Jumat, 09 Desember 2011

Kirab Resolusi Jihad PBNU


Email Cetak PDF
Perjalanan yang diadakan sebagian warga Nahdlatul Ulama (NU) yang juga didukung Jam'iyah Ahli Thariqat Mu'tabarah An-Nahdliyah, PP Fatayat NU, PP Saburmusi, PP IPNI, PP IPPNU, LPSNU Pagar Nusa sungguh meriah. Acara itu mengambil tema Kirab Resolusi Jihad yang akan di mulai dari Surabaya ke Jakarta.
Perjalanan kirab direncanakan selama lima hari, melintasi 31 kota. Mulai dari Surabaya, Gresik, Lamongan, Tuban, Rembang, Pati, Kudus, Demak, Semarang, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Cirebon, Indramayu, Subang, Karawang, Bekasi, Jakarta Timur, Tugu Proklamasi, Kantor PBNU di Jakarta Pusat dan akan diserahkan kepada Presiden RI.
Ketua PBNU KH. Said Aqil Siradj yang membuka kirab menuturkan “Para ulama dan kyai saat zaman penjajahan sering berkumpul hingga mengeluarkan fatwa bahwa warga Nahdliyin hukumnya ‘fardhu ain’ untuk membela Tanah Air,” ujarnya seusai memberangkatkan Kirab Resolusi Jihad di PCNU Surabaya, Jalan Bubutan,Surabaya.
Sementara Ketua Umum DPP PKB, Muhaimin Iskandar mengatakan, melalui kirab ini, warga Nahdliyin ingin mengabarkan ke seluruh negeri bahwa Resolusi Jihad tidak lagi hanya menjadi peristiwa sejarah yang terpendam. Namun, kirab ini merupakan ikhtiar dan sekaligus seruan agar Resolusi Jihad harus diperingati setiap tahun untuk mengenang sejarah dan meneladani perjuangan ulama dan kyai NU dalam mempertahankan bangsa,negara,dan agama dari ancaman musuh.
“Kirab ini juga bertujuan memberikan pesan kuat kepada generasi sekarang agar mentransformasikan jihad di era globalisasi, dengan berjihad membangun negeri, menghadirkan kesejahteraan, menebarkan rasa aman dan kedamaian,”terangnya.
Dari beberapa keterangan di atas, dapat disimnpulkan bahwa bahwa kirab ini bertujuan mengingatkan kembali peran jihad bagi kemerdekaan. Misalnya, bagaimana seorang Hasyim Asy’ari yang mampu menumbuhkan semangat Jihad di kalangan masyarakat NU. Pekik takbir kala itu membuat banyak umat Islam menerima sambutan Hasyim Asy’ari.
Jihad, yang mengandung makna perang, sesuai dengan apa yang di songsong pendiri NU tersebut, mampu menggentarkan musuh Islam kala itu. Tidak sedikit dari umat Islam yang syahid, yang dengan itu mengantarkan kemerdekaan Indonesia. Dari situ, kita bisa mengambil pelajaran, kalau ternyata kemerdekaan itu perlu tumbal. Tak hanya diplomasi, waktu dan harta, namun juga jiwa raga.
Ahmad Dhani Lepas Kirab
Sayang, nuansa acara yang seharusnya sacral tersebut, agak ternoda oleh hadirnya Ahmad Dhani. Pentolan grup musik Dewa-19 sekaligus manajer Republik Cinta itu bahkan menjadi salah satu tokoh yang melepas kirab. Entah bagaimana, sebuah kirab tentang resolusi jihad yang seharusnya memiliki makna agung dan suci, harus dilepas keberangkatannya oleh manajer organizer artis bernama Republik Cinta itu.
Apalagi, sepak terjangnya selama ini dipandang cukup kontroversial, baik dari sisi akhlak maupun akidah. Gaya hidup hedonis dengan bergonta-ganti wanita, mungkin dianggap lumrah dilakukan seorang artis seperti Dhani. Namun, Dhani sepertinya tak hanya artis. Ada muatan ideologis tertentu dalam beberapa tampilannya. Seperti karpet untuk pentas yang bertuliskan lafdzul jalalah (Allah), atau statemennya bahwa Islam yang dianutnya adalah Islam Gusdur. Sejak kapan Gus Dur naik status menjadi Nabi menggantikan Muhammad SAW?
Yang paling ramai dibicarakan banyak orang adalah kelekatan Dhani dengan simbol-simbol Yahudi. Di You Tube, misalnya, banyak dipapar bukti-bukti simbolisasi Yahudi dalam setiap perhelatan Laskar Cinta.

Ada Apa dengan Kirab Jihad?
Selain Ahmad Dhani, pelaksanaan Kirab Resolusi Jihad yang dihelat PBNU ini juga menggelitik 1001 pertanyaan. Dalam sebuah pernyataannya, Cak Imin mengatakan maksud diadakan kirab ini ingin mengingatkan bangsa ini pada sejarah jihad yang dibangun oleh para ulama NU dalam memperjuangkan kemerdekaan RI. " Saat itu, terang Muhaimin, Rais Akbar NU, KH Hasyim Asyari, bersama kiai-kiai besar NU lainnya telah menyerukan jihad fi sabilillah," tegas Muhaimin sebagaimana dikutip dari republika.co.id.
Selama ini, NU masa kini dikenal sebagai gerakan agama yang anti terhadap hal-hal yang berbau jihad. Lihatlah bagaimana Densus 99, sebuah organisasi plagiat yang ingin turut serta mencicipi kue anti-teror, lahir dari rahim NU. Atau bagaimana Banser menjadi garda terdepan dari kelompok sipil dalam pengamanan obyek-obyek keagamaan non-Islam dari ancaman terorisme.
Padahal, jihad yang dipaparkan Cak Imin di muka dan aksi terorisme memiliki kesamaan: penggunaan kekerasaan dalam memperjuangkan cita-cita. Jelas, sebuah manuver yang tidak lazim dan menggelitik berjuta tanya. Atau, bagi penggagas kirab ini, mungkin ada perbedaan antara kata-kata jihad dan teror.  Ini pun bisa menjadi blunder bagi NU selaku organisasi agama yang menentang penggunaan kekerasan, apalagi tanpa disertai detil-detil bagaimana mentransformasi jihad dari gerakan bersenjata di zaman kemerdekaan menjadi perjuangan mengisi kemerdekaandi masa kini.
Mungkinkah kirab ini menjadi salah satu ragam acara menyambut gong deradikalisasi yang ditabuh BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Teror)? Melihat karakter khas NU masa kini, kemungkinan itu tetap ada. Tujuannya, mengalihkan focus masyarakat terhadap terminologi jihad. Sekaligus mempersempit bahwa jihad hanya ada sebelum NKRI berdiri. Setelah NKRI eksis—bagaimana pun statusnya—tak ada lagi jihad. Setiap gerakan menentang pemerintah harus dilawan dengan terminologi jihad pula.
Terakhir, hadirnya Cak Imin sebagai Ketum PKB yang banyak mendominasi acara ini, menyiratkan satu pesan politis. Maklum, meski masih digelar 2014, banyak partai sudah pasang kuda-kuda untuk menyambut Pemilu. Bila memang ini yang terjadi, teori pencitraan sedang dibangun oleh PKB dengan memanfaatkan sentiment ke-NU-an.
Jadi, apapun motif penyelenggaraan Kirab Resolusi Jihad, tidak akan mampu mengubah status jihad sebagai anak kandung ajaran Islam. Kita berdoa, semoga PBNU selaku penggagas kirab ini benar-benar tulus mensosialisasikan jihad sebagai bagian ajaran Islam. Bila tidak, apapun usaha untuk mencabut jihad dari umat ini akan berakhir sia-sia belaka.  (Bambang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ratings and Recommendations

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Blogger Theme by Lasantha - Premium Blogger Templates | Affiliate Network Reviews