saudi berkata kepada syaikh Yunus, "Anda menampung Usamah bin Ladin, padahal ia adalah orang yang berbahaya, ia itu teroris, ia itu…" Dubes itu menyebutkan banyak hal buruk tentang syaikh Usamah.
Bagaimana syaikh Yunus Khalis menjawab kepada Dubes Arab Saudi itu seperti yang diceritakan syaikh Usamah kepadaku secara langsung? Syaikh Yunus Khalis berkata, "Wahai saudaraku, seandainya hewan ternak dari negeri dua tanah suci (Makkah dan Madinah, pent) datang kepada kami, niscaya kami akan menampungnya. Lalu bagaimana kami tidak akan menampung mujahidin?" Syaikh Yunus Khalis telah membuat Dubes Arab Saudi itu pulang dengan kecewa dan menanggung malu. Alhamdulillah.
Syaikh Yunus Khalis senantiasa menjaga hubungan baik tersebut dengan syaikh Usamah bin Ladin. Syaikh Yunus biasa memberikan nasehat dan arahan kepada beliau. Saya masih ingat pada suatu kesempatan saya menyertai syaikh Usamah berkunjung kepada syaikh Yunus, setelah syaikh Usamah berpindah dari Jalal Abad ke Kandahar. Suatu saat syaikh Usamah kembali lagi ke Jalal Abad, maka beliau mengunjungi syaikh Yunus Khalis. Saat itu syaikh Yunus Khalis menasehati beliau dan berkata, "Wahai Usamah, hati-hatilah, telah banyak budak dirham dan budak dinar. Maka berhati-hatilah engkau dalam bergerak dan berpindah-pindah, jangan mengandalkan kecuali orang-orang yang bisa dipercaya." Saya mengingatkan kembali nasehat syaikh Yunus Khalis ini, semoga Allah merahmati beliau.
Setelah itu saat terjadi perang salib yang terakhir terhadap Afghanistan, syaikh Yunus Khalis sedang sakit keras, hampir-hampir beliau lumpuh, tulang paha beliau patah dan kesehatannya menurun drastis. Meski kondisi beliau demikian itu dan kesehatannya menurun drastis, namun hati bleiau senantiasa hidup dengan keimanan dan jihad. Beliau mengeluarkan sebuah pernyataan resmi yang mengajak umat Islam Afghanistan dan umat Islam seluruh dunia untuk berjihad melawan AS yang menjajah Afghanistan. Semoga Allah merahmati beliau dan para ulama kaum muslimin.
Syaikh Usamah dan syaikh Jalaluddin Haqqani
Sudah tetu, di antara ulama mujahidin Afghanistan yang juga sangat dicintai oleh syaikh Usamah adalah fadhilah syaikh Jalaluddin Haqqani, semoga Allah mengaruniai beliau kesehatan dan keselamatan serta menjadikannya sebagai perbendaharaan bagi jihad dan Islam. Hubungan syaikh Usamah dengan syaikh Jalaluddin Haqqani sudah terjalin lama sejak masa-masa jihad (melawan komunis Uni Soviet). Syaikh Usamah menyertai pasukan syaikh Jalaluddin Haqqani dalam menaklukkan kota Khost, Kabul dan juga pertempuran-pertempuran di Jawar.
Saya masih ingat pada masa terakhir saat saudara kami, syaikh Musthafa Abul Yazid rahimahullah, gugur sebagai syahid maka syaikh Jalaluddin Haqqani mengirim sebuah surat kepada syaikh Usamah bin Ladin dan hamba yang fakir ini (syaikh Aiman Azh-Zhawahiri sendiri, pent). Saya masih ingat, dalam surat itu syaikh Haqqani menulis: "Kepada saudaraku dan kawanku yang tercinta, al-mujahid Usamah bin Ladin." Semoga Allah merahmati syaikh Usamah.
Syaikh Usamah dan Maulawi Abdullah Dzakiri
Termasuk ulama Afghanistan yang memiliki hubungan sangat kuat dengan syaikh Usamah bin Ladin adalah Maulawi Abdullah Dzakiri. Nama ini barangkali belum terkenal (di dunia Islam, pent), namun nama beliau sangat terkenal di Afghanistan. Maulawi Abdullah Dzakiri adalah ketua Persatuan Ulama Afghanistan. Beliau memiliki reputasi yang sangat baik di Afghanistan, wibawa yang sangat besar dan penghormatan luas (kaum muslimin Afghanistan).
Maulawi Abdullah Dzakiri berasal dari desa bernama Dzakir. Desa ini dekat jaraknya dengan desa kami di Kandahar, desa Arab yang telah saya ceritakan sebelumnya (dalam video Ayyam Ma'al Imam # 2, pent). Desa itu adalah desa yang sangat sederhana, rumah Maulawi Abdullah Dzakiri juga sangat sederhana. Namun, masya Allah, beliau memiliki kedudukan dan wibawa yang sangat besar.
Syaikh Usamah bin Ladin sendiri yang berulang kali datang kepada Maulawi Dzakiri. Suatu saat saya pernah menyertai syaikh Usamah menemui Maulawi Dzakiri, meminta nasehat dan saran-sarannya. Maulawi tidak pernah pelit untuk memberikan arahan kepada syaikh Usamah. Maulawi Abdullah memang seorang yang ---masya Allah--- memiliki semangat baja, kejelian dan kehormatan. Beliau mengeluarkan sebuah penjelasan tentang kewajiban melawan penjajahan pasukan salib terhadap Jazirah Arab. Beliau juga mengumpulkan tanda tangan sejumlah besar ulama Afghanistan. Semoga Allah member beliau taufiq kepada kebaikan dan merahmatinya, baik beliau masih hidup maupun sudah meninggal.
Syaikh Usamah dan Syaikh Muhammad Yasir
Di ulama lainnya yang harus saya sebutkan jika membahas hubungan syaikh Usamah bin Ladin dengan para ulama Afghanistan adalah fadhilah syaikh Muhammad Yasir, semoga Allah merahmati beliau dengan rahmat yang luas.
Di sini saya hendak menyampaikan ungkapan bela sungkawa kepada umat Islam secara umum dan mujahidin secara khusus serta keluarga syaikh Muhammad Yasir secara lebih khusus lagi, atas wafatnya syaikh Muhammad Yasir.
Syaikh Muhammad Yasir rahimahullah ditangkap dan dijebloskan dalam penjara Pakistan pada Dinas Intelijen Pakistan yang berkhianat (kepada kaum muslimin). Lalu berita wafatnya beliau bisa sampai ke dunia luar (penjara) meskipun Dinas Intelijen Pakistan sangat ketat menutup-nutupi berita itu agar tidak keluar dari penjara. Namun akhirnya berita itu tetap bisa keluar. Sampai saat ini tidak diketahui sebab wafatnya beliau, apakah karena dibunuh atau ditelantarkan atau dicegah dari mendapatkan perawatan medis. Tidak diketahui dengan pasti (oleh kaum muslimin) apa sebab kematian syaikh Muhammad Yasir.
Pengkhianatan dan Kebiadaban Dinas Intelijen Pakistan
Namun apa yang terjadi pada (penjara) Dinas Intelijen Pakistan dan kejahatan-kejahatan yang dilakukan Dinas Intelijen Pakistan pasti akan nampak (terbongkar) juga. Ini adalah lembaran hitam dalam sejarah Pakistan dan stempel hitam dalam sejarah orang-orang Pakistan, yaitu pengkhianatan yang dilakukan oleh pemerintah, tentara dan intelijen Pakistan yang taraf seperti itu belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah kaum muslimin.
Pengkhianatan ini dilakukan oleh para pengkhianat tersebut demi memenuhi kantong mereka dengan sebagian harta. Dengan izin Allah, harta tersebut akan menjadi bencana dan hukuman bagi mereka sendiri. Allah Ta'ala:
(إِنَّ اللّهَ لاَ يُصْلِحُ عَمَلَ الْمُفْسِدِينَ)
"Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya perbuatan orang-orang yang berbuat kerusakan." (QS. Yunus [10}: 81)
(الَّذِينَ كَفَرُواْ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّواْ عَن سَبِيلِ اللّهِ فَسَيُنفِقُونَهَا ثُمَّ تَكُونُ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً ثُمَّ يُغْلَبُونَ وَالَّذِينَ كَفَرُواْ إِلَى جَهَنَّمَ يُحْشَرُونَ)
"Sesungguhnya orang-orang kafir membelanjakan harta mereka untuk menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Maka mereka akan membelanjakan harta mereka, kemudian hal itu menjadi penyesalan bagi mereka, lalu mereka dikalahkan. Dan orang-orang kafir hanya akan digiring ke dalam neraka Jahanam saja." (QS. Al-Anfal [8]: 36)
Syaikh Muhammad Yasir ---semoga Allah merahmati beliau dengan rahmat yang luas--- meninggal dalam penjara Pakistan, dan di dalam penjara-penjara Pakistan terjadi berbagai kebiadaban dan kekejaman yang bisa membuat anak-anak kecil beruban.
Di antara ulama Afghanistan lainnya yang wafat dalam penjara Pakistan adalah Mulla Ubaidullah, mentri pertahanan Imarah Islam Afghanistan. Dinas Intelijen Pakistan berusaha menutup-nutupi berita itu dan sampai saat ini tidak mau menyerahkan jenazahnya kepada keluarga beliau, padahal beliau telah meninggal beberapa tahun yang lalu.
Perkara pembunuhan di dalam penjara-penjara Paksitan terhadap orang-orang (ulama dan mujahidin) yang ditangkap telah menjadi aib besar yang baunya menyesakkan. Ribuan orang telah dibunuh, atau agar saya lebih tepat: ratusan orang telah dibunuh, atau mngkin juga ribuan orang. Tidak ada seorang pun yang mengetahui angkanya secara pasti. Sering sekali jenazah-jenazah mereka dilemparkan ke jalanan di Pakistan setelah mereka dibunuh oleh Dinas Intelijen Pakistan. Jika kalian mengikuti berita-berita Pakistan, barangkali kalian akan melihat sebuah film documenter yang dipublikasikan lewat situs internet yang menunjukkan tentara Pakistan membunuh sekelompok orang di Lembah Swat tanpa pengdailan dan bukti-bukti apapun. Begitulah tentara Pakistan membunuhi mereka, sampai-sampai ikut berkomentar Departemen Luar Negeri AS yang munafik dan memerintahkan tentara Pakistan untuk melakukan kejahatan-kejahatan tersebut.
Intinya, syaikh Muhammad Yasir ---semoga Allah merahmatinya dengan rahmat yang luas--- termasuk salah seorang kawan dekat syaikh Usamah. Hubungan beliau dengan syaikh Usamah telah terjalin sejak lama, pada masa jihad Afghan melawan Rusia. Syaikh Muhammad Yasir, seperti telah saya sebutkan secara ringkas dalam kitab saya Risalah At-Tabriah, adalah tokoh generasi pertama dari gerakan jihad di Afghanistan. Saat itu ia sedang menempuh kuliah ilmu politik di Universitas Kabul. Ketika jihad terjadi, beliau berhijrah ke Pakistan, lalu melanjutkan kuliah di Universitas Islam di kota Madinah Munawwarah (Arab Saudi). Kemudian beliau bergabung dengan mujahidin, dan beliau diangkat sebagai Mentri Dalam Negeri dalam pemerintahan mujahidin di Kabul (era presiden Burhanuddin Rabbani, pent).
Setelah itu beliau melihat kerusakan yang menyebar luas dalam pemerintahan (perpecahan dan peperangan antar mujahidin demi kursi kekuasaan; kubu Burhanuddin Rabbani-Ahmad Syah Mas'ud melawan kubu Qalbuddin Hikmatyar), maka beliau meninggalkan kursi kekuasaan dan kembali menekuni bidang dakwah dan pengajaran. Ketika tegak pemerintahan Imarah Islamiyah di Afghanistan (Taliban dengan pimpinan Mulla Muhammad Umar, pent), beliau menjadi salah seorang pendukungnya.
Ketika tanda—tanda invasi pasukan salibis terhadap Afghanistan mulai terdengar nyaring, maka syaikh Muhammad Yasir datang padahal saat itu usianya sudah tua. Mungkin saat ini berusia lima puluh tahun atau sekitar usia itu. Beliau datang ke Afghanistan. Saya masih ingat saat itu beliau datang ke Tora Bora. Beliau naik ke gunung di Tora Bora sebelum pesawat tempur AS membombardir Afghanistan. Beliau mengadakan pertemuan yang sangat lama dengan syaikh Usamah (di kamp pertahanan Al-Qaeda di puncak pegunungan Tora Bora), yang masih saya ingat.
Saya masih ingat, saat itu syaikh Muhammad Yasir mengatakan kepada syaikh Usamah, "Aku dahulu memiliki keinginan mati syahid di Baitul Maqdis (Palestina). Ketika jihad Afghanistan (melawan komunis Uni Soviet) berakhir dan aku belum sampai ke Baitul Maqdis, aku sangat sedih karena keinginanku belum terpenuhi. Sekarang perang salib telah dimulai lagi, semoga perang salib ini menjadi sebab bagiku untuk mati syahid di Baitul Maqdis."
Saya berdoa kepada Allah semoga Allah memberikan kepada beliau pahala orang-orang yang mati syahid dan kedudukan orang-orang yang mati syahid.
Saya juga masih ingat, saat itu syaikh Muhammad Yasir berkata kepada syaikh Usamah, "Aku telah hidup di Pakistan dan mengajar di sana. Sekarang aku tidak memiliki tempat (yang lebih tepat) kecuali di sini, di Afghanistan, di tengah-tengah mujahidin."
Maka syaikh Usamah menasehati syaikh Muhammad Yasir banyak nasehat praktis. Insya Allah, akan datang waktunya bagi kami untuk mempublikasikannya. Syaikh Usamah memang memiliki pandangan dan wawasan yang sangat mengagumkan dalam bidang jihad.
Syaikh Usamah berkata kepada syaikh Muhammad Yasir, "Saya nasehatkan kepada Anda untuk memfokuskan usaha Anda pada fase ini di bidang media massa. Allah telah membukakan bagi Anda keistimewaan di bidang ilmu dan bidang dakwah. Maka fokuskanlah usaha-usaha Anda di bidang media massa."
Maka syaikh Muhammad Yasir rahimahullah mulai menghubungi stasiun-stasiun TV dan mengeluarkan banyak perbincangan. Hal itu tetap beliau kerjakan sampai saat AS menginvasi Afghanistan, beliau tetap menekuni aktifitas media yang besar dari tempat hijrahnya di Pakistan. Orang yang mengikuti berita-berita Afghanistan barangkali akan bisa menyaksikan tayangan wawancara syaikh Muhammad Yasir dengan stasiun TV Al-Jazera.
Beberapa orang telah menasehati syaikh Muhammad Yasir untuk bersembunyi dan menunggu-nunggu keadaan, namun syaikh Muhammad Yasir menjawab, "Pekerjaan media ini bagiku sama nilainya dengan operasi bom syahid. Aku menganggap diriku termasuk kelompok orang-orang yang melakukan serangan bom syahid, karena aku tidak melihat ada orang yang mengerjakan pekerjaan ini dan menjaga lobang yang kosong ini. Jika aku dibunuh atau dipenjara, maka aku memang sudah menganggap diriku sebagai pelaku bom syahid."
Syaikh Muhammad Yasir pernah ditangkap sekali dan dijebloskan ke dalam penjara di Kabul, namun beliau berhasil dibebaskan melalui program pertukaran tawanan antara mujahidin dan pemerintah Kabul. Ketika beliau dibebaskan, beliau kembali kepada aktifitas dakwah beliau. Beliau memiliki aktifitas yang besar di bidang dakwah di tengah mujahidin, baik di Pakistan maupun Afghanistan. Beliau kemudian ditangkap untuk kedua kalinya (di Pakistan sampai akhirnya dibunuh dalam penjara Pakistan, pent). Semoga Allah merahmati beliau dan menyusulkan kita kepada beliau di atas kebaikan.
Hubungan dengan ulama Pakistan
Syaikh Usamah bin Ladin juga memiliki hubungan yang sangat kuta dengan para ulama Pakistan. Saya sebelumnya telah menjelaskan bahwa banyak sekali rombongan ulama Pakistan yang mengunjungi syaikh Usamah saat beliau tinggal di Kandahar. Di antara ulama Pakistan tersebut yang paling menonjol dan bisa saya sebutkan namanya di sini adalah Maulawi Nizhamuddin Asy-Syamizi. Maulawi Nizhamuddin asy-Syamizi termasuk ulama Pakistan yang paling diperhitungkan dan paling terkenal.
Beliau termasuk salah seorang kawan tercinta syaikh Usamah. Setiap kali beliau mengunjungi Afghanistan, beliau pasti juga mengunjungi syaikh Usamah bin Ladin, tinggal beberapa lama bersama syaikh Usamah, saling bertukar nasehat dan duduk bersama mempelajari berbagai uruasan.
Saya masih ingat, dalam sebuah pertemuan, saya bertemu dengan syaikh Nizhamuddin Asy-Syamizi yang tengah mengunjungi syaikh Usamah bin Ladin. Saya pun menceritakan kepada syaikh Asy-Syamizi kondisi Mesir dan berbagai aspek yang berkaitan dengannya. Syaikh Asy-Syamizi, masya Allah, adalah seorang ulama yang luas telaahnya dan senang mencari berita tentang kondisi kaum muslimin. Saya masih ingat, saat itu saya menghadiahkan kepada beliau buku saya yang berbicara tentang Mesir, judulnya adalah Mishra Al-Muslimah Baina Al-Jalladin wa 'Umalatal Khainin (Negeri muslim Mesir: Antara para algojo dan para pengkhianat antek Barat). Beliau meminta dariku beberapa hal dan informasi tentang Mesir. Saya juga masih ingat, saya telah mengirimkan kepada beliau beberapa buku kecil atau beberapa buletin atau beberapa hal yang semisal dengannya.
Dalam pertemuan terakhir syaikh Nizhamuddin Asy-Syamizi dengan syaikh Usamah bin Ladin saat beliau masih tinggal di Kandahar, syaikh Asy-Syamizi bersama beberapa orang ulama kawannya dan orang-orang tercintanya mengunjungi Afghanistan. Saya kisahkan pertemuan tersebut, syaikh Asy-Syamizi membawa rombongannya kepada syaikh Usamah bin Ladin. Kepada syaikh Usamah, syaikh Asy-Syamizi berkata, "Arahkanlah para ikhwah ini, sampaikan kepada mereka penjelasan yang menghasung mereka untuk berjihad dan beramal di jalan Allah!"
Saya hampir saja terlupakan satu hal penting yang layak diceritakan tentang syaikh Asy-Syamizi. Dalam sebuah pertemuan syaikh Usamah bin Ladin dengan syaikh Asy-Syamizi, syaikh Usamah bin Ladin menjelaskan permasalahan peperangan salibis Barat terhadap umat Islam. Saat itu syaikh Usamah berada di ruang tamu dan telah menempatkan sebuah peta yang besar di dinding.
Syaikh Abu Hafsh Al-Mishri yang lebih dikenal dengan julukan Abu Hafsh Al-Komandan ---semoga Allah merahmati sang pahlawan besar yang syahid ini--- adalah orang yang menjelaskan di atas peta tersebut sejauh mana penjajahan salibis Barat terhadap dunia Islam. Abu Hafsh Al-Komandan menjelasan bagaimana salibis Barat dengan pangkalan-pangkalan militer, armada kapal induk, dan tentara-tentaranya menguasai, mengepung dan mencekik dunia Islam. Abu Hafsh Al-Komandan menjelaskan bahwa seluruh jalur lintasan yang penting, baik di laut, udara maupun darat telah dikuasai oleh salibis Barat.
Syaikh Nizhamuddin Asy-Syamizi memberikan apresiasi yang sangat besar terhadap uraian syaikh Abu Hasfh Al-Komandan. Ketika syaikh Asy-Syamizi telah kembali ke Pakistan, beliau langsung mengadakan sebuah pertemuan besar di sebuah hotel besar di kota Islamabad. Beliau mengundang banyak ulama dan tokoh masyarakat Pakistan. Beliau juga membawakan sebuah peta dunia Islam dan menjelaskan pemikiran yang sama (dengan penjelasan syaikh Abu Hafsh Al-Komandan). Ketika syaikh Asy-Syamizi kembali mengunjungi syaikh Usamah bin Ladin, ia bercerita kepada beliau, "Saya telah pergi ke Islamabad dan memberikan ceramah yang sama dengan ceramah yang kalian sampaikan kepadaku di Kandahar."
Ketika pasukan salibis menyerang Afghanistan dan sang pengkhianat, Perves Musharraf turut serta (dalam invasi salibis dengan menjadi sekutu utama salibis AS-NATO, pent), dia inilah Abu Righal, dia inilah yang membantu pasukan salibis untuk menjajah Afghanistan. Pada saat itulah syaikh Nizhamuddin Asy-Syamizi ---semoga Allah merahmatinya--- mengeluarkan fatwa yang sangat terkenal bahwa pemerintah yang membantu orang-orang kafir  dalam menjajah salah satu negeri kaum muslimin adalah pemerintah yang telah gugur legalitas kepemimpinannya, rakyat wajib memberontak terhadapnya.
Beberapa waktu setelah itu syaikh Nizhamuddin Asy-Syamizi dibunuh di kota Karachi. Beberapa orang yang tidak dikenal menembaki beliau dan kemudian melarikan diri. Syaikh Usamah bin Ladin dalam salah satu ceramahnya menyatakan bahwa beliau meyakini syaikh Nizhamuddin Asy-Syamizi dibunuh karena telah mengeluarkan fatwa yang menentang Perves Musharraf tersebut. Kita berdoa kepada Allah semoga Allah merahmati keduanya dan menyusulkan kita kepada mereka di surga Firdaus yang tertinggi.
Syaikh Abdullah Ghazi
Di antara ulama terkenal Pakistan yang juga memiliki hubungan sangat baik dengan syaikh Usamah bin Ladin adalah syaikh Abdullah Ghazi, ayah dari syaikh Abdurrasyid Ghazi yang syahid di masjid Merah di Islamabad. Syaikh Abdurrasyid Ghazi adalah seorang ulama syahid putra dari seorang ulama yang juga syahid putra dari seorang ibu yang juga syahid, semoga Allah merahmati mereka semua.
Syaikh Abdullah Ghazi datang dari Pakistan dan mengunjungi kami di Kandahar. Turut bersamanya satu rombongan besar dari madrasah beliau. Syaikh Abdurrasyid Ghazi juga turut dalam rombongan itu, seorang ulama yang belakangan syahid di masjid Merah di Islamabad, semoga Allah merahmatinya. Beliau menghabiskan waktu satu hari penuh atau setengah hari penuh bersama kami di Kandahar, bersama beberapa orang ulama dan ustadz dari madrasah beliau.
Saya masih ingat, pada waktu itu, salah seorang di antara mereka bendiri dan membacakan sebuah untaian syair pujian kepada syaikh Usamah bin Ladin dengan bahasa Arab. Sayang, saya saat ini tidak hafal untaian syair tersebut. Saya masih ingat, itu adalah pertemuan yang sangat baik dengan syaikh Abdullah Ghazi, semoga Allah merahmatinya. Syaikh Usamah pada waktu itu berbicara kepada syaikh Abdullah Ghazi bahwa ulama Pakistan wajib mengeluarkan fatwa perlawanan terhadap serangan pasukan salib yang menjajah negeri-negeri kaum muslimin, khususnya negeri dua tanah suci (Makkah dan Madinah). Syaikh Abdullah Ghazi saat itu berjanji kepada syaikh Usamah bahwa jika ia telah kembali ke Pakistan, insya Allah, ia akan memfokuskan diri untuk hal itu, mengumpulkan fatwa tersebut dan menghasung ulama untuk hal itu.
Saya juga masih ingat, saya saat itu hadir dalam pertemuan dengan syaikh Abdullah Ghazi dan syaikh Abdurrasyid Ghazi. Saya menceritakan kepada rombongan syaikh Abdullah Ghazi kondisi Mesir, dan saya membagikan kepada mereka beberapa buku, seingat saya buku tentang penyiksaan terhadap kaum muslimin di Mesir.
Ketika syaikh Abdullah Ghazi, semoga Allah merahmatinya, kembali ke Islamabad dan kembali ke masjidnya di Islamabad, maka khutbah Jum'at yang pertama kali beliau sampaikan adalah berkenaan dengan permasalahan Afghanistan, perang salib atas negeri-negeri kaum muslimin dan kewajiban kaum muslimin melawan serangan salibis tersebut. Beliau menyebutkan telah bertemu dnegan syaikh Usamah bin Ladin, yakin dengan seruan dan pemikiran syaikh Usamah, dan bahwa ia akan mendukung seruan dan pemikiran tersebut.
Setelah itu syaikh Abdullah Ghazi, semoga Allah merahmatinya, dibunuh di dalam madrasahnya. Putranya, syaikh Abdurrasyid Ghazi dalam sebuah konferensi pers secara terang-terangan telah menyatakan bahwa ia yakin ayahnya dibunuh karena telah mendukung seruan syaikh Usamah bin Ladin untuk membebaskan negeri-negeri Islam (dari penjajah salibis Barat). Setelah itu, syaikh Abdurrasyid Ghazi juga gugur di dalam masjid Merah Islamabad karena ia menentang kezaliman, kerusakan dan pengkhianatan Perves Musharraf. Semoga Allah merahmati mereka semua.
Satu-satunya pesan syaikh Usamah untuk ulama dan aktivis Islam Pakistan
Sebelum terlupa, saya sebutkan di sini bahwa banyak rombongan ulama di Pakistan yang mengunjungi syaikh Usamah bin Ladin di Kandahar. Banyak di antara utusan tersebut meminta nasehat kepada syaikh Usamah bin Ladin. Syaikh Usamah bin Ladin memiliki satu nasehat kepada para ulama Pakistan dan seluruh aktivis Islam di Pakistan. Beliau menyampaikan satu arahan saja kepada mereka semua, "Bantulah Imarah Islam di Afghanistan, dukunglah Imarah Islam di Afghanistan!"
Mereka bertanya kepada syaikh Usamah, "Bagaimana kami harus berbuat di Pakistan dalam kondisi saat ini? Apa rencana yang harus dilakukan di Pakistan?" Syaikh Usamah berkata kepada mereka, "Dukunglah Imarah Islam di Afghanistan. Jika Imarah Islam di Afghanistan kokoh, niscaya kebaikannya akan menyebar ke seluruh kawasan (Asia Selatan dan Asia Tengah, pent) dengan izin Allah."
Syaikh Fadhl Muhammad
Di antara ulama Pakistan lainnya yang memiliki hubungan sangat baik dengan syaikh Usamah bin Ladin adalah syaikh Fadhl Muhammad, semoga Allah menjaganya. Ia adalah seorang ulama hadits di Pakistan. Ia adalah kawan akrab syaikh Usamah bin Ladin dan kawan akrab mujahidin. Saya telah menghadiri salah satu pertemuan syaikh Fadhl Muhammad dengan syaikh Usamah bin Ladin. Syaikh Usamah bermusyawarah dengan syaikh Fadhl Muhammad mengenai urusan-urusan dan keadaan-keadaan mujahidin. Syaikh Fadhl Muhammad menulis sebuah buku yang terkenal tentang keutamaan jihad. Buku itu diterbitkan dan dipublikasikan dalam bahasa Urdu dan bahasa Pasthun. Seandainya buku itu diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, niscaya akan memiliki manfaat yang besar, insya Allah.
Inilah sekilas pengalaman hubungan syaikh Usamah bin Ladin dengan para ulama.
Bersambung, insya Allah….
(muhib almajdi/arrahmah.com)

Kisah Eksklusif Syaikh Usamah bin Ladin #3: Antara Syaikh Usamah bin Ladin dan Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahumallah


Muhib Al-Majdi
Kamis, 4 Oktober 2012 11:16:55
(Arrahmah.com) – Yayasan Media As-Sahab, sayap media mujahidin Al-Qaeda akhirnya merilis video Ayyam Ma'al Imam # 3, serial ketiga dari kisah-kisah pengalaman syaikh Aiman Azh-Zhawahiri selama berjuang mendampingi syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah.
Video Ayyam Ma'al Imam # 3 berdurasi 58 menit 22 detik, diproduksi pada bulan Ramadhan 1433 H/Juli-Agustus 2012 M dan dirilis secara resmi oleh Yayasan Media Al-Fajr melalui sejumlah situs jihad internasional pada Dzulqa'dah 1433 H/pekan ketiga September 2012 lalu. Tidak hanya di kalangan umat Islam, video eksklusif itu juga mendapat liputan luas dari pemerintah, aparat keamanan, lembaga studi, media massa dan publik Barat.
Mengingat begitu berharga dan pentingnya kisah-kisah pengalaman tentang orang nomor 1 di tengah mujahidin Al-Qaeda Internasional, yang dituturkan langsung oleh saksi hidup dan orang yang saat ini juga menjadi orang nomor 1 di tengah mujahidin Al-Qaeda Internasional, insya Allah, situs arrahmah.com akan menghadirkan terjemahan video tersebut secara berseri. Berikut ini adalah seri pertama dari terjemahan tersebut, dengan tambahan judul-judul dengan huruf cetak tebal dan catatan kaki penjelasan dari redaksi.
***
Antara Syaikh Usamah bin Ladin dan Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahumallah
Dengan nama Allah. Segala puji bagi Allah semata. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarga, sahabat dan orang-orang yang mengikutinya.
Saudara-saudaraku, kaum muslimin di mana pun Anda berada
As-salamu 'alaikum wa rahmatullah wa barakatuhu

Amma ba'du.
Ini adalah serial ketiga dari kenang-kenangan saya bersama asy-syaikh, al-imam, al-mujaddid dan al-mujahid, syaikh Usamah bin Ladin, semoga Allah merahmatinya.
Ramadhan dan pertempuran Tora Bora
Saya memulai serial kali ini dengan menyampaikan ucapan selamat kepada umat muslim dengan datangnya bulan Ramadhan yang mulia. Saya memohon kepada Allah Ta'ala semoga menerima shaum Ramadhan, shalat tarawih dan witir serta doa kaum muslimin; semoga Allah menjadikannya sebagai bulan kemenangan, pertolongan dan kejayaan bagi kita, insya Allah, khususnya bagi bangsa kita di bumi ribath dan jihad Syam, bangsa kita di Yaman, bangsa kita di Somalia dan bangsa kita di bumi-bumi perbatasan kaum muslimin di setiap tempat, sejak dari Turkistan Timur (Xinjiang) sampai Magrib Islam (Maroko).
Selama kita masih berbincang-bincang tentang kenangan-kenangan indah bersama al-imam al-mujaddi al-mujahid syaikh Usamah bin Ladin, sudah tentu kita memiliki kenangan-kenangan bersama beliau di bulan Ramadhan.
Barangkali kenangan yang pertama kali teringat dalam benak saat disebutkan bulan Ramadhan dan syaikh Usamah bin Ladin adalah Ramadhan di pegunungan Tora Bora. Tora Bora ini, saya tidak akan berbicara tentangnya pada hari ini, karena insya Allah saya akan membicarakan dalam serial tersendiri tentang Tora Bora, kepahlawanan mujahidin di Tora Bora, dengan taufik Allah semata, dan bagaimana syaikh Usamah bin Ladin memimpin mujahidin di Tora Bora dengan kecerdikan dan pengalamannya, juga kelemahan, kepengecutan dan keruntuhan pasukan AS, bagaimana AS hanya mengandalkan orang-orang munafik.
Saya hanya akan menyebutkan bahwa bulan Ramadhan di Tora Bora sungguh istimewa, bulan Ramadhan saat itu sangat berat bagi kami. Syaikh Usamah memerintahkan seluruh mujahidin untuk berbuka puasa, karena sedikitnya makanan dan sedikitnya perbekalan. Saya masih ingat bahwa saya lebih dulu meninggalkan Tora Bora sebelum syaikh Usamah keluar, lalu saya bertemu dengan beliau setelah itu, atau beliau yang mendatangiku pada hari Idul Fitri. Saya masih ingat, saya bertemu beliau, aku lebih dulu mengucapkan salam, kemudian aku membacakan sebait syair karya Al-Mutanabbi:
 Aku istimewakan engkau dalam keselamatan dengan ucapan selamat
Jika kau selamat, seluruh orang juga selamat
Kisah syaikh Usamah dengan syair, dengan penyair Al-Mutanabbi, kecintaan beliau kepada syair, syair kepahlawanan, syair jihad, syair keberanian dan ketangkasan, dan syair zuhud dan akhlak, adalah kisah yang panjang. Barangkali kita akan mengkhususkan satu serial tersendiri tentang syaikh Usamah dan syair, insya Allah.
Hubungan syaikh Usamah dengan para ulama Jazirah Arab
Namun saya hendak berbicara kepada kalian pada hari ini tentang hubungan syaikh Usamah dengan para ulama.
Banyak orang membicarakan tentang hubungan mujahidin dengan ulama, bahwa mujahidin itu menjauhi para ulama, atau bahwa mujahidin tidak menghormati ulama, tidak mempedulikan kedudukan para ulama, atau mujahidin itu kurang ilmu syar'inya, dan tuduhan-tuduhan lainnya.
Saya ingin menjelaskan di sini beberapa sisi yang baik tentang hubungan syaikh Usamah bin Ladin dengan para ulama.
Syaikh Usamah bin Ladin memulai kehidupannya dengan memegang teguh agamanya sejak awal usia muda, bahkan sejak usia kanak-kanak beliau memegang teguh ajaran-ajaran Islam. Beliau adalah seorang penuntut ilmu, beliau menghadiri banyak majlis ilmu bersama sejumlah syaikh.
Namun syaikh Usamah bin Ladin juga disibukkan dengan urusan jihad. Beliau telah berangkat ke medan jihad sejak masih menempuh kuliah, beliau belum sempat mencurahkan seluruh waktunya untuk menuntut ilmu (syar'i), karena jihad telah menyita seluruh jiwa beliau dan menyibukkan diri beliau sepenuhnya. Meski demikian, selama kesibukan jihad tersebut, syaikh tidak meninggalkan kegiatan menuntut ilmu, tetap memberi perhatian pada penyebaran ilmu dan pengajaran. Tentang hal ini, kita mungkin akan menyebutkan beberapa sisi. Sebagian sisi tersebut juga telah saya sebutkan dalam buku saya, Fursanun tahta rayatin nabi, tentang kegiatan dakwah dan kegiatan keilmuan syaikh Usamah bin Ladin di Afghanistan, pondok-pondok pesantren yang syaikh Usamah dirikan di Afghanistan, dan beberapa hal lainnya.
Namun saya ingin berbicara pertama kali tentang hubungan syaikh Usamah bin Ladin dengan ulama Jazirah Arab, kemudian dengan ulama Afghanistan, kemudian dengan ulama Pakistan. Saya sendiri telah menghadiri sebagian pertemuan syaikh Usamah dengan  para ulama tersebut.
Saya masih ingat, di antara hal yang disebutkan oleh syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah tentang hubungan beliau dengan para ulama Jazirah Arab, bahwasanya beliau telah menghasung semangat para ulama tersebut untuk berangkat berjihad, beliau juga menghasung mereka untuk mengeluarkan fatwa tentang kewajiban i'dad (mempersiapkan kekuatan iman dan kekuatan militer), karena umat Islam telah menjadi sasaran serangan (Uni Soviet waktu itu, pent), musuh-musuh Islam telah mengepung umat Islam dari segala penjuru, umat Islam adalah umat yang dijajah, jihad bagi umat Islam adalah fardhu 'ain sejak jatuhnya Andalus (Spanyol ke tangan kerajaan Kristen tahun 1492 M, pent). Semua hal ini, syaikh Usamah telah menghasung para ulama untuk mengeluarkan fatwa tentangnya.
Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah suatu kali pernah menceritakan kepadaku bahwa beliau bertemu dengan syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsamin telah memberikan rekomendasi (tazkiyah) khusus untuk syaikh Usamah bin Ladin, dalam sebuah rekaman audio, bahkan rekaman video. Semoga Allah merahmati keduanya.
Beliau bercerita kepadaku: "Saya telah berbincang-bincang dengan syaikh Muhammad bin Utsaimin. Saya katakan kepada beliau, "Wahai fadhilah syaikh, Anda semua wajib mengeluarkan sebuah fatwa tentang kewajiban i'dad fi sabilillah dari Haiah Kibar Ulama (Majelis Ulama Senior Arab Saudi)."
Syaikh Muhammad bin Utsaimin berkata secara terus terang kepada syaikh Usamah, "Wahai Usamah, kita tidak (bisa) mengeluarkan fatwa kecuali jika telah ada perintah dari Pejabat Tinggi." Maksud syaikh Utsaimin adalah jika telah ada perintah dari raja Arab Saudi. Maka syaikh Usamah pun bisa memahami kisah sebenarnya.
Syaikh Usamah juga memiliki hubungan yang kuat dengan para ulama gerakan kebangkitan Islam, para ulama muda yang menggerakkan kebangkitan Islam di Jazirah Arab. Syaikh Usamah memiliki harapan besar pada diri mereka, khususnya setelah terjadinya Perang Teluk pertama (1990-1991 M). Syaikh Usamah menghasung mereka untuk berhijrah di jalan Allah.[1]
Beliau mengatakan kepada mereka, "Hijrah merupakan bagian dari tuntutan jihad, bagian dari tuntutan dakwah, bagian dari sunah para nabi, ulama reformer dan pengikut para nabi; wajib atas kalian berhijrah, karena pemerintah Arab Saudi tidak akan membiarkan kalian begitu saja, mereka akan mengintimidasi kalian, memenjarakan kalian, menangkap kalian dan membungkam mulut kalian. Kalian harus memberangkat sebagian orang atau sekelompok orang di antara kalian untuk berhijrah di jalan Allah sehingga jika di dalam negeri kalian dipersempit, kalian memiliki suara di luar negeri."
Syaikh Usamah berkata, "Saya telah mengerahkan banyak usaha untuk meyakinkan mereka." Saya masih ingat kalimat yang diucapkan syaikh Usamah kepadaku dan kepada ikhwan-ikhwan. Syaikh Usamah berkata, "Tidak ada di Jazirah Arab nama seorang ulama pun yang kalian telah mengenal mereka atau kalian belum mengenal mereka kecuali aku telah mengajaknya untuk berhijrah di jalan Allah. Saat itu mereka mengajukan beragam alasan dan keberatan."
Syaikh Usamah telah menakut-nakuti mereka dengan apa yang mungkin bakal terjadi. Syaikh Usamah, masya Allahu, adalah orang yang memiliki pandangan jauh ke depan. Ternyata apa yang diperkirakan oleh syaikh Usamah benar-benar terjadi. Dahulu beliau telah memperingatkan mereka, "Kalian nanti akan diintimidasi, kalian akan ditangkap, suara kalian akan dibungkam." Pada akhirnya syaikh Usamah bercerita kepadaku bahwa salah seorang di antara ulama tersebut berkata kepada beliau, "Wahai Usamah, jika kami dipersempit, maka engkaulah suara kami di luar negeri."
Akhirnya apa yang diperkirakan oleh syaikh Usamah benar-benar terjadi. Kalian semua sudah mengetahui peristiwa-peristiwa dan penangkapan-penangkapan (di Arab Saudi) tersebut, mereka mengalami penangkapan-penangkapan dan interogasi-interogasi. Peristiwa itu berlangsung sekitar empat tahun atau lebih (1991-1996an). Selama masa tersebut, syaikh Usamah berbicara atas nama mereka dan mempublikasikan kezaliman-kezaliman yang mereka alami (dari rezim Arab Saudi). Setelah itu barulah penguasa (Arab Saudi) membebaskan sebagian mereka. [2]
Aku masih ingat bahwa suatu kali telah sampai kepadaku berita bahwa salah seorang ulama yang terkenal telah dibebaskan (dari penjara Arab Saudi). Aku menceritakan hal itu kepada syaikh Usamah. Sudah tentu syaikh Usamah sebenarnya telah mengetahuinya sebelumku mengetahui dan beliau juga mengetahui lebih banyak rincian peristiwanya. Aku datang dengan gembira kepada syaikh Usamah dan mengatakan, "Segala puji bagi Allah, syaikh fulan telah dibebaskan, insya Allah, hal itu akan membawa kebaikan."
Syaikh Usamah diam saja. Lalu beliau berkata kepadaku, "Anda tidak mengetahui apa-apa." Aku pun bertanya, "Apakah itu hal yang baik?" Syaikh Usamah menjawab, "Ada beberapa hal yang aku tidak ingin membicarakannya tentang fulan itu di depan ikhwah-ikhwah." Aku katakana, "Baiklah." (Setelah syaikh Usamah menyendiri dengan syaikh Aiman) Syaikh Usamah berkata, "Fulan ini telah dipegang oleh pemerintah Arab Saudi. Ia dibebaskan dari penjara dengan memuji-muji Muhammad bin Nayif (mentri dalam negeri Saudi, pent)."
Aku katakan, "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un."
Syaikh Usamah berkata, "Anda tidak mengetahui apa yang terjadi di penjara-penjara Arab Saudi. Rezim Arab Saudi telah menyulap penjara menjadi tempat penangkapan yang sangat mewah. Rezim "menggalang" mereka dan banyak di antara mereka yang berbalik (menjadi pendukung rezim) selama dalam penjara."
Aku katakan, "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un."
Syaikh Usamah berkata, "Ya, itulah realitanya."
Sayang sekali, salah seorang ulama yang dibebaskan dari penjara karena telah berbalik menjadi antek rezim Arab Saudi itu suatu kali pernah tampil di TV. Ia memang sering tampil di TV Arab Saudi. Di TV ia berkata, "Aku berlepas diri dari Usamah bin Ladin." Subhanallahil 'Azhim, aku heran dengan orang itu. Wahai fulan, aku hanya mampu berdoa kepada Allah semoga Allah mengembalikanmu kepada kebaikan, mengaruniakan kepadamu mati syahid sebagaimana telah Allah karuniakan kepada syaikh Usamah bin Ladin dan semoga Allah menerimanya darimu.
Salah seorang ulama lainnya yang dikenal sebagai dai yang ahli dalam menyampaikan ceramah dan nasehat suatu kali juga muncul di TV. Di TV ia berkata, "Usamah bin Ladin adalah orang yang sangat tersesat. Sungguh engkau, hai Usamah, sangat tersesat." Hal itu ia ucapkan terang-terangan  di TV.
Subhanallahil 'azhim. Usamah bin Ladin orang yang sangat tersesat! Lantas Husni Mubarak dan Abdullah bin Abdul Aziz adalah amirul mukminin? Subhanallah, buruk sekali apa yang mereka putuskan itu. Wahai saudaraku, saya hanya mampu berdoa kepada Allah semoga Allah mengembalikanmu kepada kebaikan dan mengaruniakan kepadamu mati syahid sebagaimana telah Allah karuniakan kepada syaikh Usamah bin Ladin atau Allah karuniakan kepada syaikh Abu Dujanah Al-Khurasani. Semoga Allah merahmati syuhada' kaum muslimin. Inilah sebagian pengalaman syaikh Usamah bin Ladin dalam berinteraksi dengan ulama Jazirah Arab.[3]
***
Footnote:
[1]. Ulama ash-shahwah atau ulama gerakan kebangkitan Islam di Arab Saudi menunjuk kepada para ulama, mubaligh, dai, dosen dan mahasiswa di Arab Saudi yang terjun di bidang dakwah, pendidikan dan pengajaran, menyuarakan perbaikan (reformasi) kebijakan rezim Arab Saudi yang sangat zalim, represif dan pro-Barat. Mereka biasa disebut juga gerakan salafiyah tarbawiyah atau salafiyah ishlahiyah, untuk membedakan dengan istilah gerakan salafiyah yang sangat pro rezim Arab Saudi.
Tokoh-tokoh ulama muda gerakan ash-shahwah di Arab Saudi yang sangat menonjol pada 1990an antara lain adalah Dr. Safar bin Abdurrahman Al-Hawali, Dr.Salman bin Fahd Al-Audah, Dr. Aidh bin Abdullah Al-Qarni, Dr. Nashir bin Sulaiman Al-Umar dan lain-lain.
[2]. Ratusan ulama dan tokoh gerakan Ash-Shahwah Arab Saudi ditangkap dan dipenjarakan oleh rezim Saudi pasca perang Teluk 1990 M, karena memprotes kebijakan Arab Saudi yang mengundang pasukan AS dan NATO untuk membangun pangkalan-pangkalan militer secara resmi  dan legal, dengan alasan melindungi Arab Saudi dari ancaman Saddam Hushain.
Rezim Arab Saudi berdalih izin tersebut bersifat sementara, namun dari 1990 M sampai saat ini yang berarti lebih dari 20 tahun, pangkalan-pangkalan militer AS-NATO di Arab Saudi masih berdiri secara legal. Puluhan ribu tentara salibis AS-NATO masih mengangkangi Arab Saudi. Dan invasi militer AS-NATO ke Afghanistan, Pakistan, Yaman dan Irak berangkat dari pangkalan-pangkalan militer tersebut.
[3]. Berbagai siksaan fisik yang sangat pedih dan tidak berperi kemanusiaan, tekanan mental yang berat dan bujuk rayu secara halus rezim Arab Saudi telah berhasil melelehkan beberapa tokoh utama gerakan Ash-Shahwah di penjara-penjara politik  Arab Saudi. Mereka yang dianggap telah "sadar", "bertaubat" dan pro-rezim Arab Saudi akhirnya dibebaskan dari penjara dan dikembalikan kepada kedudukannya semula sebagai dosen, imam masjid, khatib dan mubaligh.
Beberapa di antara tokoh Ash-Shahwah tersebut sering muncul di stasiun TV, radio, koran, majalah dan  acara-acara public untuk membenarkan kebijakan pro-Barat rezim Arab Saudi. Mereka juga getol menyerang dan memusuhi mujahidin Islam, khususnya mujahidin Al-Qaeda secara umum pasca serangan 11 September 2001, mujahidin Daulah Islam Irak dan mujahidin Al-Qaeda Semenanjung Arab (AQAP).
Tak hanya mencerca, mengkritik dan menjelek-jelekkan mujahidin lewat media massa, sebagian mereka bahkan menyerahkan dan menunjukkan sebagian mujahid ---mantan-mantan murid dan pengikut mereka sendiri--- kepada aparat keamanan Arab Saudi. Hal itulah yang mengundang ketidak percayaan para ulama dan komandan mujahidin di Arab Saudi, seperti syaikh Hamud bin Uqla Asy-Syu'aibi, Yusuf bin Shalih Al-Ayiri, Muhammad bin Abdullah Ar-Rasyud, Abdul Aziz bin Isa Al-Muqrin dan lainnya kepada obyektifitas para ulama Ash-Shahwah. Para ulama Ash-Shahwah dianggap telah menjadi "antek-antek" baru rezim Arab Saudi.
Syaikh Salman bin Fahd Al-Audah di salah satu stasiun TV Arab Saudi terang-terangan menyatakan berlepas diri dari syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah: http://www.youtube.com/watch?v=YxTc-D_wfFg
Syaikh Muhammad Husain Ya'qub, salah seorang ulama salafi Mesir, secara terang-terangan di salam satu stasiun TV Mesir menyebut syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah sebagai orang yang sangat tersesat:  http://www.youtube.com/watch?v=Wqy3digV1EI

Kisah eksklusif Syaikh Usamah bin Ladin #3: Suka duka keluarga Syaikh Usamah bin Ladin di medan jihad, hijrah dan penjara


Muhib Al-Majdi
Senin, 22 Oktober 2012 12:53:07
(Arrahmah.com) – Di bagian akhir dari video Ayyam Ma'al Imam 3, syaikh Aiman Azh-Zhawahiri mengisahkan detik-detik kritis saat berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain untuk menghindari kejaran pasukan salibis AS-NATO. Tak lupa syaikh Aiman mengisahkan putra, putri dan menantu Syaikh Usamah yang gugur di jalan Allah.
Sudah tentu beliau juga mengisahkan istri-istri, anak-anak dan cucu-cucu syaikh Usamah yang ditangkap dan dipenjarakan oleh Dinas Intelijen Iran dan Dinas Intelijen Pakistan, semata-mata karena mereka adalah keluarga dari syaikh Usamah bin Ladin, orang yang mengumumkan jihad fi sabilillah melawan aliansi salibis AS-NATO.
Naik turun gunung, jalan kaki sampai lecet-lecet dan kehujanan
Saya masih ingat dalam salah satu perjalanan semasa invasi salibis Amerika terhadap Afghanistan, kami harus berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Kami menghabiskan perjalanan satu hari satu malam penuh dengan berjalan kaki dalam perjalanan berpindah-pindah tersebut. Perjalanan itu dimulai di awal malam. Pada fase awal perjalanan tersebut, kami harus mendaki gunung yang tinggi.
Penunjuk jalan berkata kepada kami, "Kalian harus berusaha keras untuk sampai di puncak gunung ini sebelum waktu subuh atau bersamaan dengan waktu subuh, agar tidak ada seorang pun yang melihat kita selama pendakian gunung ini. Bisa jadi di sana-sini ada orang-orang munafik. Boleh jadi di sana-sini ada gembel-gembel yang menjadi mata-mata. Bisa juga ada orang-orang di sana-sini. Kita tidak ingin ada seorang pun melihat kita."
Mendaki gunung ini bagi kami merupakan sebuah kesulitan yang besar, namun Allah Ta'ala telah memudahkannya bagi kami. Kami pun melanjutkan perjalanan. Seperti biasanya, syaikh Usamah bin Ladin ---Allahu a'lam, Allah menambahkan ujian bagi beliau untuk meninggikan derajat beliau--- dalam perjalanan ini mengalami kesulitan karena tidak mendapatkan sepatu yang sesuai dengan ukuran kaki beliau.
Orang yang mengerti perjalanan kaki dan menerti perjalanan kaki di gunung-gunung tentu akan mengetahui problem sepatu. Jika sepatu yang Anda pakai tidak sesuai dengan ukuran kaki Anda. ---Saat itu kami memakai sepatu plastik yang harganya murah, buatan penduduk lokal Afghan---. Jika sepatu yang Anda kenakan lebih sempit dari ukuran kaki Anda atau lebih lebar dari ukuran kaki Anda, maka bergembiralah dengan kesulitan, karena setelah beberapa jam kemudian kaki Anda akan lecet-lecet, banyak luka, dan setiap langkah kaki Anda akan menjadi penderitaan dan siksaan tersendiri.
Syaikh Usamah dalam perjalanan ini merasakan ujian yang besar ini. Beliau tidak mendapatkan ukuran sepatu yang sesuai dengan ukuran kaki beliau. Beliau mencoba sepatu yang ini, lalu mencoba sepatu yang itu, tapi tidak ada satu pun sepatu yang ukurannya sesuai dengan ukuran telapak kaki beliau. Terpaksa syaikh Usamah terus berjalan dan berjalan dengan sepatu yang ukurannya tidak sesuai dengan ukuran kaki beliau tersebut.
Sampai akhirnya kami tiba di suatu tempat. Penunjuk jalan berkata kepada kami, "Kita harus segera menyelesaikan perjalanan fase ini dengan cepat, jadi kalian harus mempercepat langkah kaki kalian secepat-cepatnya."
Kami katakan, "Ya, baiklah."
Kami pun berjalan cepat  dan terus berjalan cepat. Kami mempercepat perjalanan kaki kami. Setelah fase perjalanan itu selesai, syaikh Usamah bin Ladin ---waktu itu antara Zhuhur dan Ashar--- berkata kepada penunjuk jalan,"Wah, kita harus beristirahat sejenak."
Penunjuk jalan berkata, "Tidak, kita tidak akan beristirahat sekarang. Tempat ini tidak bagus dan tidak aman, kita harus melanjutkan perjalanan. Tidak ada waktu untuk istirahat, kita harus melanjutkan perjalanan."
Syaikh Usamah bin Ladin menurut saja dan lantas kami melanjutkan perjalanan. Kami terus saja berjalan, kami terus saja berjalan, dan kami masih juga berjalan sampai waktu Maghrib. Saat tiba waktu shalat Maghrib, kami sampai di sebuah puncak bukit. Maka kami hendak beristirahat di sana. Syaikh Usamah berkata kepada penunjuk jalan, "Kita di sini saja menghabiskan waktu malam."
Tapi penunjuk jalan berkata, "Tidak, kita tidak akan menghabiskan waktu malam di sini. Tempat yang kita tuju berada di sana, setelah dua jam atau sekitar dua jam perjalanan kaki lagi. Maka kita akan sampai, dan di sanalah kalian bisa beristirahat, makan dan minum. Namun kita tidak akan berhenti di sini."
Syaikh Usamah bin Ladin berkata, "Tidak mungkin, kita akan berhenti di sini. Aku sudah tidak bisa berjalan lagi."
Penunjuk jalan memegang tangan syaikh Usamah dan berkata, "Ya, sudah."
Lalu penunjuk jalan berkata lagi kepada syaikh Usamah, "Tapi tempat ini terhampar dan terbuka, tidak ada tempat bagi kita untuk berteduh."
Syaikh Usamah menjawab, "Meskipun begitu, kita akan melewati waktu malam di sini."
Penunjuk jalan berkata, "Baik, tapi awan di langit itu member tanda akan turun hujan."
Syaikh Usamah menjawab, "Meskipun begitu, kita akan melewati waktu malam di sini. Insya Allah, kita akan beristirahat di sini. Insya Allah, besok pagi kita akan melanjutkan perjalanan kaki."
Penunjuk jalan pun menyerah kepada keinginan syaikh Usamah. Baru saja kami membaringkan badan kami di atas tanah, tiba-tiba langit membuka "mulutnya" dan memuntahkan hujan yang sangat deras kepada kami, hujan yang sangat lebat dan banyak. Curahan air dari langit menghujani kami. Hujan turun deras mengenai kami sekitar dua jam atau tiga terus-menerus tanpa henti, kemudian berhenti sebentar, lalu turun lagi hujan deras, kemudian berhenti sebentar, namun kemudian turun lagi hujan deras. Tidak ada barang apapun yang ada pada kami, melainkan telah basah dan kemasukan air hujan.
Apa yang bisa kami lakukan? Saya waktu itu memegang tongkat dan memakai syal. Maka saya letakkan syal saya pada tongkat saya, begini ini, agar aku bisa berteduh dari guyuran hujan. Tapi dua ikhwah yang bersama kami kemudian ikut-ikut masuk di bawah "tenda" saya itu, jadi kami bertiga berteduh di bawah sebuah syal dan tongkat. Tentu saja hal itu tidak bisa melindungi kami dari curahan hujan deras. Jadi itu namanya "tenda" belaka, kami membayangkan berteduh dari air hujan.
Curahan air hujan terus-menerus menimpa kami, sementara kilat dan guntur menggelegar keras sekali, menghantam puncak-puncak gunung seperti bom-bom. Wah, suasananya saat itu mengerikan.
Yang penting, pagi pun tiba. Kami pun kembali bergerak dan akhirnya kami sampai di tempat yang kami tuju. Kami mendapati pemilik tempat itu justru riang gembira. Katanya, "Alhamdu lillah, kami telah bercocok tanam dan hampir saja tanaman kami mati kekeringan. Namun kemarin, alhamdu lillah, Allah mengirimkan kepada kami hujan yang sangat deras dan menyirami tanaman kami."
Saya tak bisa lagi menahan tawa. Kata saya, "Subhanallah, memang benar, musibah bagi sebuah kaum itu kadang menjadi manfaat bagi kaum yang lain."
Suka duka keluarga Syaikh Usamah di medan jihad
Dalam beberapa menit yang terbatas ini, yang masih diberikan oleh produsen (studio As-Sahab, pent) kepada kami, saya akan menceritakan tentang kesulitan keluarga syaikh Usamah. Kesulitan syaikh Usamah di jalan Allah tidaklah terbatas pada sosok pribadi beliau saja, namun juga menimpa keluarga beliau yang bersabar, melakukan ribath dan berjihad di jalan Allah ta'ala. Kita memohon kepada Allah Ta'ala semoga membalas keluarga beliau dengan sebaik-baik balasan, menjadikan mereka sebagai sebaik-baik penerus bagi sebaik-baik pendahulu (syaikh Usamah, pent) insya Allah dan menjadikan mereka senantiasa menghidupkan kenangan al-imam al-mujaddid (syaikh Usamah, pent) ini insya Allah.
Syaikh Usamah bin Ladin juga mendapat ujian dengan gugurnya sebagian anak beliau di jalan Allah. Di antara anak-anak syaikh Usamah bin Ladin yang gugur di jalan Allah adalah putra kita, Sa'ad bin Usamah bin Ladin, semoga Allah merahmatinya. Putra kita, Sa'ad bin Usamah bin Ladin ditawan oleh Dinas Intelijen Iran. Kisah Dinas Intelijen Iran dan kejahatan mereka terhadap para muhajirin yang datang dari Afghanistan, di mana mereka menangkap muhijirin, memenjarakan mereka dan menyiksa mereka secara keji barangkali akan kita ceritakan (pada kesempatan lain, pent). Ini adalah sebuah kisah yang membongkar banyak fakta yang harus diketahui oleh umat Islam.
Intinya, Sa'ad bin Usamah bin Ladin ditangkap oleh Dinas Intelijen Iran dan dipenjarakan selama beberapa tahun, bukan karena ia melakukan tindakan kriminal, melainkan karena ia dan keluarganya lari dari Pakistan ke Iran agar tidak ditangkap (oleh rezim boneka Pakistan sekutu aliansi salibis AS-NATO, pent). Dinas Intelijen Iran menangkap Sa'ad bin Usamah bin Ladin dan keluarganya, lalu menjebloskan mereka ke penjara. Sa'ad bin Usamah bin Ladin akhirnya berhasil kabur dari penjara Dinas Intelijen Iran, datang kembali ke Khurasan (Afghanistan) dan menceritakan banyak fakta keji tersebut. Di bumi Khurasan, Allah Ta'ala karuniakan mati syahid di jalan Allah kepada Sa'ad bin Usamah bin Ladin, saat ia berjihad melawan pasukan salibis Amerika. Syaikh Usamah bin Ladin mengharapkan pahala di sisi Allah atas kesyahidan putranya, Sa'ad bin Usamah bin Ladin, di jalan Allah.
Tentu saja putra beliau, Khalid bin Usamah bin Ladin, ikut mati syahid bersama syaikh Usamah bin Ladin dalam perang di Abotabad (Pakistan), semoga Allah merahmati mereka semua.
Demikian pula putri syaikh Usamah bin Ladin, Khadijah binti Usamah bin Ladin meninggal ---semoga Allah merahmatinya--- disebabkan tidak mendapatkan perawatan medis saat ia melahirkan bayinya, sehingga ia mengalami pendarahan yang hebat dan meninggal dunia. Di tempatnya saat itu, pelayanan kesehatan sangat buruk. Ia meninggal karena tidak mendapatkan perawatan kesehatan yang memadai. Kita berdoa kepada Allah semoga memasukkannya dalam golongan para syuhada'.
Suami dari Khadijah binti Usamah bin Ladin juga gugur sebagai syahid di jalan Allah dalam pertempuran melawan pasukan salibis Amerika.
Suami dari Fatimah binti Usamah bin Ladin juga gugur sebagai syahid di jalan Allah.
Cucu-cucu syaikh Usamah bin Ladin yang merupakan anak-anak dari putri beliau, Khadijah binti Usamah bin Ladin, tutut menyertai syaikh Usamah saat beliau gugur di Abotabad.
Tentu saja, kami juga menyebutkan bahwa semua istri, anak dan cucu syaikh Usamah bin Ladin ditangkap dan dipenjarakan selama setahun penuh oleh Dinas Intelijen Pakistan sang pengkhianat, atas perintah Pemerintah Amerika yang mengklaim kebebasan, HAM, konvensi Jenewa dan kebohongan-kebohongan lainnya yang dipasarkannya kepada orang-orang yang tertipu. Dinas Intelijen Pakistan memenjarakan istri-istri, anak-anak dan cucu-cucu syaikh Usamah bin Ladin selama satu tahun penuh, tanpa ada tuduhan, tanpa ada pengadilan dan tanpa ada tindakan kriminal sama sekali. Semata-mata karena mereka adalah (istri-istri, pent) anak-anak (dan cucu-cucu, pent) syaikh Usamah bin Ladin, orang yang mengumumkan jihad melawan Amerika.
Saya cukupkan sampai di sini. Akhir dari pembicaraan kami adalah segala puji bagi Allah Rabb seluruh alam, shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada nabi kita, Muhammad, keluarganya dan seluruh sahabatnya.
Yayasan Media As-Sahab
dan
Yayasan Media Al-Fajr
Dzulqa'dah 1433 H / September 2012 M
(muhib al-majdi/arrahmah.com)

Massa Syiah Bahrain membakar 59 mobil di gudang perusahaan Hyundai


Muhib Al-Majdi
Sabtu, 10 November 2012 17:15:29
MANAMA (Arrahmah.com) – Hanya beberapa jam setelah Departemen Dalam Negeri Bahrain mengumumkan pencabutan kewarga negaraan 31 warga Syiah Rafidhah pada Rabu (7/11), massa Syiah mengamuk dan membakar 59 mobil di sebuah gudang milik perusahaan Hyundai di kawasan mayoritas Syiah, Satrah.
"Sekelompok teroris pada pagi buta hari ini melakukan serangan terorisme, dengan membakar gudang mobil milik perusahaan Hyundai di wilayah Satrah," kata Kepala kepolisian wilayah Bahrain Tengah kepada Kantor Berita Bahrain (BNA).
Kepala kepolisian mengatakan patrol keamanan dan Pasukan Pertahanan Sipil langsung bergerak ke lokasi kejadian setelah mendapat informasi penyerangan. Di lokasi kejadian, pihak keamanan mendapati dua satpam berkewarga negaraan Asia dalam kondisi terikat dan mata tertutup. Keduanya dilumpuhkan oleh massa penyerang, dipukuli dan diikat di dalam gudang. Demikian laporan BNA.
Dari penyisiran dalam gudang mobil dan wilayah sekitar lokasi kejadian, patroli kepolisian dan Pasukan Pertahanan Sipil menemukan sejumlah jirigen bekas bensin dan sejumlah bom molotov. Massa penyerang telah membakar 59 mobil yang berada dalam gudang. Pihak keamanan Bahrain masih mengadakan penyidikan dan pengejaran terhadap massa pelaku serangan.
(muhib almajdi/arrahmah.com)

FPI: Said Aqil mendukung Obama, berarti mengharap dollar !


Bilal
Sabtu, 10 November 2012 12:55:06
JAKARTA (Arrahmah.com) - Dukungan dan ucapan selamat KH Said Aqil Siradj kepada Barack Obama menjadi bukti bahwa Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu berharap mendapatkan gelontoran dana dari Amerika Serikat.
Pernyataan itu disampaikan Ketua Bidang Dakwah dan Hubungan Lintas Agama DPP Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhsin Ahmad Alatas seperti dilansir itoday, Jumat (09/11). Habib Muhsin mempertanyakan sikap Said Aqil yang menyatakan Obama lebih akomodatif terhadap Islam daripada Presiden AS sebelumnya.
"Obama itu tak ada ubahnya dengan Presiden AS lainnya, karena harus mengikuti kebijakan AS yang tidak senang dengan dunia Islam. Kalau ada ada orang Indonesia, termasuk Said Aqil mendukung Obama, berarti berharap dollar dari Obama," tegas Habib Muhsin.
Menurut Habib Muhsin, tidak aneh jika Said Aqil Siradj memberikan dukungan ke Obama, karena Said mempunyai pikiran liberal yang berkiblat ke AS dan barat. "Orang-orang liberal termasuk Said Aqil selalu mendukung AS, mendewakan dan menganggap AS paling hebat. Padahal saat ini, AS sedang mengalami kebangkrutan," ungkap Habib Muhsin.
Habib Muhsin meminta tokoh-tokoh Islam memahami bahwa kebijakan AS, termasuk di bawah Obama, dikendalikan orang-orang Yahudi yang lebih berpihak ke Israel dan memusuhi Islam. "Kebijakan AS selalu mendukung Israel dan tidak akan mendukung Palestina merdeka. Tokoh-tokoh Islam yang mendukung Obama itu terlalu lugu atau pura-pura tidak tahu," kritik Habib Muhsin.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj menilai Obama telah menjalankan kebijakan yang lebih akomodatif terhadap negara Muslim. Salah satunya, menetapkan kebijakan untuk menarik tentara AS  dari Irak dan Afganistan secara bertahap dan menyerahkan kepada otoritas lokal.
Meskipun demikian, Said Aqil memberikan catatan, bahwa kebijakan luar negeri yang dilakukan Obama masih jauh dari harapan umat Islam. "Kebijakan AS di Timur Tengah yang selama puluhan tahun belum berhasil menciptakan situasi regional yang damai. Kita harapkan Amerika lebih adil dan lebih objektif dalam menyikapi situasi di Timur Tengah," kata Said. (bilal/arrahmah.com

Ratings and Recommendations

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Blogger Theme by Lasantha - Premium Blogger Templates | Affiliate Network Reviews