Sabtu, 17 Desember 2011

Definisi Musthola'ah Hadits
HADITS ialah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan, pernyataan, taqrir, dan sebagainya.

ATSAR ialah sesuatu yang disandarkan kepada para sahabat Nabi Muhammad SAW.

TAQRIR ialah keadaan Nabi Muhammad SAW yang mendiamkan, tidak mengadakan sanggahan atau menyetujui apa yang telah dilakukan atau diperkatakan oleh para sahabat di hadapan beliau.

SAHABAT ialah orang yang bertemu Rosulullah SAW dengan pertemuan yang wajar sewaktu beliau masih hidup, dalam keadaan islam lagi beriman dan mati dalam keadaan islam.

TABI'IN ialah orang yang menjumpai sahabat, baik perjumpaan itu lama atau sebentar, dan dalam keadaan beriman dan islam, dan mati dalam keadaan islam.

MATAN ialah lafadz hadits yang diucapkan oleh Nabi Muhammad SAW, atau disebut juga isi hadits.



Unsur-Unsur Yang Harus Ada Dalam Menerima Hadits

Rawi, yaitu orang yang menyampaikan atau menuliskan hadits dalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar dan diterimanya dari seseorang atau gurunya. Perbuatannya menyampaikan hadits tersebut dinamakan merawi atau meriwayatkan hadits dan orangnya disebut perawi hadits.

Sistem Penyusun Hadits Dalam Menyebutkan Nama Rawi

As Sab'ah berarti diriwayatkan oleh tujuh perawi, yaitu :
1. Ahmad
2. Bukhari
3. Turmudzi
4. Nasa'i
5. Muslim
6. Abu Dawud
7. Ibnu Majah

As Sittah berarti diriwayatkan oleh enam perawi yaitu : Semua nama yang tersebut diatas (As Sab'ah) selain Ahmad

Al Khomsah berarti diriwayatkan oleh lima perawi yaitu : Semua nama yang tersebut diatas (As Sab'ah) selain Bukhari dan Muslim

Al Arba'ah berarti diriwayatkan oleh empat perawi yaitu : Semua nama yang tersebut diatas (As Sab'a) selain Ahmad, Bukhari dan Muslim.

Ats Tsalasah berarti diriwayatkan oleh tiga perawi yaitu : Semua nama yang tersebut diatas (As Sab'ah) selain Ahmad, Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah.

Asy Syaikhon berarti diriwayatkan oleh dua orang perawi yaitu : Bukhari dan Muslim

Al Jama'ah berarti diriwayatkan oleh para perawi yang banyak sekali jumlahnya (lebih dari tujuh perawi / As Sab'ah).

Matnu'l Hadits adalah pembicaraan (kalam) atau materi berita yang berakhir pada sanad yang terakhir. Baik pembicaraan itu sabda Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, sahabat ataupun tabi'in. Baik isi pembicaraan itu tentang perbuatan Nabi, maupun perbuatan sahabat yang tidak disanggah oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam .

Sanad atau Thariq adalah jalan yang dapat menghubungkan matnu'l hadits kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam .
Klasifikasi Hadits


Klasifikasi hadits menurut dapat (diterima) atau ditolaknya hadits sebagai hujjah (dasar hukum) adalah:
1.)Hadits Shohih, adalah hadits yang  diriwayatkan oleh rawi yang adil, sempurna ingatan, sanadnya bersambung, tidak ber illat dan tidak janggal. Illat hadits yang dimaksud adalah suatu penyakit yang samar-samar yang dapat menodai keshohihan suatu hadits.

2.)Hadits Makbul adalah hadits-hadits yang mempunyai sifat-sifat yang dapat diterima sebagai Hujjah. Yang termasuk hadits makbul adalah Hadits Shohih dan Hadits Hasan.

3.)Hadits Hasan adalah hadits yang diriwayatkan oleh Rawi yang adil, tapi tidak begitu kuat ingatannya (hafalan), bersambung sanadnya, dan tidak terdapat illat serta kejanggalan pada matannya. Hadits Hasan termasuk hadits yang Makbul, biasanya dibuat hujjah buat sesuatu hal yang tidak terlalu berat atau terlalu penting.

4.)Hadits Dhoif adalah hadits yang kehilangan satu syarat atau lebih dari syarat-syarat hadits shohih atau hadits hasan. Hadits Dhoif banyak macam ragamnya dan mempunyai perbedaan derajat satu sama lain, disebabkan banyak atau sedikitnya syarat-syarat hadits shohih atau hasan yang tidak dipenuhinya.

Syarat-syarat Hadits Shohih:

Suatu hadits dapat dinilai shohih apabila telah memenuhi 5 Syarat :
       1. Rawinya bersifat Adil
       2. Sempurna ingatan
       3. Sanadnya tidak terputus
       4. Hadits itu tidak berillat dan
       5. Hadits itu tidak janggal

Arti Adil dalam periwayatan, seorang rawi harus memenuhi 4 syarat untuk dinilai adil, yaitu :
            Selalu memelihara perbuatan taat dan menjahui perbuatan maksiat.
            Menjauhi dosa-dosa kecil yang dapat menodai agama dan sopan santun.
            Tidak melakukan perkara-perkara Mubah yang dapat menggugurkan iman kepada kadar dan          mengakibatkan penyesalan. 
Tidak mengikuti pendapat salah satu madzhab yang bertentangan dengan dasar Syara'.



Reaksi juru bicara Imarah Islam Afghanistan, terkait pernyataan Leon Panetta atas klaim 'kemenangan Amerika' di Afghanistan


Siraaj
Sabtu, 17 Desember 2011 06:55:39
AFGHANISTAN (Arrahmah.com) – Ketika kunjungan rahasianya ke Afghanistan pada hari Rabu (14/12/2011), Menteri Pertahan AS Leon Panetta membuat pernyataan dalam pidatonya di provinsi Paktia dan Kabul bahwa negaranya berada dalam posisi “menang” dan bahwa perang melawan mujahidin dapat dimenangkan dan Taliban dalam posisi yang sangat lemah, meski belum dikalahkan.
Pernyataan diatas membuat militer salibis AS berbangga diri dan bertujuan untuk meningkatkan semangat “juang” tentara mereka yang sedang dilanda kegelisahan akibat kekalahan demii kekalahan yang mereka dapatkan dari mujahidin. Faktanya, dunia telah meneliti bahwa politik Amerika, jenderal, para penggantinya, dan tentara-tentara mereka telah melakukan banyak kesalahan selama dekade terakhir, fakta ini juga dikonfirmasi oleh para intelektual barat.
Mereka tidak lagi memperoleh prestasi apapun meskipun tekanan-tekanan yang mereka lancarkan,tetapi bukannya memenangkan perang, bahkan mereka diambang kekalahan.
Disisi lain, prestasi Imarah Islam Afghanistan telah semakin meningkat pesat dengan merekrut para mujahid muda dan membuat teknik-teknik baru yang mereka bawa ke dalam operasi-operasi melawan pasukan penjajah dengan semangat juang yang sangat tinggi (dikarenakan keyakinan mereka) disetiap sudut negeri meskipun dalam cuaca yang dingin.
Karena takut akan serangan balas dendam, para penjajah jarang sekali meninggalkan pangkalan mereka.
Dalam situs resminya, Imarah Islam Afghanistan melalui juru bicaranya, Zabihullah Mujahid membuat pernyataan balasan atas omong kosong Leon Panetta terkait klaim kemenangan dan kemajuan tentara mereka di Afghanistan dan bahwa Mujahidin Taliban telah melemah.
Berikut adalah beberapa contoh yang sangat jelas mengenai kemajuan Mujahidin:
  1. Anggota kongres Amerika yang datang ke Kabul dan hendak mengunjungi rumah sakit Charsad Bistar dengan maksud menginvestigasi korupsi, harus membatalkan perjalanannya setelah mendapat informasi dari Jenderal Amerika adanya ancaman keamanan dari mujahidin dalam perjalanan.
     
  2. Kunjungan terakhir Panetta, tidak diumumkan seperti kunjungan pejabat Amerika lainnya dan dirahasiakan karena kekhawatiran keamanan akan serangan mujahidin.
     
  3. Beberapa hari sebelumnya, Karzai melakukan melakukan perjalanan ke Loya Jirga dari Istana kepresidenan dengan menggunakan helikopter karena ia takut kepada mujahidin.
Kejadian diatas hanyalah contoh kecil yang menunjukkan sejauh mana ketakutan Amerika dan antek-anteknya kepada mujahidin.
Jadi, klaim mereka telah membuat kemenangan dan kemajuan tahun ini hanyalah bualan lanjutan yang pernah diucapkan Menteri Pertahanan AS dahulu, Rumsfeld kepada Gates dan sekarang diucapkan Panetta.
Mereka harus tahu bahwa perang akan terus berlanjut di tangan mujahidin dengan izin Allah, kerugian yang diderita para penjajah dan orang-orang bayaran mereka setelah operasi sukses Badr, tidak dapat dibandingkan dengan kerugian mereka sebelumnya pada akhir tahun ini.
Serangan-serangan tajam mujahidin juga telah ditunjukkan oleh PPB dalam laporan terakhir mereka yang menyatakan bahwa telah terjadi peningkatan 24 persen dibandingkan tahun 2010. Didukung pernyataan itu, kami dengan penuh percaya diri mengatakan bahwa Menteri Pertahanan AS selalu ingin memutar balikan fakta, menipu orang-orang mereka dan tentara-tentara mereka, seperti sepuluh tahun terakhir ini mereka terus melewati saat-saat terakhir perjalanan mereka dalam fatamorgana dan janji-janji kosong.
Pada dasarnya, realitas yang disaksikan oleh bangsa Afghanistan sepenuhnya berbanding terbalik dengan pernyataan Menteri Pertahanan Amerika selama periode pengamatan singkatnya ke Afghanistan.
Omong kosong seperti itu tidak akan pernah bisa mengurangi kebulatan tekad para mujahidin, karena ini adalah kewajiban agama dan para mujahidin akan terus meningkatkan langkah-langkah perjuangan dan tidak akan pernah memberi kesempatan kepada musuh meski satu malam saja !
Sebaiknya para pejabat Amerika mengakui realitas yang terjadi dan segera angkat kaki dari Afghanistan.

Imarah Islam Afghanistan

(siraaj/arrahmah.com)
Dari Al Qaeda untuk Semua

Siraaj

Jum'at, 16 Desember 2011 09:02:28

(Arrahmah.com) – Al-Qaeda sebagai gerakan jihad terbe

Dari Al Qaeda untuk Semua

Siraaj
Jum'at, 16 Desember 2011 09:02:28
(Arrahmah.com) – Al-Qaeda sebagai gerakan jihad terbesar dan paling cepat pertumbuhan kadernya di seluruh dunia, telah mencengangkan dunia Barat maupun Timur. Pro dan kontra yang mewarnai perjalanan mereka, dijawab dengan amal nyata dan hasil-hasil yang boleh dibilang sangat mengagumkan, dalam cita-cita mengembalikan kejayaan umat Islam, yang telah lama mati suri.
Dalam membela umat yang terdzolimi, Al-Qaeda tidak memilah-milah, contoh paling nyata adalah seruan salah satu pemimpin Al Qaeda Yaman, sheikh Nasser Al-Wahayshi yang memerintahkan untuk mengirim satu batalion pejuang Al Qaeda, untuk memerangi pemberontak Syiah Houthi yang menyerang markas salafy di Dammaj.
Padahal kelompok Salafy adalah penentang keras, dan mencap pejuang Al-Qaeda sebagai khawarij dan sebutan-sebutan yang tidak pantas diucapkan kepada saudaranya. Namun bagi Al-Qaeda itu bukan hal yang menghalangi mereka, untuk membantu saudaranya yang tertindas, hatta memusuhi perjuangan mereka sekalipun. Gambaran inilah yang menunjukkan kematangan dalam berjuang, dan kedewasaan melihat realita bahwa Al-Qaeda hadir memang bukan untuk membela kelompok, atau meninggikan bendera golongan, tapi benar-benar murni berjihad untuk menjadikan kalimat Allah yang tertinggi.
Bahkan dalam proses revolusi di Timur-Tengah, sedikit banyak Al-Qaeda ikut andil dalam menumbangkan rezim yang berkuasa. Rilisan-rilisan dukungan terhadap revolusi di Mesir, Suriah dan Libya dari para petinggi-petinggi Al-Qaeda, tersebar di media-media yang dibaca jutaan orang di seluruh dunia, bahkan elemen-elemen Al-Qaeda turut hadir dalam pertempuran menjatuhkan rezim-rezim diktaktor Arab.
Contoh nyata adalah penggulingan Gaddafi yang di dukung oleh Abu Yahya al-Libi, amir Al Qaidah Libya ini telah mendesak ummat Islam di negaranya untuk menggulingkan rezim Muammar Gaddafi dan mendirikan pemerintahan Islam,  lapor UmmaNews mengutip laporan Associated Pres  (15/3/2011).
Gambaran jihad Al-Qaeda
Jihad dan perjuangan pembebasan umat yang dilakukan Al-Qaidah hari ini, seperti yang digambarkan oleh As-Syahid Sayyid  Qutbh dalam karyanya yang sangat fenomenal, tafsir Fi dzilali al Qur’an. Sayyid Qutb mengatakan : “ Tidak ada diantara mereka yang berkata , saat mereka bertanya kenapa mereka berperang: “ kami keluar untuk mempertahankan negeri kami dari ancaman musuh!” atau kami keluar untuk menghalau musuh-musuh kami dari bangsa Persia dan Romawi,” atau “ kami keluar untuk memperluas daerah kami dan mengeruk rampasan yang banyak.”
Mereka berkata, “ Allah mengutus kami agar kami mengeluarkan orang-orang yang Dia kehendaki dari penghambaan hamba kepada penghambaan Allah semata. Dari kesempitan dunia menuju keluasannya. Dari kelaliman agama-agama lain, menuju keadilan agama Islam. Lalu ia mengutus utusannya dengan agama untuk makhluknya. Barang siapa yang menyambut kami, kami akan sambut baik-baik, kami biarkan, tidak akan kami ganggu di tanahnya. Barang siapa yang membangkang, akan kami bunuh hingga kami mati syahid dan masuk surga atau kami mendapat kemenangan yang gemilang.”
Jika memang mereka berjihad untuk menegakkan kalimat Allah, sudah selayaknya orang-orang berakal bangkit dan membela kehormatan kaum muslimin dan bergabung dengan Thoifah Al-Manshurah dalam menegakkan Dien yang tidak ada yang lebih tinggi darinya.
‘Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, Karena Sesungguhnya mereka Telah dianiaya. dan Sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu, (yaitu) orang-orang yang Telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali Karena mereka berkata: “Tuhan kami hanyalah Allah” .( QS Al-Hajj 39 )

Wallahu a’lam
Abdullah di Jakarta

(md/arrahmah.com)
sar dan paling cepat pertumbuhan kadernya di seluruh dunia, telah mencengangkan dunia Barat maupun Timur. Pro dan kontra yang mewarnai perjalanan mereka, dijawab dengan amal nyata dan hasil-hasil yang boleh dibilang sangat mengagumkan, dalam cita-cita mengembalikan kejayaan umat Islam, yang telah lama mati suri.

Dalam membela umat yang terdzolimi, Al-Qaeda tidak memilah-milah, contoh paling nyata adalah seruan salah satu pemimpin Al Qaeda Yaman, sheikh Nasser Al-Wahayshi yang memerintahkan untuk mengirim satu batalion pejuang Al Qaeda, untuk memerangi pemberontak Syiah Houthi yang menyerang markas salafy di Dammaj.

Padahal kelompok Salafy adalah penentang keras, dan mencap pejuang Al-Qaeda sebagai khawarij dan sebutan-sebutan yang tidak pantas diucapkan kepada saudaranya. Namun bagi Al-Qaeda itu bukan hal yang menghalangi mereka, untuk membantu saudaranya yang tertindas, hatta memusuhi perjuangan mereka sekalipun. Gambaran inilah yang menunjukkan kematangan dalam berjuang, dan kedewasaan melihat realita bahwa Al-Qaeda hadir memang bukan untuk membela kelompok, atau meninggikan bendera golongan, tapi benar-benar murni berjihad untuk menjadikan kalimat Allah yang tertinggi.

Bahkan dalam proses revolusi di Timur-Tengah, sedikit banyak Al-Qaeda ikut andil dalam menumbangkan rezim yang berkuasa. Rilisan-rilisan dukungan terhadap revolusi di Mesir, Suriah dan Libya dari para petinggi-petinggi Al-Qaeda, tersebar di media-media yang dibaca jutaan orang di seluruh dunia, bahkan elemen-elemen Al-Qaeda turut hadir dalam pertempuran menjatuhkan rezim-rezim diktaktor Arab.

Contoh nyata adalah penggulingan Gaddafi yang di dukung oleh Abu Yahya al-Libi, amir Al Qaidah Libya ini telah mendesak ummat Islam di negaranya untuk menggulingkan rezim Muammar Gaddafi dan mendirikan pemerintahan Islam, lapor UmmaNews mengutip laporan Associated Pres (15/3/2011).

Gambaran jihad Al-Qaeda

Jihad dan perjuangan pembebasan umat yang dilakukan Al-Qaidah hari ini, seperti yang digambarkan oleh As-Syahid Sayyid Qutbh dalam karyanya yang sangat fenomenal, tafsir Fi dzilali al Qur’an. Sayyid Qutb mengatakan : “ Tidak ada diantara mereka yang berkata , saat mereka bertanya kenapa mereka berperang: “ kami keluar untuk mempertahankan negeri kami dari ancaman musuh!” atau kami keluar untuk menghalau musuh-musuh kami dari bangsa Persia dan Romawi,” atau “ kami keluar untuk memperluas daerah kami dan mengeruk rampasan yang banyak.”

Mereka berkata, “ Allah mengutus kami agar kami mengeluarkan orang-orang yang Dia kehendaki dari penghambaan hamba kepada penghambaan Allah semata. Dari kesempitan dunia menuju keluasannya. Dari kelaliman agama-agama lain, menuju keadilan agama Islam. Lalu ia mengutus utusannya dengan agama untuk makhluknya. Barang siapa yang menyambut kami, kami akan sambut baik-baik, kami biarkan, tidak akan kami ganggu di tanahnya. Barang siapa yang membangkang, akan kami bunuh hingga kami mati syahid dan masuk surga atau kami mendapat kemenangan yang gemilang.”

Jika memang mereka berjihad untuk menegakkan kalimat Allah, sudah selayaknya orang-orang berakal bangkit dan membela kehormatan kaum muslimin dan bergabung dengan Thoifah Al-Manshurah dalam menegakkan Dien yang tidak ada yang lebih tinggi darinya.

‘Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, Karena Sesungguhnya mereka Telah dianiaya. dan Sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu, (yaitu) orang-orang yang Telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali Karena mereka berkata: “Tuhan kami hanyalah Allah” .( QS Al-Hajj 39 )



Wallahu a’lam

Abdullah di Jakarta



(md/arrahmah.com)

Oman membeli jet F-16 dari $600 juta

Althaf

Sabtu, 17 Desember 2011 09:05:30


MUSCAT (Arrahmah.com) – Oman akan membeli 12 unit jet tempur F-16 model terbaru Lockheed Martin Corp, Departemen Pertahanan AS mengatakan, seperti yang dilansir oleh Al Arabiya.

Pemesanan yang bernilai $ 600 juta ini merupakan pemesanan tambahan atas selusin model F-16C/D model yang sudah diterbangkan oleh Oman, sebagai salah satu antisipasi untuk menghadapi Iran. Itulah sebabnya kerjasama ini juga disambut baik oleh AS yang menganggap Iran sebagai salah satu negara yang berbahaya di kawasan Timur Tengah.

Iran dicurigai oleh banyak negara karena dinilai berusaha mengembangkan senjata nuklir melalui program pengembangan pembangkit listrik, seperti yang selalu diungkapkan Teheran.

Produksi pesawat “Block 50″ F-16C/D diharapkan akan dikirim pada akhir November 2016, Pentagon mengatakan pada Rabu (14/12/2011).

Dengan penjualan ini, permintaan pembelian F-16 meningkat menjadi 54 unit oleh 15 negara pemesan, kata Laura Siebert, juru bicara Lockheed.

Irak, tetangga Iran lainnya, sedang dalam proses pembelian sebanyak 36 unit F-16 dalam dua kali pengiriman. Sebanyak 18 pengiriman pertama dilakukan pada bulan September. Sementara 18 unit lainnya, yang merupakan bagian dari pembelian senilai $ 2,3 miliar, diberitahukan Badan Kerja Sama Pertahanan dan Keamanan Pentagon kepada Kongres AS pada 12 Desember.

Amerika Serikat menganggap penjualan ini sebagai salah satu bentuk pembinaan hubungan keamanan jangka panjang, termasuk untuk melatih para pilot, menyuplai dukungan logistik, dan koalisi militer potensial.

Bulan lalu, pemerintahan Obama secara resmi mengusulkan untuk menjual 600 bom “bunker buster” dan amunisi lainnya ke Uni Emirat Arab, untuk mencegah apa yang mereka sebut sebagai ancaman regional.

Kesepakatan dengan angka $ 304 juta ini diperkirakan akan meningkatkan kemampuan UEA “untuk menangani ancaman regional saat ini dan masa depan” dan membantu menghalangi agresi, kata Pentagon dalam pemberitahuan kepada anggota parlemen 30 November lalu. (althaf/arrahmah.com)
Pemesanan yang bernilai $ 600 juta ini merupakan pemesanan tambahan atas selusin model F-16C/D model yang sudah diterbangkan oleh Oman, sebagai salah satu antisipasi untuk menghadapi Iran. Itulah sebabnya kerjasama ini juga disambut baik oleh AS yang menganggap Iran sebagai salah satu negara yang berbahaya di kawasan Timur Tengah.

Iran dicurigai oleh banyak negara karena dinilai berusaha mengembangkan senjata nuklir melalui program pengembangan pembangkit listrik, seperti yang selalu diungkapkan Teheran.

Produksi pesawat “Block 50″ F-16C/D diharapkan akan dikirim pada akhir November 2016, Pentagon mengatakan pada Rabu (14/12/2011).

Dengan penjualan ini, permintaan pembelian F-16 meningkat menjadi 54 unit oleh 15 negara pemesan, kata Laura Siebert, juru bicara Lockheed.

Irak, tetangga Iran lainnya, sedang dalam proses pembelian sebanyak 36 unit F-16 dalam dua kali pengiriman. Sebanyak 18 pengiriman pertama dilakukan pada bulan September. Sementara 18 unit lainnya, yang merupakan bagian dari pembelian senilai $ 2,3 miliar, diberitahukan Badan Kerja Sama Pertahanan dan Keamanan Pentagon kepada Kongres AS pada 12 Desember.

Amerika Serikat menganggap penjualan ini sebagai salah satu bentuk pembinaan hubungan keamanan jangka panjang, termasuk untuk melatih para pilot, menyuplai dukungan logistik, dan koalisi militer potensial.

Bulan lalu, pemerintahan Obama secara resmi mengusulkan untuk menjual 600 bom “bunker buster” dan amunisi lainnya ke Uni Emirat Arab, untuk mencegah apa yang mereka sebut sebagai ancaman regional.

Kesepakatan dengan angka $ 304 juta ini diperkirakan akan meningkatkan kemampuan UEA “untuk menangani ancaman regional saat ini dan masa depan” dan membantu menghalangi agresi, kata Pentagon dalam pemberitahuan kepada anggota parlemen 30 November lalu. (althaf/arrahmah.com)

Kamis, 15 Desember 2011

Kantor FPI Jogja dibom!

Bilal

Kamis, 15 Desember 2011 14:50:12
JAKARTA (Arrahmah.com) - Telah tersebar pesan singkat yang mengabarkan kantor FPI di Yogyakarta dibom orang tidak dikenal yang mengakibatkan slah satu laskar kritis. Menurut sumber, Markas FPI yang berada di Yogya dibom orang tak dikenal. Atas peristiwa ini, salah satu aktivis FPI dikabarkan mengalami luka serius dalam kondisi kritis. Belum diketahui motif pengeboman tersebut. Informasi ini disampaikan oleh pihak FPI Pusat, di Jalan Petamburan III, Tanah Abang, Jakarta, Kamis, (15/12).

Ketua Umum FPI, Habib Rizieq Syihab mengatakan, FPI sejak Rabu kemarin ikut serta mengamankan rakyat korban kasus penyembelihan warga Mesuji Lampung. “Sejak kemarin, Rabu 14 Desember 2011, Front Pembela Islam (FPI) Pusat, mengamankan rakyat korban kebiadaban kasus penyembelihan warga Mesuji Lampung oleh Pamswakarsa bentukan pengusaha yang dibina oknum di Mesuji – Lampung,” kata Habib melalui pesan singkatnya yang disebar dan diterima arrahmah.com, Kamis, (15/12).

“Pagi dini hari, Markas FPI Yogya dibom orang tak dikenal. Satu laskar kritis, mohon doakan,” lanjut Habib.

Sebelumnya, Rabu, (14/12/11), sejumlah laskar Front Pembela Islam bersama beberapa aktivis, LSM dan puluhan warga Mesuji, Lampung, yang didampingi Mayor Jenderal (Purn) Saurip Kadi, mengadu ke Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat atas pembantaian keji yang menimpa warga Mesuji dan menelan korban 30 orang warga.

Kami mencoba mengkonfirmasikan hal tersebut kepada jubir FPI, Munarman SH, melalui pesan BBM. Beliau membenarkan kejadian tersebut. Dan beliau juga mengabarkan bahwa salah satu laskarnya cedera. Motif dibalik pengeboman ini juga masih tidak jelas, kata beliau. Insya Allah kami akan memberikan berita lebih lanjut secara aktual. (bilal/arrahmah.com)

Rabu, 14 Desember 2011

Rudal AS dibidikkan pada Rusia dan Cina

Althaf

Rabu, 14 Desember 2011 14:40:58

MOSKOW (Arrahmah.com) – Salah seorang pejabat tinggi Rusia membantah klaim AS bahwa penyebaran sistem rudalnya di Eropa ditujukan untuk mencegah serangan rudal dari negara-negara potensial lain, bukan Rusia maupun Cina.

“Moskow tidak memiliki keraguan bahwa perisai anti-misil AS ditujukan untuk melawan Rusia dan Cina,” Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Rusia, Nikali Patrushev, menyatakan dalam sebuah wawancara dengan harian Rusia pada hari Selasa (13/12/2011), Interfax melaporkan.

“Lebih dari itu, dalam rencana itu mereka juga mengirimkan pesawat pengangkut dan rudal anti-balistik ke dekat perbatasa Rusia. Meskipun Moskow sudah mengajukan argumen yang cukup kuat, namun AS menolak untuk memberikan kami jaminan yang mengikat secara hukum melawan rencana rudal mereka,” tambahnya.

Ia melanjutkan bahwa kedua negara (Rusia dan AS) masih memiliki waktu untuk bernegosiasi mengenai masalah ini.

Washington mengklaim bahwa proyek sistem rudalnya di Eropa ini dirancang untuk menangkal kemungkinan serangan rudal Iran atau Korea Utara, dua negara Asia yang menolak keras campur tangan AS di negara masing-masing.

Utusan Rusia untuk NATO memperingatkan pada tanggal 28 Juli bahwa Amerika Serikat mungkin menggunakan rencana rudal Eropa untuk mengatur alasan untuk menyerang Iran.

“Sistem pertahanan rudal tidak murni sebuah sistem pertahanan,” kata Dmitry Rogozin.

Dia menambahkan, “Ada ahli yang serius dan berwibawa di Rusia dan di negara lain yang khawatir bahwa penciptaan sistem pertahanan rudal di Eropa yang secara resmi diberi tugas untuk memblokir ancaman dari Iran, mungkin sebenarnya menjadi dalih untuk mempersiapkan serangan terhadap Iran.”

Amerika Serikat, Israel, dan beberapa sekutunya menuduh Teheran mengejar tujuan militer dalam program pengembangan nuklir di negaranya.

Di bawah tekanan dari Washington dan Tel Aviv, Dewan Keamanan PBB telah memberlakukan empat putaran sanksi terhadap Teheran. Amerika Serikat dan Uni Eropa juga telah mengadopsi tindakan sepihak terhadap Republik Islam dalam upaya untuk menghalangi investasi sektor energi Barat di Iran.

Iran berpendapat bahwa sebagai penandatangan Traktat Non-Proliferasi nuklir dan anggota dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA), ia memiliki hak untuk mengembangkan dan memperoleh teknologi nuklir untuk tujuan yang damai. (althaf/arrahmah.com)
Kyai Said, sampeyan muslim?

Saif Al Battar

Rabu, 14 Desember 2011 10:59:24

Saat ini kita dibuat tercengang-cengang dengan sepak terjang Prof.Dr.KH. Said Aqil Siradj Ketua Umum PBNU yang melontarkan berbagi tuduhan keji kepada umat Islam. Namun ternyata perilaku nyeleneh bak pendekar mabok ini bukan hanya sekarang saja terjadi. Tulisan ini hanya sekedar mengumpulkan remah-remah yang bertebaran di internet terkait sepak terjang KH. Said Aqil Siradj. Sebelumnya mari kita mengenal KH. Said Aqil Siradj lebih dekat dengan membaca sedikit curiculum vitaenya.

Nama : Prof Dr KH Said Agil Siradj
Nama lengkap : Said Aqil Siradj
Nama istri : Nur Hayati Abdul Qodir
Nama Anak:

Muhammad Said Aqil
Nisrin Said Aqil
Rihab Said Aqil
Aqil Said Aqil

Tempat dan tanggal lahir: Cirebon, 03 Juli 1953
Hobby: Membaca, Silaturrahmi dan Ibadah
Riwayat Pendidikan

- Pendidikan Formal

S1 Universitas King Abdul Aziz, jurusan Ushuluddin dan Dakwah, lulus 1982
S2 Universitas Umm al-Qura, jurusan Perbandingan Agama, lulus 1987
S3 University of Umm al-Qura, jurusan Aqidah / Filsafat Islam, lulus 1994

- Non-Formal

Madrasah Tarbiyatul Mubtadi’ien Kempek Cirebon
Hidayatul Mubtadi’en Pesantren Lirboyo Kediri (1965-1970)
Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta (1972-1975)

- Pengalaman Organisasi

Sekertaris PMII Rayon Krapyak Yogyakarta (1972-1974)
Ketua Keluarga Mahasiswa NU (KMNU) Mekkah (1983-1987)
Wakil Katib ‘aam PBNU (1994-1998)
Katib ‘aam PBNU (1998-1999)
Penasehat Gerakan Anti Diskriminasi Indonesia (Gandi) (1998)
Ketua Forum Komunikasi Kesatuan Bangsa (FKKB) (1998-sekarang)
Penasehat Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam UI (1998-sekarang)
Wakil Ketua Tim Gabungan Pencari fakta (TGPF) Kerusuhan Mei 1998 (1998)
Ketua TGPF Kasus pembantaian Dukun Santet Banyuwangi (1998)
Penasehat PMKRI (1999-sekarang)
Ketua Panitia Muktamar NU XXX di Lirboyo Kediri (1999)
Anggota Kehormatan MATAKIN (1999-2002)
Rais Syuriah PBNU (1999-2004)
Ketua PBNU (2004-sekarang)

- Profesional Kegiatan

Tim ahli bahasa indonesia dalam surat kabar harian Al-Nadwah Mekkah (1991)
Dosen di Institut Pendidikan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) (1995-1997)
Dosen pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (1995-sekarang)
Wakil Direktur Universitas Islam Malang (Unisma) (1997-1999)
MKDU penasihat fakultas di Universitas Surabaya (Ubaya) (1998-sekarang)
Wakil ketua dari lima tim penyusun rancangan AD / ART PKB (1998)
Komisi member (1998-1999)
Dosen luar biasa Institut Islam Tribakti Lirboyo Kediri (1999 – sekarang)
Majelis Permusyawaratan Rakyat anggota fraksi yang mewakili NU (1999-2004)
Lulusan Unisma direktur (1999-2003)
Penasehat Masyarakat Pariwisata Indonesia (MPI) (2001-sekarang)
Dosen pascasarjana ST Ibrahim Maqdum Tuban (2003-sekarang)
UNU Dosen lulusan Universitas NU Solo (2003-sekarang)
Lulusan Unisma dosen (2003-sekarang)
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) 2010-2015

http://majelisfathulhidayah.wordpress.com/2010/04/13/profil-profil-said-agil-siradj-ketua-umum-pengurus-besar-nahdlatul-ulama-pbnu-2010-2015/

Berikut fakta sepak terjang KH. Said Aqil Siradj yang terekam media dan bisa membuat kita menimbang-nimbang apakah bisa kita mengajukan pertanyaan “Kyai Said, sampeyan muslim?

1. Kyai Said mengutuk ‘kekerasan’ yang dilakukan oleh umat Islam, dekat dan mesra dengan kelompok minoritas (non muslim dan penganut aliran sesat), mendoakan keselamatan untuk penganjur kesesatan Ulil Abshar Abdalla dedengkot JIL yang sekarang nyaman di ketiak partai penguasa dan dekat atau menjadi bagian dari kelompok pengidap penyakit SEPILIS (Sekularisme, Pluralisme, Liberalisme).

http://wahidinstitute.org/Berita/Detail/?id=295/hl=id/KH_Said_Aqil_Siradj_Jangan_Ragu_Dengan_PBNU

2. Kyai Said penjilat penguasa dan mengkhianati suara rakyat dengan mengkritik beberapa tokoh agama yang menuduh pemerintah telah berbohong.

http://nasional.inilah.com/read/detail/1142292/pbnu-sindir-tokoh-lintas-agama-tak-santun

3. Kyai Said aqidahnya rusak

Berikut kutipan pemikiran Said Aqil Siradj dalam sebuah tulisannya berjudul “Laa Ilaha Ilallah, Juga ” menurutnya :“ Agama yang membawa misi Tauhid adalah Yahudi,Nasrani dan Islam. Ketiga agama tersebut datang dari Tuhan melalui nabi dan rasul pilihan. Yahudi diturunkan melalui Musa, nasrani diturunkan melalui Isa dan Islam diturunkan melalui nabi Muhammad SAW. Kedekatan ketiga agama samawi yang sampai saat ini dianut manusia semakin tampak jika dilihat dari genealoi ketiga utusan (Musa, Isa, Muhammad) yang bertemu pada Ibrahim. Ketiga agama tersebut mengakui Ibrahim sebagai the Faunding Father’s bagi agama tauhid. Jadi ketiga agama tersebut sama-sama memiliki komitmen untuk menegakkan kalimat tauhid….. dari ketiga macam tauhid diatas(tauhid Rubbubiyah,Uluhiyah dan asma wa sifat), tauhid Kanisah Ortodhoks Syiria (Kristen Oerthodok) tidak memiliki perbedaan yang berarti dengan tauhid Islam……….dst (Menuju Dialog Teologis Kristen Islam karya Bambang Noorsena penganut Kristen Orthodok Syiria).

4. Kyai Said melontarkan perkataan kesyirikan

Kyai Said pernah berkata “Jika seseorang berdoa’a pada batu secara khusyu’ maka Alloh akan mengabulkan do’anya karena kalau tidak terkabul maka Alloh akan sama dengan batu”.

5. Kyai Said berbuat bid’ah

Said Aqil pernah mensponsori dan mengadakan doa bersama antar agama dalam sebuah tema “ Indonesia Berdoa” yang dihadiri beberapa tokoh kafir (non muslim)dan juga beberapa pimpinan NU. Sebuah acara mengada-ada (bid’ah mungkar). Hal itu tidak pernah dilakukan oleh Rasululloh dan para Sahabat. Bahkan tercatat dalam sejarah Rasullulloh, beliau mengadakan Mubahallah (do’a untuk melaknat) dengan tokoh Nashara, bukan do’a untuk mencari keselamatan bersama antara beberapa tokoh agama.

6. Kyai Said pernah mengatakan bahwa “Abdullah bin Saba’ (pimpinan Syiah) dalam masa Rasululloh dan para sahabat tidak pernah ada dan tidak pernah dikenal dalam sejarah Islam”. Dalam hal ini Said Aqil berusaha menutupi dan mendistorsi sejarah Islam. Abdullah bin Saba’ (seorang Yahudi yang masuk Islam kemudian menyimpang dan memimpin Syiah) berusaha dihilangkan oleh Said Aqil dari panggung sejarah Islam Sehingga seolah-olah Yahudi tidak dianggap sebagai musuh dan golongan yang pertama-kali memecah belah dan mengacak-acak Islam.

7. Kyai Said pernah mengakui bahwa dia pernah belajar Agama Syiah dan dia tidak mempermasalahkan sesatnya ajaran Syiah tersebut dan dianggapnya wajar-wajar saja.

8. Kyai Said gemar keluar masuk gereja dan berceramah di sana.

9. Kyai Said pernah mengusulkan agar MUI dibubarkan.

Point 3 sampai 9 dapat dilihat di: http://alislam-pwt.tripod.com/islam__liberal2.htm

10. Kyai Said pendukung ideologi kufur pluralisme

http://www.cathnewsindonesia.com/2011/07/14/nahdlatul-ulama-tetap-komit-pada-pluralisme/

11. Kyai Said simpatisan sekte sesat Syiah

Dalam buku Tasawwuf sebagai Kritik Sosial, di antaranya Said Aqil menulis bahwa kehadiran Islam sarat dengan nuansa politis dan Imam Syafi’i dianggap simpatisan Syi’ah.

http://www.syiahindonesia.com/index.php/data-a-fakta/potret-tokoh-syiah/181-dr-said-agil-siradj-mengaku-tak-percaya-syiah-

12. Kyai Said bergabung dengan partai sekuler yang selalu menghalang-halangi upaya penegakkan syariat Islam di Indonesia.

http://www.riaupos.co.id/berita.php?act=full&id=4140&kat=8

13. Kyai Said menerima perwakilan GKI Yasmin namun tidak tabayyun kepada Umat Islam Bogor.

http://www.seruu.com/entertainment/tokoh-internasional-/artikel/kh-said-aqil-siradj-walikota-bogor-harus-taat-hukum-dalam-kasus-gki-yasmin




14. Kyai Said adalah pejuang Hindu, Budha, Kristen dan Konghucu

Point ini di atas disimpulkan dari judul KEBHINNEKAAN DAN PLURALISME bab 13 buku TASAWAUF SEBAGAI KRITIK SOSIAL karangan Said Aqil Siroj, tebitan Mizan, September 2006.

http://www.pejuangislam.com/main.php?prm=karya&var=detail&id=224

15. Kyai Said pernah bersuara sangat aneh dan menyakiti para sahabat Nabi Muhammad bahwa orang Arab sepeninggal Nabi Muhammad mereka murtad kecuali hanya orang-orang Arab Quraisy, itupun tidak keluarnya dari Islam bukan karena agama tapi karena suku/ kabilah. Dengan tulisannya di makalah yang sangat menyakiti para sahabat Nabi Muhammad itu maka Aqil Siradj dikafirkan oleh belasan ulama dan ada gagasan untuk diusulkan ke almamaternya, Universitas Ummul Quro Makkah, agar gelar doktornya dicabut.

http://www.narutobux.info/2011/09/tokoh-tokoh-nyeleneh-di-uin-dan-iain_09.html



16. Kyai Said secara serampangan mengaitkan antara pergerakan dakwah Wahabi dengan radikalisme. Dia bahkan membuat istilah baru tentang dakwah Wahabi, yaitu “ideologi puritanisme radikal.”

17. Kyai said memprovokasi warga NU untuk melakukan “sterilisasi” masjid-masjid yang menurutnya berpotensi menjadi sarang kelompok puritan radikal.

http://www.globalmuslim.web.id/2011/10/antara-wahabi-dan-isu-terorisme.html

18. Kyai Said mendukung BIN untuk memata-matai umat Islam

http://www.rakyatmerdekaonline.com/news.php?id=40947// http://forum.detik.com/said-aqil-siradj-sudah-saatnya-intelijen-diberi-hak-menangkap-t293232.html

19. Terpilihnya Kyai Said sebagai Ketua Umum PBNU disambut gembira dedengkot JIL Ulil Abshar Abdalla.

http://wap.vivanews.com/news/read/139685-ulil_abshar__said_agil_paling_pas_pimpin_pbnu

20. Kyai Said menuduh lembaga-lembaga Islam yang mendapatkan dana dari negeri-negeri Islam memproduksi teroris.

http://www.yasni.com/ext.php?url=http%3A%2F%2Fsuaramerdeka.com%2Fv1%2Findex.php%2Fread%2Fnews%2F2011%2F04%2F20%2F83444%2FSaid-Aqil-Waspadai-Lembaga-Pendidikan-Pemakai-Dana-Timur-Tengah&name=Said+Aqil&cat=filter&showads=1

21. Kyai Said reaktif dan tidak memiliki empati

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menyatakan jika benar pelaku bom bunuh diri di Gereja Kepunton Solo terkait dengan bom Cirebon, itu berarti si pelaku memahami Islam secara salah. Termasuk kenyakinan para bomber bakal disambut bidadari itu gombal.

http://www.yasni.com/ext.php?url=http%3A%2F%2Fwww.tempo.co%2Fread%2Fnews%2F2011%2F09%2F27%2F078358492%2FSaid-Aqil-Ngebom-dan-Disambut-Bidadari-Itu-Gombal&name=Said+Aqil&cat=filter&showads=1

22.Kyai Said membawa NU bermesra-mesraan dengan penguasa (kritikan tokoh muda NU)

http://www.yasni.com/ext.php?url=http%3A%2F%2Fsosbud.kompasiana.com%2F2011%2F07%2F12%2Fkesalahan-kh-said-aqil-sirodj-ketua-pbnu-ditelanjangi-wahyu-nh-aly%2F&name=Said+Aqil&cat=filter&showads=1

23. Kyai Said dipihak Kristen pada kasus Ciketing Bekasi

http://www.m2.susnoduadji.com/wawancara/said-aqil-siradj-rakyat-butuh-tindakan-nyata-polisi-ungkap-motif-penganiayaan-pendeta

24. Kyai Said membawa NU mendekati dunia politik praktis (lebih dekat dengan penguasa)

http://www.rimanews.com/read/2011032…impangan-jalan

25. Kyai Said adalah pemain di dalam isu pluralisme dan liberalisme

http://islamlib.com/id/artikel/jiwa-besar-nu-untuk-muktamar-muhammadiyah

26. Kyai Said mempromosikan tasawuf sebagai solusi dari krisis multidimensi yang sedang melanda umat Islam saat ini, baik agama, ekonomi, maupun politik.

http://emka.web.id/ke-nu-an/2011/kh-said-aqil-siradj-tasawuf-solusi-di-era-globalisasi/

27. Pentolan JIL (Jaringan Islam Liberal) Ulil Abshar Abdalla tidak mampu menyembunyikan rasa bangganya atas terpilihnya Said Aqil Siradj yang pro aliran sesat Syiah dan bahkan menjadi anggota kehormatan Majelis Tinggi Agama Khonghuchu Indonesia 1999-2002.

http://politik.vivanews.com/news/read/139685ulil_abshar__said_agil_paling_pas_pimpin_pbnu

28. Kyai Said, tanpa canggung berkhotbah dalam acara misa Kristiani disebuah gereja di Surabaya. Dengan background belakangnya salib patung Yesus dalam ukuran yang cukup besar. Beritanya pun dimuat majalah aula milik warga NU, dia juga pernah melontarkan gagasan liberalnya yaitu merencanakan pembangunan gedung bertingkat, dengan komposisi lantai dasar akan diperuntukkan sebagai masjid bagi umat Islam, sedangkan lantai tingkat satu diperuntukkan sebagai gereja bagi umat kristiani, lantai tingkat dua diperuntukkan sebagai pure bagi penganut hindu, demikian dan seterusnya. (KH. Lutfi Bashori, Konsep NU & Krisis Penegakan Syari’at).

http://groups.yahoo.com/group/Tauziyah/message/26068

29. Kyai Said mengatakan bangsa Arab memiliki kecenderungan kuat untuk memperlakukan orang lain, terutama dari negeri-negeri non Arab, sebagai budak.

http://buruhmigran.or.id/en/2010/12/said-aqil-siradj-arab-cenderung-lakukan-perbudakan/

30. Kyai Said menuduh gerakan dakwah yang merujuk kepada Al-Qur’an dan Sunnah dengan pemahaman ulama salaf sebagai biang kerok dan sumber konflik di tengah-tengah masyarakat.

http://ygennet.web.id/2011/ngawurnya-said-agil-siradj-dalam-menjelek-jelekkan-pihak-yang-dia-sebut-wahabi/

31. Kyai Said adalah ulama su’ (jahat)

http://rimanews.com/read/20110126/14109/bela-penguasa-said-aqil-siradj-rendahkan-martabat-ulama

32. Kyai Said berdoa di kuburan agar terpilih menjadi Ketua Umum PBNU

http://www.yiela.com/view/992372/jelang-pembukaan-muktamar-said-aqil-temui-tokoh-nu-dan-berziarah

33. Kyai Said berkolaborasi dengan aliran sesat LDII memperingati HUT RI ke-62

http://ldii.net78.net/?Kunjungan_Kelembagaan:LDII_dan_NU_menadakan_%22TABLIGH_AKBAR%22

34. Kyai Said menuduh pemerintah gagal mewujudkan kehidupan masyarakat yang damai dan harmonis terkait arogansi GKI Yasmin Bogor.

http://icrp-online.org/112011/post-779.html

35. Kyai Said menulis dalam bukunya Tasawwuf sebagai kritik sosial, bahwa kehadiran Islam sarat dengan nuansa politis, Imam Syafi’i dianggap simpatisan Syi’ah dan pembelaanya terhadap Ahmadiyah.

http://my.opera.com/ipnu-ippnu-jabon/blog/dikritisi-kiai-muda-jatim-said-janji-edit

36. Kyai Said bertemu dengan pemimpin Tertinggi Revolusi Syiah Iran, Ayatollah Al-Udzma dalam Konferensi Persatuan Islam ke-24 di Teheran.

http://www.taqrib.info/indonesia/index.php?option=com_content&view=article&id=646:setelah-temui-pemimpin-besar-iran-agil-siradj-bertolak-ke-yapi&catid=39:akhbar-e-jahan&Itemid=95

37. Kyai Said meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk segera menutup situs-situs Islam.

http://edukasi.kompas.com/read/2011/09/27/20360737/Said.Aqil.Tifatul.Jangan.Cuma.Tutup.Situs.Porno.

38. Kyai Said mengatakan: Syi’ah adalah mazhab Islam yg membanggakan karena dari generasi ke generasi konsisten membangun dan menjaga tradisi…

www.xbox360videos.com/index.php?key=%3DGus+Dur&page…

39. Kyai Said menuduh berkembangnya ajaran Wahabi ala Saudi Arabia ke seluruh pelosok dunia karena dukungan dana yang sangat besar yang dialirkan ke para aktifis pengikut wahabi.

Kyai Said mengatakan, Muhammad bin Abdul Wahhab, pendiri wahabisme bukanlah intelektual muslim yang cemerlang. Tidak ada karya besar yang dihasilkannya karena ia hanya mengarang kitab-kitab kecil saja.

Kyai Said mengatakan, Muhammad bin Abdul Wahab melakukan kolaborasi dengan Ibnu Saud, pendiri kerajaan Saudi Arabia untuk melakukan pemberontakan terhadap kekhalifahan Turki Utsmani.

Kyai Said menuduh Muhammad bin Abdul Wahab menghancurkan banyak situs sejarah di Makkah dan Madinah yang telah dipelihara dengan baik sejak zaman Rasulullah.

http://www.nu.or.id/page.php

40. NU mendapatkan kucuran dana tak terbatas dari AS

Kyai Said mengatakan, NU mendapatkan kepercayaan dari Bank Dunia dalam bentuk pendanaan tak terbatas untuk kegiatan sosial Ormas yang diklaim terbesar di Indonesia ini, yang akan terus berlangsung selama NU berdiri. Rencananya dana tak terbatas tersebut akan digunakan oleh NU untuk membiayai kegiatan civil society mereka. Seperti diketahui, NU dengan beragam underbouw-nya telah lama bergiat dalam bidang kesetaraan gender, demokrasi, pengentasan kemiskinan, multikulturalisme, serta menjaga hubungan baik antar ummat beragama.

Kyai Said menuduh situs-situs Islam mengajarkan terorisme.

http://harapan-putra.blogspot.com/2011/10/nahdhatul-ulama-telah-dirusak-oleh.html

41. Kyai Said menebar fitnah kepada 12 yayasan Islam di Indonesia

http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/12/06/16930/masya-allah-12-yayasan-ini-dituduh-pbnu-sebagai-salafiwahabi-penebar-teror/

42. Kyai Said mengatakan, Syiah di Indonesia tidak berbahaya

http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/12/06/16929/aneh-said-agil-siraj-bilang-syiah-di-indonesia-tidak-berbahaya/

43. Kyai Said menuduh Ust. Jafar Umar Thalib penebar benih radikal

http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/12/06/16925/said-agil-tuding-jafar-umar-thalib-salafi-wahabi-penebar-benih-radikal/

44. Kyai Said paranoid terhadap muslim yang menampakkan simbol-simbol sunnah

http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/12/06/16923/hentikan-stigma-said-agil-siraj-pada-muslim-berjenggot-jidat-hitam/

45. Kyai Said menghina sahabat dengan mengatakan sahabat sholat shubuh kesiangan.

http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/12/05/16921/bnpt-jadikan-buku-sejarah-berdarah-salafi-wahabi-sebagai-referensi/

46. Kyai Said mengikuti ucapan Gus Dur mengatakan; “Anta ‘aduwullah Wahabi.” (Wahabi, kamu musuh Allah). Artinya Gus Dur telah mengkafirkan umat Islam lainnya.

http://nahimunkar.com/1782/aqil-siradj-tirukan-gus-dur-anta-%E2%80%98aduwullah-wahabi/

Demikian sedikit catatan terkait sepak terjang Kyai Said yang dapat kami himpun. Mungkin masih banyak catatan lain yang tidak kami ketahui. Catatan ini disusun tidak dalam rangka membuka aib seseorang, namun kesalahan seorang tokoh wajib dibuka ke publik agar umat selamat tidak mengikuti ucapan dan sepak terjangnya yang keliru itu. setidaknya ini dapat menjadi pegangan untuk kita semua menyikapi musibah terbesar yakni fenomena ulama yang berbicara tanpa ilmu.

Kami sarankan juga ikhwah meluangkan waktu untuk menela’ah tulisan yang sangat bagus di http://www.firanda.com/index.php/artikel/bantahan/221-nasehat-dr-said-aqiel-siradj-ma-untuk-ketua-pbnu-kiyai-haji-said-aqiel-siradj





Bekasi, 17 Muharram 1433 H

WH Foundation

Wildan Hasan
Direktur
Apa kata mereka tentang KMII ke-2

M. Fachry

Rabu, 14 Desember 2011 16:03:12

JAKARTA (Arrahmah.com) – Disela-sela acara Konferensi Media Islam Internasional (KMII) ke-2 yang diadakan di Jakarta, 12 – 16 Desember, Arrahmah.com mewawancarai peserta dari media Islam mainstream nasional untuk mendapatkan gambaran bagaimana pendapat mereka tentang acara akbar ini, apakah sudah cukup merepresentasikan orientasi dan aspirasi media Islam itu sendiri. Berikut hasilnya!

Albertha Furqon, Redaktur EraMuslim.com

Tanggapan Anda terhadap acara ini?

Dari pertama pembukaan acara ini dibuat ada keanehan, seharusnya media Islam yang diundang, tetapi panitia sudah mengumumkan bahwa acara ini bukan hanya media Islam yang diundang melainkan juga semua komponen yang diundang.Yang Aneh judulnyakan sudah Konferensi Media Islam International serta dari topik-topik pembicaraannya juga tentang media Islam, itu satu keanehannya.

Dan Lucunya lagi, dari pembicaranya tidak ada dari media Islam, dalam konteks Jurnalis Media Islam, seperti kita tidak dianggap, seperti Eramuslim, Arrahmah.com, dan lainnya. Padahal jika mereka mau mengkaji secara IT kitakan bisa melihat mana media Islam yang secara “trafik” menjadi bacaan umat.

Kemudian ada lagi keanehan disitu, tidak ada definisi yang baku tentang media Islam, media Islam itu apa? kalau hanya definisinya mengumpulkan jurnalis Muslim, ya jangan bawa nama media Islam, atau konferensi media Islam Internasional. Contoh kasus saja, Kalau mereka betul-betul mau membawa nama media Islam, seharusnya mereka mengundang situs dunia Islam terbesar di dunia seperti On Islam atau Islam Online itu diundang sebagai pembicara, tetapi disini tidak ada.

Jadi kita tidak tahu settingannya apa disini?, belum lagi keynote speakernya banyak tokoh liberal seperti Komaruddin Hidayat, Azrumardi Azra, dan justru di closingnya mereka, pada acara closing mereka diajak menyimpulkan.

Dampaknya apa terhadap media Islam mainstream?

Ketidak jelasan definisi tersebut akhirnya bisa membuat masyarakat kabur, karena mereka menilai media Islam hanya berbicara pada yang biasa-biasa saja.

Anda sudah berbicara?

Belum, karena saya baru memantau saja.

Ada peluang untuk berbicara?

Ada, tetapi kita belum mau berbicara karena kita masih seperti sendirian di sana

Apakah acara Ini sudah menjadi parameter kapasitas media Islam?

Belum, belum dapat menjadi ukuran, ini acara masih terlihat seperti menghabiskan anggaran saja, saya dengar acara ini kan menghabiskan biaya M-M-an.

Ada saran untuk acara semacam ini?

Ada, seharusnya acara ini betul-betul mengundang media islam mainstream baik cetak ataupun on line, sehingga masyarakat lebih jelas. Karena jika melihat dari sisi pesertanya juga banyak bukan berasal dari media Islam, kebanyakan bukan dari praktisi media Islam malah seperti dosen dan mereka yang tidak ada hubungannya dengan tema acara.

Pada acara ini, apakah akan ada kontribusi secara implisit untuk media Islam kedepannya?

Kalau saya ragu, ragu karena saya tidak yakin para pembicaranya membaca media Islam, jangan-jangan mereka tidak pernah membuka media Islam. Contohnya salah satu pembicara berasal dari Malaysia yang sangat bagus menjelaskan seluk beluk trafik pengguna internet, tetapi tidak bisa memaparkan mana media Islam yang trafiknya tertinggi. Kenapa media Islam terbesar di dunia Islam seperti On Islam tidak diundang, ini kan rancu!

Substansialkah mengukur kualitas media Islam dari trafiknya?

Memang belum substansial, tetapi setidaknya menjadi alat ukur bahwa media tersebut banyak dibaca atau tidak oleh masyarakat. Walaupun tidak menggambarkan secara umum menunjukkan bahwa media itu bagus, tetapi setidaknya diketahui menjadi rujukan para pembaca.

Apakah dibahas Media Islam mana yang baik dalam tataran isu?

Belum ada dibahas kesana, baru sebatas teori-teori saja yang membahas tentang IT, ya masih pengantar-pengantar saja.

Tidak dibahas agenda pembelaan umat?

Belum, bahkan bisa dikatakan tidak ada, sejak dari pembukaan kemarin hingga sekarang belum pernah dibahas.

Pada konferensi media Islam pertama sekitar tahun 80-an, mereka merekomendasikan pembelaan untuk Palestina, tapi untuk kali ini saya tidak tahu.

Eramuslim sendiri diundang pada acara ini?

Kami tidak diundang, kami datang dan daftar sendiri, bahkan menurut peserta ada yang dicoret tidak semua diundang, saya awalnya sekamar dengan wartawan majalah Hidayah yang menceritakan kepada saya bahwa ia ngobrol dengan panitia, banyak peserta yang dicoret. Tetapi wartawan tersebut langsung datang ,daftar, dan langsung dapat kamar.

Kalau saya pribadi punya keinginan, kita sendiri media-media Islam mainstream yang membuat acara seperti ini.

Ada kans kita membuat acara seperti ini?

Ya sebenarnya, ada saja, kita betul-betul membuat konferensi sejenis, tidak usah tingkat internasional, tingkat nasional saja, ya memang akan banyak membutuhkan dana.

Apakah media-media Islam di Indonesia, apa sudah cukup mampu membuat acara seperti ini?

Cukup mampu saya lihat.

Krusialkah konferensi semacam ini jika media-media Islam mainstream sendiri yang membuat?

Justru jika kita yang membuat sendiri menjadi krusial, kita akan lebih eksis, karena selama ini kita tidak dianggap.

Abdul Halim, Reporter tabloid Suara Islam

Tanggapan Anda tentang acara ini?

Oh saya kira ini baik sekali, karena ini kelanjutan dari acara sebelumnya pada tahun 80-an, yang membuka menteri penerangan Harmoko dan Presiden Soeharto, tadi malamkan rencananya acara ini dibuka oleh SBY, tetapi ternyata SBY berhalangan hadir dan yang membuka akhirnya wapres, walaupun demikian saya rasa ini konferensi menarik sekali, menariknya, selama ini kan media Islam terpuruk, hanya menjadi bagian dari media barat, banyak berita yang kita ambil dari media, bahkan media kita banyak berkiblat ke media barat, padahal berita dari media barat banyak mengandung fitnah, jadi mereka tidak tabayyun, tidak klarifikasi, jadi berita yang berasal dari kita jelek semua, Islam identik dengan teroris, identik dengan kekerasan, ekstrimisme, dan sebagainya. Maka, dengan adanya ini, konferensi ini menjadi penyeimbang media.

Ada kabar Media-media Islam yang mainstream Nasional tidak ada undangan?

Ohh..setahu saya dari suara Islam dapat undangan, karena saya ngepos di Kemenag maka saya diberi undangan, tapi kalau yang lain ndak tahu. Tapi dari Republika temen saya dapat undangan.

Bagaimana dengan materi pembicara?

Saya lihat bagus, saya melihat banyak yang ahli dalam bidangnya, ada yang dari Timur Tengah, Asia Selatan seperti India, Pakistan, dan Bangladesh ,ada juga dari Menkominfo, dari Malaysia, dari kita ada Azrumardi Azra yang memang mantan wartawan Panjimas, bahkan rencananya ada dari wakil perdana menteri Turki, direncanakan datang.

Konferensi pertama ada rekomendasi terhadap pembelaan dalam pemberitaan Palestina, untuk yang saat ini ada?

Saya rasa ada, saya lihat akan ke arah sana, juga akan ada rekomendasi tentang terorisme, agar berimbang dan kita tidak terkena stigmatisasi terus.

Apakah acara ini cukup untuk eksistensi media Islam?

Oh saya rasa cukup , karena suatu terobosan yang menarik.

Abdul hakim, Redaktur Jurnal Insani (GIP).

Tanggapan Anda tentang acara Ini?

Oh iya baik, seharusnya acara ini adalah potensi, kesempatan yang baik dari media umat Islam berkumpul, tetapi yang menjadi pertanyaan, sudah cukupkah mewakili, perwakilan-perwakilan ini menjadi wakil dari media Islama,tentu berbeda antara media Islam dengan media umum yang wartawannya adalah seorang Muslim, tentu beda.

Banyak teman-teman yang bekerj di media umum tidak akan bisa melakukan semaksimal mungkin sesuai dengan visi missi dia sebagai seoarang Muslim. Tapi, kalau media Muslim yang berangkat dari ideologis oarang di dalamnya akan terlibat ke arah itu.

Apakah orientasi acara ini sudah nampak?

Sebenarnya ini kan harapan, cuma harapan itu seperti apa? Misalkan tadi diundang pembicara yang membicarakan bahwa penggunaan facebook dan twitter sudah cukup menggurita, kemudia ada yang mengeluarkan statement “tidak usah takut dengan Internet, karena dia bukanlah setan ” tetapi yang menjadi pertanyaannya adalah apakah kita siap membangun konsep berfikir umat pengguna internet itu sesuai dengan Islam, karena kalau kita lihat media itukan teknologi, teknologi itu kita lihat siapa pemakainya. Kita harus tahu media yang mendominasi, jika tidak tahu, dia akan larut dari pengguna menjadi pem-promote dan pendistribusi informasi itu. Tentunya kita seharusnya mengcounter cara pandang liberal, sekuler, tetapi jika dia tidak siap, maka dia akan mendeveloper, mensosialisasikan pemikiran-pemikiran yang tidak jelas.

Apakah acara Ini sudah sesuai dengan orientasi mainstream media Islam?

Kalau saya nilai belum, Begini mas, dulu ketika saya kecil di desa yang terpencil belum ada internet, belum ada sms, tetapi kita sebatin dengan orang tua ketika kita harus bangun separuh malam, kita harus mengaji, tetapi lihat anak sekarang kalau sedang asyik internetan disuruh sholat saja susah. Jadi memang harus ada kesiapan yang dibangun terhadap internet itu. Contohnya seperti Arrahmah.com memberitakan tentang dunia Islam sehingga kita tahu dimanapun terjadi penindasan umat Islam, sehingga mempunyai perasaan yang sama.

Rekomendasi Anda terhadap acara ini?

Harus ada pembelaan terhadap umat Islam, karena secara fitrah kita melakukan pembelaan, umat islam akan mendukung media Islam.

Perbedaan konferensi kali ini dengan yang pertama?

Oh Kalau saya belum tahu acara yang pertama, hanya saja yang terpenting adalah progress ke depannya, sayang jika acara sebesar ini tidak memberikan progres.

Inilah sekelumit kesan dan pesan dari teman-teman media Islam yang berhasil ditemui pada acara tersebut, Selasa (13/12/2011).

Wallahu ‘alam bis showab.

(Bilal/arrahmah.com)

Minggu, 11 Desember 2011

Kaedah-kaedah umum mengenali sosok ulama panutan



Saif Al Battar
Ahad, 11 Desember 2011 06:56:18
[1]- Standar kebenaran adalah Al-Qur’an, Al-Sunah dan ijma’ ulama. Al-Qur’an dan Al-Sunah dipahami dan diamalkan sesuai pemahaman dan pengamalan para al-salaf al-shalih (generasi shahabat, tabi’in, tabi’u tabi’in) dan para ulama tsiqah yang mengikuti jejak mereka. Barang siapa berpegangan kepada ketiga sumber ajaran Islam ini, ia adalah seorang ahlu sunah wal jama’ah.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ قَالَ (تَرَكْتُ فِيْكُمْ شَيْئَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُمَا كِتَابَ اللهِ وَسُنَّتِي وَلَنْ يَتَفَرَّقَا حَتىَّ يَرِدَا عَلَيَّ الْحَوْضَ).
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,” Telah kutinggalkan di antara kalian dua hal. Kalian tidak akan pernah tersesat sesudah keduanya, yaitu kitabullah dan sunahku. Keduanya tak akan pernah berpisah sampai datang kepadaku di haudh nanti.”[1]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata :
فَمَنْ قَالَ بِالْكِتَابِ وَ السُّنَّةِ وَ ْالإِجْمَاعِ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ السُّنَّةِ وَ اْلجَمَاعَةِ
” Barang siapa berpendapat berdasar Al-Qur’an, Al-Sunah dan ijma’, ia adalah seorang ahlu sunah wal jama’ah.”[2]
Beliau juga mengatakan :
فَدِيْنُ اْلمُسْلِمِيْنَ مَبْنِيٌّ عَلَى اِتِّبَاعِ كِتَابِ اللهِ وَ سُنَّةِ نَبِيِّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا اتَّفَقَتْ عَلَيْهِ اْلأُمَّةُ. فَهَذِهِ الثَّلاَثَةُ أُصُوْلٌ مَعْصُوْمَةٌ . وَمَا تَنَازَعَتْ فِيْهِ اْلأُمَّةُ رُدَّ بِهِ إِلَى اللهِ وَالرَّسُولِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. 
” Dien (agama) umat Islam dibangun di atas dasar mengikuti (iitiba’) Kitabullah, Sunah Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa salam dan apa yang disepakati oleh ummat (ijma’ ulama mujtahidin). Ketiga hal ini adalah dasar-dasar yang ma’shum (terjaga dan bebas dari kesalahan). Adapun persoalan yang diperselisihkan oleh umat, harus dikembalikan kepada Allah dan Rasul Shallallahu ‘alaihi wa salam.”[3]
[2]- Tiada yang terjaga dan terbebas dari kesalahan dan dosa besar (ma’shum) selain para Nabi ‘alaihim sholatu wa salam. Setiap ulama -–termasuk para ulama sahabat radiyallahu ‘anhum— seberapapun tinggi kapasitas keilmuannya, bisa salah dan bisa benar. Pendapat, fatwa dan tindakan mereka bisa benar dan salah. Oleh karenanya, harus dikaji dan ditimbang berdasar Al-Qur’an, Al-Sunah dan ijma’. Apabila sesuai dengan ketiganya, berarti pendapatnya benar dan harus diterima, siapapun ulama Islam tersebut. Apabila menyelisihi ketiganya, berarti pendapatnya salah dan harus ditolak, siapapun ulama tersebut.
Sebagai konskuensinya, seorang muslim tidak boleh taklid buta kepada seorang ulama dengan menerima semua pendapat, fatwa dan tindakannya tanpa menghiraukan kebenaran dan kesalahannya, kesesuaian dan penyelisihannya terhadap Al-Qur’an, Al-Sunnah dan ijma’ ulama. Para ulama sejak generasi sahabat, tabi’in, tabi’u tabi’in sampai para ulama madzhab (Abu Hanifah, Malik, Syafi’i, Ahmad, Al-Auza’i, Laits bin Sa’ad, Thabari, Daud Al-Dzahiri dan lain-lain) telah melarang umat Islam untuk taklid buta. Mereka memerintahkan umat Islam untuk menimbang pendapat mereka dengan Al-Qur’an, Al-Sunah dan ijma’. Bila bertentangan dengan ketiga dasar tersebut, pendapat mereka harus ditinggalkan.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِي اللَّه عَنْهَا قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ فَهُوَ رَدٌّ.
‘Aisyah radiyallahu ‘anha berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda : ” Siapa yang mengada-adakan hal yang baru dalam urusan kita (dien) ini, tanpa ada dasarnya dari dien, maka ia tertolak.”[4]
عَنْ الْعِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ يَقُولُ وَعَظَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَوْعِظَةً ذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُونُ وَوَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ هَذِهِ لَمَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَمَاذَا تَعْهَدُ إِلَيْنَا قَالَ قَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا لَا يَزِيغُ عَنْهَا بَعْدِي إِلَّا هَالِكٌ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِمَا عَرَفْتُمْ مِنْ سُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ*
‘Irbadh bin Sariyah radiyallahu ‘anhu berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam memberi wejangan yang membuat air mata kami menetes dan hati kami bergetar. Kami berkata,” Ya Rasulullah ! Nampaknya, nasehat anda ini adalah wejangan orang yang akan berpisah. Apa yang anda pesankan kepada kami ?“
Beliau bersabda,” Aku telah meninggalkan kalian diatas jalan yang terang. Malamnya sama dengan siangnya. Tak ada seorangpun yang menyeleweng dari jalanku kecuali ia akan binasa (tersesat). Barang siapa di antara kalian dikarunia usia lebih panjang, ia akan melihat banyak perselisihan. Maka hendaklah kalian senantiasa komitmen dengan sunahku dan sunah al-khulafa’ al-rasyidin al-mahdiyin. Gigitlah dengan gigi geraham kalian !”.[5]
Shahabat Ibnu Abbas radiyallahu ‘anhuma berkata,” Hampir-hampir turun hujan batu dari langit atas kalian. Saya katakan “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda demikian“, tetapi kalian justru mengatakan “Abu Bakar berkata demikian.”
Demikianlah, perkataan sahabat Abu Bakar radiyallahu ‘anhu sekalipun tidak boleh digunakan untuk melawan Al-Qur’an dan Al-Sunah. Ketika khalifah Al-Manshur Al-’Abbasi menawarkan ide mewajibkan buku hadits Al-Muwatha’ kepada seluruh rakyat, imam Malik bin Anas rahimahullah selaku pengarang buku tersebut justru menolaknya. Alasannya, seratus ribu lebih para sahabat radiyallahu ‘anhum telah berpencar ke seluruh penjuru negeri Islam, dengan membawa dan menyiarkan ilmu yang diterima dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam. Setiap daerah mempunyai ulama dari kalangan sahabat. Otomatis, tingkat keilmuan setiap daerah berbeda dan bertingkat-tingkat. Dan tentu saja, ilmu Imam Malik belum mewakili ilmu keseluruhan sahabat yang telah terpencar tersebut.
[3]- Berdasar kedua poin di atas, kebenaran diukur lewat kesesuaian sebuah  perkara dengan Al-Qur’an, Al-Sunah dan ijma’, bukan berdasar siapa yang mengatakan atau melakukan perkara tersebut. Senioritas, tingkat keilmuan atau banyak sedikitnya pengikut tidak menjadi ukuran dan jaminan sebuah pendapat atau tindakan sesuai dengan kebenaran. Seorang muslim hanya terpaku kepada Al-Qur’an, Al-Sunah dan ijma’ ulama. Ia tidak terpaku kepada figuritas, senioritas atau kemasyhuran ulama. Pun, tidak terpaku kepada banyaknya pengikut sebuah pendapat. Ia bisa menyeimbangkan antara menghormati para ulama, dengan memilah-milah pendapat dan tindakan mereka dengan timbangan Al-Qur’an, Al-Sunah dan ijma’.
Abdullah bin Mas’ud radiyallahu ‘anhu berkata :
” Barang siapa mengambil suri tauladan, hendaklah ia mengambilnya dari orang-orang yang telah mati, karena orang yang masih hidup tidak ada jaminan selamat dari fitnah (kesesatan, ketergelinciran, kesalahan). Mereka adalah para sahabat Muhammad radiyallahu ‘anhum ; generasi paling utama umat ini, paling baik hatinya, paling mendalam ilmunya, dan paling sedikit takaluf (membuat-buat, memaksakan diri, bersikap wajar dan apa adanya). Mereka telah dipilih Allah untuk menemani Nabi-Nya dan menegakkan dien-Nya. Kenalilah keutamaan mereka ! Ikutilah jejak-jejak mereka ! Berpegang teguhlah dengan akhlak dan sejarah kehidupan mereka sesuai kemampuan kalian ! Karena mereka berada di atas petunjuk yang lurus.”[6]
Ali bin Abi Thalib radiyallahu ‘anhu berpesan :
إِنَّ اْلحَقَّ لاَ يُعْرَفُ بِالرِّجَالِ, اِعْرِفِ اْلحَقَّ تَعْرِفْ أَهْلَهُ
” Kebenaran tidak dikenal dari orang-orangnya. Tetapi kenalilah kebenaran, maka engkau akan tahu siapa orang-orang yang berada di atas kebenaran !”[7]
Para ulama salaf memberi nasehat :
عَلَيْكَ بِطَرِيْقِ اْلحَقِّ وَلاَ تَسْتَوْحِشْ لِقِلَّةِ السَّالِكِينَ. وَ إِيَّاكَ وَطَرِيقَ اْلبَاطِلِ وَلاَ تَغْتَرَّ بِكَثْرَةِ اْلهَالِكِينَ.
” Ikutilah jalan kebenaran dan jangan merasa kesepian dengan sedikitnya orang yang menempuh jalan kebenaran.
Jauhilah jalan kebatilan dan jangan tertipu oleh banyaknya orang-orang yang binasa (pengikut jalan kebatilan).”[8]
[4]- Salah satu penyakit yang sering menimpa aspek keilmuan umat Islam adalah ketergantungan kepada tokoh (figuritas) dan kultus individu. Karena meyakini ketokohan, senioritas atau integritas keilmuan seorang ulama tertentu, sebagian umat Islam tidak bisa memilah mana pendapat dan tindakan ulama tersebut yang harus diambil (karena sesuai dengan Al-Qur’an, Al-Sunah dan ijma’) dan mana yang harus ditolak (karena bertentangan dengan Al-Qur’an, Al-Sunnah dan ijma’). Penyakit ini dalam banyak kesempatan menjadi penyebab fanatisme golongan, bid’ah dan kesesatan.
Imam Ibnu Jauzi berkata :
وَاعْلَمْ أَنَّ عُمُوْمَ أَصْحَابَ اْلمَذَاهِبِ يَعْظُمُ فِي قُلُوبِهِمُ الشَّخْصُ, فَيَتَّبِعُونَ قَوْلَهُ مِنْ غَيْرِ تَدَبُّرٍ بِمَا قَالَ, وَ هَذَا عَيْنُ الضَّلاَلِ, ِلأَنَّ النَّطَرَ يَنْبَغِي أَنْ يَكُونَ إِلَى ْالقَوْلِ لاَ إِلَى قَائِلِهِ. كَمَا قَالَ عَلِيٌّ لِحَارِثِ ْبنِ حُوطٍ وَقَدْ قَالَ لَهُ: أَتَظُنُّ أَنَّا نَظُنُّ طَلْحَةَ وَ الزُّبَيْرَكَانَا عَلىَ بَاطِلٍ ؟ فَقَالَ لَهُ : يَا حَارِثُ, إِنَّهُ مَلْبُوسٌ عَلَيْكَ. إِنَّ اْلحَقَّ لاَ يُعْرَفُ باِلرَّجَالِ, اِعْرِفِ اْلحَقَّ تَعْرِفْ أَهْلَهُ.
” Ketahuilah ! Sesungguhnya dalam hati kebanyakan pengikut madzhab (aliran pemikiran) ada kekaguman (figuritas) terhadap seorang tokoh (ulama). Mereka mengikuti saja pendapat tokoh (ulama) tersebut tanpa mentadaburi (mengkaji ulang) pendapatnya. Ini merupakan inti kesesatan. Karena pandangan harus ditujukan kepada pendapat, bukan kepada siapa yang mengeluarkan pendapat.
Sebagaimana pesan Ali bin Abi Thalib kepada Harits bin Huth. Saat itu Harits bertanya kepada Ali,” Apakah anda menyangka kami menganggap Thalhah dan Zubair di atas kebatilan ?” maka Ali menjawab,” Hai harits, engkau ini terkena kesamran (talbis, tipu daya setan) ! Sesungguhnya kebenaran tidak diketahui lewat orang. Kenalilah kebenaran, maka kau akan mengetahui siapa yang berada di atas kebenaran.”[9]
Imam Syamsudien Al-Dzahabi berkata :
نَسْأَلُ اللهَ اْلعَفْوَ وَ اْلمَغْفِرَةَ ِلأَهْلِ التَّوْحِيْدِ, وَ نَبْرَأُ إِلَى اللهِ مِنَ اْلهَوَى وَ اْلبِدَعِ. وَ نُحِبُّ السُّنَّةَ وَ أَهْلَهَا, وَنُحِبُّ اْلعَالِمَ عَلَى مَا فِيهِ مِنَ ْالاِتِّبَاعِ وَ الصِّفَاتِ اْلحَمِيْدَةِ. وَلاَ نُحِبُّ مَا ابْتَدَعَ فِيْهِ بِتَأْوِيلٍ سَائِغٍ.
” Kita memohon kepada Allah pemaafan dan ampunan untuk orang-orang yang bertauhid, dan kita berlepas diri kepada Allah dari hawa nafsu (kesesatan) dan bid’ah. Kita mencintai Al-Sunah dan orang-orang yang mengamalkannya. Kita mencintai ulama sebatas sifat ittiba’ dan akhlak-akhlak terpuji yang ada pada dirinya, dan kita tidak mencintai bid’ah (kesalahan) yang ia lakukan karena sebuah penafsiran yang masih diperbolehkan (ta’wil saigh).”[10]
[5]- Belajar ilmu dan ajaran agama harus selektif, karena hakekat belajar adalah mencari dalil Al-Qur’an, Al-Sunah dan ijma’ serta memahami dan mengamalkannya menurut contoh generasi salaf. Apa yang bertentangan dengan ketiga dasar sumber utama ajaran Islam ini adalah hawa nafsu dan kebatilan. Hanya ulama yang shalih dan  buku-buku agama tertentu yang mengajarkan ketiga dasar tersebut. Kebanyakan ulama dan buku-buku agama lainnya justru mengajarkan hawa nafsu dan kebatilan, atau mencampur adukkan kebenaran dengan hawa nafsu dan kebatilan (QS. Al-Jatsiyah :18, Al-An’am :153, Al-Furqan :28-29, hadits perpecahan umat menjadi 73 golongan).
Tidak sembarang ulama atau buku agama bisa dijadikan referensi belajar. Untuk itu, seorang muslim harus mengenali ciri-ciri ulama yang shalih dan rabbani (QS. Ali Imran :79), yang layak menjadi tempat acuan belajar. Di antara ciri-ciri terpenting ulama yang shalih dan rabbani sumber antara lain adalah :
  • Ikhlas.
Artinya ; ilmu dipergunakan dalam rangka mencari ridha Allah, menegakkan dien-Nya, meninggikan kalimat-Nya dan mencari kebahagiaan akhirat. Allah Ta’ala mensifati ulama su’ (ulama yang jahat dan busuk, lawan kata dari ulama yang shalih) sebagai ulama yang menggunakan ilmunya untuk mencari kenikmatan dan kedudukan dunia (QS. Ali Imran :187), sebaliknya ulama yang shalih sebagai orang yang khusyu’ dan zuhud (QS. Ali Imran : 199). Imam Al-Hasan Al-Bashri berkata :
عُقُوبَةُ اْلعُلَمَاءِ مَوْتُ اْلقُلُوْبِ, وَمَوْتُ اْلقُلُوْبِ طَلَبُ الدُّنْيَا بِعَمَلِ ْالآخِرَةِ.
Hukuman bagi para ulama adalah matinya hati, dan matinya hati adalah beramal dengan amalan akhirat untuk tujuan duniawi.”
  • ‘Adalah.
Artinya : mengerjakan hal-hal yang diwajibkan plus sunah rawatib, menjauhi hal-hal yang diharamkan (dosa besar atau terus menerus menekuni dosa kecil) dan mengikuti adab-adab kesopanan umum yang berlaku di masyarakat. Orang yang mempunyai sifat ‘adalah disebut adil. Lawan kata adil adalah fasiq, yaitu orang yang meninggalkan hal yang diwajibkan, mengerjakan hal yang diharamkan atau mengabaikan adab kesopanan yang berlaku di masyarakat.
Ilmu dan berita dari seorang ulama yang fasiq harus dicek ulang (QS. Al-Hujurat :6), karena kesaksian seorang fasiq tidak diterima untuk selama-lamanya (QS. An-Nuur :4) dan ia tidak mendapat taufiq dari Allah (QS Al-Taubah : 24, Al-Shaf :5). Oleh karenanya, tidak boleh menerima berita, pelajaran, fatwa atau meminta fatwa kepada ulama yang fasiq. Dan salah satu dosa besar yang menyebabkan seorang ulama menjadi fasiq, adalah menyembunyikan ilmu dan tidak menyampaikannya di saat masyarakat memerlukan ilmu tersebut (QS. Al-Baqarah :159-160, 174-175, Ali Imran :187).
Imam Al-Khatib Al-Baghdadi berkata :
عُلَمَاءُ اْلمُسْلِمِينَ لَمْ يَخْتَلِفُوا فِي أَنَّ اْلفَاسِقَ غَيْرُ مَقْبُولِ اْلفَتْوَى فِي أَحْكَامِ الدِّيْنِ وَإِنْ كَانَ بَصِيْرًا ِبهَا
” Ulama Islam tidak berbeda pendapat lagi (telah sepakat) bahwa fatwa orang fasiq dalam hukum-hukum agama tidak sah (tidak diterima), sekalipun ia seorang yang ahli dalam hukum-hukum agama.”[11]
  • Fatwa yang benar lebih banyak dari fatwa yang salah.
Kebenaran fatwa seorang ulama menunjukkan pada dirinya ada dua sifat ulama, yaitu ia benar-benar mempunyai ilmu syar’i dan rasa takut yang mendalam kepada Allah (QS. Fathir :28, Al-Ahzab :39). Sebagai balasan atas rasa takut yang mendalam kepada Allah Ta’ala, Allah mengaruniakan kepadanya taufiq sehingga ia mengetahui kebenaran (QS. Al-Baqarah :213, Al-Anfal :29, Al-Hadid :28).
Ini bukan berarti seorang ulama harus mengerti seluruh hukum-hukum agama, atau menguasai seluruh ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits nabawi yang jumlahnya jutaan hadits. Cukup baginya bila ia mengetahui sebagian besar hukum-hukum agama, atau kadar minimal yang membuatnya layak mengemban tugas ulama. Untuk itu, jika ditanya tentang sebuah permasalahan agama yang tidak ia ketahui, ia harus jujur menyatakan “saya tidak tahu.”
Setiap ulama juga bisa salah dan benar. Karena itu, kesholihan ulama bisa dilihat dari perbandingan jumlah fatwanya yang benar dan fatwanya yang salah. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyebutkan, seorang ulama yang banyak mengeluarkan fatwa kemudian 100 fatwanya salah, bukanlah sebuah aib.[12] Kesalahan beberapa fatwa seorang ulama juga tidak bisa menjadi penghalang kaum muslimin untuk menuntut ilmu dari ulama tersebut, dan menerima fatwa-fatwanya yang benar.
Namun apabila fatwa seorang ulama lebih banyak salahnya dari pada benarnya, berarti pada dirinya terdapat salah satu dari dua sifat ulama su’, yaitu kebodohan (ilmu yang tidak mumpuni), atau kesengajaan untuk mengeluarkan fatwa yang salah. Terkadang seorang ulama mempunyai ilmu yang mumpuni, namun sengaja mengeluarkan fatwa yang salah. Bentuknya, antara lain : mencampur adukkan kebenaran dengan kebatilan, menyembunyikan kebenaran dan menyelewengkan makna ayat dan hadits (QS. Al-Baqarah :42, 79, Al-Nisa’ :46). Sekalipun bentuknya beragam, namun faktor penyebabnya hanya satu, yaitu lebih mengutamakan kenikmatan duniawi atas ridha Allah dan akhirat (QS. Al-Baqarah :79, Ali Imran :187, Al-Taubah :34).
Satu hal penting yang juga harus diperhatikan, bahwa terkadang seorang ulama  fasiq bisa memberi manfaat kepada banyak manusia. Misalnya, seorang ulama menghasung kaum muslimin untuk lebih mencintai akhirat padahal ia sendiri sebenarnya memendam keinginan untuk mencari kedudukan atau harta. Atau, seorang ulama dari kelompok sesat (Khawarij, Murji-ah, Asy’ariyah dst) mendakwahi orang-orang kafir dan berhasil menarik mereka untuk masuk Islam. Ulama fasiq seperti ini seperti lilin, menerangi orang lain namun membakar dirinya sendiri, menyelamatkan masyarakat namun mencelakakan dirinya sendiri. Jadi, manfaat yang diambil oleh masyarakat dari seorang ulama belum tentu menjadi pertanda bahwa ia seorang ulama yang shalih.[13]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda :
عَنْ أَبِي بَكْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ إِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى سَيُؤَيِّدُ هَذَا الدِّينَ بِأَقْوَامٍ لَا خَلَاقَ لَهُمْ *
“Sesungguhnya Allah akan menguatkan dien ini dengan sebuah kaum yang tidak mendapat bagian (pahala di akhirat).”[14]
وَإِنَّ اللَّهَ لَيُؤَيِّدُ هَذَا الدِّينَ بِالرَّجُلِ الْفَاجِرِ *
“Sesungguhnya Allah akan menguatkan dien ini dengan seorang laki-laki yang fajir (banyak berbuat dosa, fasiq).”[15]  
  • Mengamalkan ilmunya.
Dengan merefleksikannya dalam segala niatan, ucapan dan tindakan sehari-hari. Lalu mengajarkannya kepada orang lain, dan bersabar atas setiap gangguan yang ia rasakan selama mengajarkan dan mendakwahkan ilmunya. (QS. Al-Shaf : 2-3, Al-Baqarah : 44).
Imam Ibnu Qayyim menyindir para ulama yang tidak mengamalkan ilmunya, dengan mengatakan,” Para ulama su’ berdiri di pintu surga mengajak manusia untuk masuk ke dalamnya dengan ucapan-ucapan mereka, namun perbuatan-perbuatan mereka justru mengajak ke neraka. Setiap kali ucapan mereka berkata kepada manusia “Kemarilah !”, perbuatan mereka mengatakan” Jangan kalian dengarkan ajakan mereka !”. Sekiranya ajakan mereka benar, tentulah mereka menjadi orang yang pertama kali memenuhinya. Lahiriah mereka sebagai para penunjuk jalan, namun sejatinya sebagai para pembegal jalanan.”[16]
  • Zuhud (lebih mementingkan akhirat di saat ada kesempatan untuk menikmati kenikmatan dunia).
Pengaruh cinta dunia sangat besar dalam pelaksanaan tugas para ulama sebagai pengemban dan penyampai dakwah. Imam Ibnu Qayyim mengatakan,” Setiap ulama yang lebih mementingkan dan mencintai dunia, pasti akan mengatakan hal yang tidak benar dalam fatwa, keputusan, pemberitahuan dan pendapatnya, karena seringkali hukum-hukum Allah Ta’ala bertentangan dengan keinginan (hawa nafsu) manusia, terlebih lagi keinginan para penguasa dan orang-orang yang menuruti syahwatnya. Biasanya, keinginan-keinginan mereka hanya bisa terpenuhi dengan banyak menyelisihi dan menolak kebenaran. Jika penguasa dan ulama sama-sama cinta dunia dan mengikuti syahwat, mereka tidak akan bisa meraihnya kecuali dengan menolak kebenaran yang berlawanan dengan syahwat mereka tersebut.”[17]
  • Tawadhu’ (rendah hati) dan akhlak yang baik.
Imam Fudhail bin ‘Iyadh meringkas sikap tawadhu’ seorang ulama, dalam nasehat singkat,” Engkau tunduk dan mengikut kebenaran dari siapapun yang mengatakan kebenaran. Sekalipun ia orang yang paling bodoh, engkau harus menerimanya.” Imam Malik bin Dinar menyebutkan,” Siapa mempelajari ilmu untuk diamalkan, ia akan dihancur leburkan oleh ilmu (ditundukkan oleh ilmu, tawadhu’). Sebaliknya, siapa mempelajari ilmu untuk selain pengamalan, ia akan semakin sombong.”[18]
  • Khasyatullah (rasa takut yang mendalam kepada Allah).  
Rasa takut kepada Allah adalah amalan hati, namun bisa diketahui dari sejumlah gejala yang nampak di luar. Di antaranya, tercermin dalam akhlak terpuji dalam ibadah dan pergaulan sehari-hari. Gejala lainnya adalah mengikuti kebenaran demi mencari ridha Allah semata dan lantang menyampaikan kebenaran kepada masyarakat apa adanya tanpa takut kepada komentar miring orang-orang yang mencela (QS. Al-Maidah :44, Luqman : 17dan Al-Ahzab :39).
Kriteria Ulama Panutan Mujahidin
Secara umum, sebagian besar masalah pokok dalam persoalan akidah, fiqih, mu’amalah (interaksi sosial) dan akhlak telah dibahas tuntas oleh para ulama salaf dan ulama generasi sesudahnya yang mengikuti jejak salaf. Sebagian besar pembahasan mereka juga telah dibukukan, dicetak dan beredar luas di tengah umat Islam. Umat Islam tinggal meluangkan waktu dan konsentrasinya untuk mempelajari referensi-referensi tersebut.
Persoalan yang belum mereka bahas, hanyalah persoalan-persoalan baru yang tidak terjadi di zaman mereka (biasa dikenal dengan istilah nazilah atau nawazil). Ini wajar, mengingat setiap masa dan tempat tentu mempunyai permasalahan baru yang tidak sama dengan masa sebelumnya, atau tempat lain. Permasalahan-permasalahan baru ini menjadi tanggung jawab para ulama dan mujathid setiap masa. Merekalah yang berkewajiban dan berhak membahas hukumnya dengan melakukan kajian bersumber kepada Al-Qur’an, Al-Sunnah, ijma, qiyas dan dalil-dalil lainnya.
Para ulama mujtahid yang mempunyai kemampuan menyimpulkan hukum dari dalil-dallil syar’i, adalah para ulama yang memenuhi beberapa syarat. Syarat terpenting adalah :
  1. Menguasai Al-Qur’an dan ilmu-ilmu Al-Qur’an.
  2. Menguasai Al-hadits (al-sunnah) dan ilmu-ilmu hadits.
  3. Menguasai fiqih, ushul fiqih, ilmu tentang ijma’ dan ikhtilaf ulama.
  4. Menguasai bahasa arab dan ilmu-ilmunya.
  5. Memahami realita masyarakat.
Ringkasnya, ulama mujtahid adalah ulama yang mampu memadukan dua ilmu : ilmu syar’i (ma’rifatu nash) dan ilmu tentang realita (ma’rifatul waqi’). Bila salah satu ilmu ini tidak ada, bisa dipastikan hukum yang ia simpulkan akan keliru.
Imam Ibnu Qayyim berkata :
وَلاَ يَتَمَكَّنُ اْلمُفْتِي وَلاَ اْلحَاكِمُ مِنَ اْلفَتْوَى وَلاَ اْلحُكْمِ بِالْحَقِّ إِلاَّ بِنَوْعَيْنِ مِنَ اْلفَهْمِ ، أَحَدُهُمَا : فَهْمُ اْلوَاقِعِ وَاْلفِقْهُ فِيْهِ وَاسْتِنْبَاطُ عِلْمِ حَقِيْقَةِ مَا وَقَعَ بِالْقَرَائِنِ وَاْلأَمَارَاتِ وَالْعَلاَمَاتِ حَتَّى يُحِيطَ بِهِ عِلْماً ، وَالنَّوْعُ الثَّانِي : فَهْمُ ْالوَاجِبِ فِي اْلوَاِقعِ وَهُوَ فَهْمُ حُكْمِ اللهِ الَّذِي حَكَمَ بِهِ فِي كِتَابِهِ أَوْ عَلَى لِسَانِ رَسُولِهِ فِي هَذَا الْوَاقِعِ ، ثُمَّ يُطَبِّقُ أَحَدَهُمَا عَلَى اْلآخَرِ.
” Seorang mufti dan seorang hakim (penguasa, qadhi) tidak akan bisa berfatwa dan memutuskan perkara dengan kebenaran, kecuali bila memadukan dua pemahaman (fiqih). Pertama : memahami dan mengerti betul waqi’ (realita), serta menyimpulkan ilmu tentang hakekat realita yang ada dengan qarinah, amarah dan ‘alamat (bukti-bukti dan data-data) sehingga ilmunya meliputi realita. Kedua :  memahami apa yang wajib (kewajiban syariat) atas realita, yaitu memahami hukum Allah yang ditetapkan dalam kitab-Nya atau melalui lesan Rasul-Nya atas realita tersebut. Baru kemudian menerapkan yang satu (hukum syariat, pent) atas yang lain (realita).”[19]
Inilah ajaran Islam yang diamalkan oleh para salaf. Fiqhul waqi’ atau ma’rifatu an-nas (memahami realita masyarakat) ini, dalam istilah ushul fiqih disebut dengan Tahqiqul Manath. Imam Asy-Syathibi berkata :
لاَ يَصِحُّ لِلْعَالِمِ إِذَا سُئِلَ عَنْ أَمْرٍ كَيْفَ يَحْصُلُ فِي اْلوَاقِعِ إِلاَّ أَنْ يُجِيبَ بِحَسْبِ الْوَاقِعِ ، فَإِنْ أَجَابَ عَلَى غَيْـرِ ذَلِكَ أَخْطَأَ فِي عَدَمِ اِعْتِبَارِ اْلمَنَاطِ اْلمَسْئُولِ عَنْ حُكْمِهِ، ِلأَنَّهُ سُئِلَ عَنْ مَنَاطٍ مُعَيَّنٍ فَأَجَابَ عَنْ مَنَاطٍ غَيْرِ مُعَيَّنٍ
” Tidak sah bila seorang ulama ditanya tentang sebuah urusan bagaimana ia bisa terjadi dalam realita, kecuali dengan menjawab sesuai realita yang ada. Jika ia menjawab tidak dengan hal itu (sesuai realita yang ada), maka ia telah berbuat salah karena tidak mempertimbangkan manath yang ditanyakan hukumnya, karena ia ditanya tentang sebuah manath yang tertentu (definitif) namun justru ia jawab dengan manath yang tidak tertentu.”[20]
Bagaimana dengan dunia jihad fi sabilillah ? Bagaimana kriteria ulama panutan mujahidin ? Kaedah di atas juga berlaku dalam jihad fi sabilillah. Sebagaimana diketahui bersama, jihad fi sabilillah adalah sebuah ibadah yang unik. Ia mempunyai dua sisi yang tidak bisa dipisahkan ;
  • Sisi teori : yaitu jihad menurut tinjauan ilmu syar’i, dibahas dalam buku-buku tafsir, hadits dan fiqih. Pakar sisi teori adalah para ulama.
  • Sisi praktek ; yaitu pekerjaan teknis di lapangan, yang hanya diketahui oleh para pelaku yang mengangkat senjata.
Antara teori dan praktek terdapat perbedaan yang tajam, setajam perbedaan langit dan bumi. Teori yang begitu mudah dan indah, sangat kontras dengan praktek yang begitu sukar dan keras.
Oleh karenanya, dunia jihad fi sabilillah hanya akan diketahui secara benar, dari orang-orang yang menguasai kedua fiqih tersebut ; fiqih teori dan fiqih praktek, faham ilmu syar’i dan mengetahui seluk beluk dunia peperangan. Atau menurut istilah imam Ahmad bin Hambal, Ibnu Qayyim dan Asy Syatibi, mengetahui fiqih ahkam syari’ah dan ma’rifatu nas (fiqih waqi’). Merekalah yang layak memberi fatwa dan dimintai fatwa dalam urusan jihad fi sabilillah.
Hal ini dijelaskan oleh syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, dengan perkataan beliau :
وَالْوَاجِبُ أَنْ يُعْتَبَرَ فِي أُمُورِ الْجِهَادِ بِرَأْيِ أَهْلِ الدِّينِ الصَّحِيحِ الَّذِينَ لَهُمْ خِبْرَةٌ بِمَا عَلَيْهِ أَهْلُ الدُّنْيَا , دُونَ أَهْلِ الدُّنْيَا الَّذِينَ يَغْلِبُ عَلَيْهِمُ النَّظَرُ فِي ظَاهِرِ الدِّينِ فَلاَ يُؤْخَذُ بِرَأْيِهِمْ , وَلاَ بِرَأْيِ أَهْلِ الدِّينِ الَّذِينَ لاَ خِبْرَةَ لَهُمْ فِي الدُّنْيَا
“Yang wajib dilakukan adalah mempertimbangkan urusan-urusan jihad dengan pendapat para ahlu dien shahih yang mempunyai pengalaman dengan kondisi ahlu dunia. Bukan dengan pendapat ahlu dunia (pakar siasat perang, pent) yang hanya melihat dhahir dien semata, mereka ini tidak diambil pendapatnya. Juga bukan dengan pendapat para ahlu dien yang tidak mempunyai pengalaman ahlu dunia (seluk beluk dunia peperangan, pent).”[21]
DR. Abdullah Azzam menjelaskan maksud perkataan syaikhul Islam ini, dengan menyatakan,” Maksudnya, seorang yang memberi fatwa dalam urusan-urusan jihad haruslah seorang yang mampu menyimpulkan hukum (dari dalil-dalil syar’i), ikhlas, dan mengetahui tabiat peperangan serta realita orang-orang yang berperang.”[22]
Ketika syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ditanya tentang hukum memerangi pasukan Tartar, beliau menjawab :
نَعَمْ . يَجِبُ قِتَالُ هَؤُلاَءِ بِكِتَابِ اللهِ وَسُنَّةِ رَسُولِهِ وَاتِّفَاقِ أَئِمَّةِ اْلمُسْلِمِينَ ، وَهَذَا مَبْنِيٌّ عَلَى أَصْلَيْنِ : أَحَدِهِمَا ْالمَعْرِفَةُ بِحَالِهِمْ، وَالثَّانِي مَعْرِفَةُ حُكْمِ اللهِ فِي مِثْلِهِمْ
” Ya, wajib memerangi mereka berdasar kitabullah, sunah Rasul-Nya dan kesepakatan para ulama Islam. Hukum ini dibangun diatas dua dasar : Pertama. Mengetahui realita mereka (pasukan Tartar). Kedua. Mengetahui hukum Allah atas orang-orang seperti mereka.”[23]
Para ulama yang terlibat langsung dalam jihad, adalah ulama yang memadukan kedua fiqih ini ; fiqih ahkam dan fiqih waqi’. Mereka telah bersungguh-sungguh mencurahkan waktu, ilmu, tenaga, harta dan nyawa mereka dalam memperjuangkan Islam. Kesungguhan (mujahadah) mereka lebih berat dan tinggi dari para ulama yang hanya mencukupkan diri dengan dunia dakwah, tarbiyah dan tazkiyah.
Hal ini, sudah disadari oleh para ulama salaf sejak dahulu. Maka, amat layak bila terjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama, mereka menyarankan untuk kembali kepada pendapat para ulama mujahidin murabithin, para ulama yang memahami hukum syariah dan mempunyai pengalaman ahlu dunia.
Syaikhul islam Ibnu Taimiyah berkata :
وَلِهَذَا كَانَ اْلجِهَادُ مُوجِباً لِلْهِدَايَةِ الَّتِي هِيَ مُحِيطَةٌ بِأَبْوَابِ الْعِلْمِ , كَمَا دَلَّ عَلَيهِ قَوْلُهُ تَعَالَى {وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُم سُبُلَنَا } فَجَعَلَ لِمَنْ جَاهَدَ فِيهِ هِدَايَةَ جَمِيعِ سُبُلِهِ تَعَالَى , وَلِهَذَا قَالَ اْلإِمَامَانِ عَبْدُ اللهِ بْنُ اْلمُبَارَكِ وَأَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ وَغَيْرُهُمَا : إِذَا اخْتلَفَ النَّاسُ فِي شَيْءٍ , فَانْظُرُوا مَاذَا عَلَيهِ أَهْلُ الثُّغُورِ , فَإِنَّ اْلحَقَّ مَعَهُمْ , ِلأَنَّ اللهَ يَقُولُ { وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُم سُبُلَنَا }
” Oleh karena itu, jihad menyebabkan datangnya hidayah (petunjuk) yang mengelilingi pintu-pintu ilmu. Sebagaimana ditunjukkan oleh firman Allah Ta’ala.” Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.” [QS. Al-Ankabut :69].
Allah menjadikan hidayah (petunjuk) bagi orang yang berjihad (bersungguh-sungguh) mencari keridhaan-Nya. Oleh karenanya, imam Abdullah bin Mubarak, Ahmad bin Hambal dan lain-lain mengatakan :” Jika maunisa berbeda pendapat dalam sebuah permasalahan, maka lihatlah pendapat para ahlu tsugur (orang-orang yang menjaga daerah perbatasan kaum muslimin dengan daerah musuh, murabithun), karena kebenaran bersama mereka, karena Allah telah berfirman: Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami).”[24]
Tidak diragukan lagi, setiap muslim (apalagi ulama yang shalih) yang bersungguh-sungguh (mujahadah) akan mendapatkan hidayah. Namun kesungguhan setiap orang tentu bertingkat-tingkat, dan kesungguhan yang paling tinggi (sampai mengorbankan nyawa) adalah kesungguhan para ulama mujahidin dan murabithin. Maka, amat sangat layak bila hidayah yang mereka peroleh paling tinggi, sesuai ketinggian mujahadah dan maqam jihad-ribath yang mereka lakukan.
Siapa Sosok Ulama Panutan Mujahidin Saat Ini ?
Secara umum, kaedah dasar operasi-operasi jihad adalah sirriyah (kerahasiaan). Berbeda seratus delapan puluh derajat dengan dakwah, tarbiyah, tazkiyah, atau kegiatan sosial Islam lainnya yang harus menganut kaedah dasar jahriyah (keterbukaan). Secara tidak langsung, hal ini berimbas kepada kerahasiaan para sosok ulama panutan mujahidin, mengingat mereka merupakan target-target utama yang diincar oleh musuh untuk dihancurkan.
Namun sebagai sebuah gambaran umum, di bawah ini disebutkan beberapa ulama mujahidin dan murabithin yang saat ini paling menonjol dan terkenal di pentas jihad internasional, dengan beberapa contoh karya tulisan mereka. Ulama-ulama lain yang tidak terkenal atau mencuat namanya, tidak menjadi masalah bila tidak dikenal. Sebagaimana dikatakan khalifah Umar saat menerima laporan para syuhada’ perang jembatan (Ma’rakatul Jisr) tahun 13 H,” Tidak masalah kita tidak mengenal mereka, karena Allah pasti mengenal mereka.”
Ulama-ulama dari Jazirah Arab
  1. Syaikh Hamud bin ‘Uqla Al-Syu’aibi
    Karya tulis:  Puluhan buku dan artikel, yang paling terkenal adalah Al-Qaulul Mukhtar fi Hukmil Isti’anah bil Kuffar.
    Catatan:  Dipandang sebagai guru seluruh ulama mujahidin di seluruh dunia. Besarnya pengaruh dan dukungan beliau terhadap mujahidin membuat kemarahan aliansi salibis-zionis-murtadin. Majelis ulama senior Arab Saudi yang nota benenya mantan murid-murid beliau, bahkan sampai mengharamkan beliau berfatwa dan memberi pelajaran.
  2. Syaikh Ali bin Khudair Al-Khudair
    Karya tulis:
    Lebih dari 20 buku, mayoritas di bidang akidah. Di antaranya : Al-’Amal Al-Qadim, Al-Haqaiq fi Tauhid, Al-Jam’u wa Tajrid Syarhu Kitab Tauhid, Al-Qawaid Al-Arba’, Al-Masail Al-Mardhiyah Syarhul ‘Aqidah Al-Wasithiyah, Al-Mutammimah fi Kalami Aimmati Da’wah, Al-Wijazah Syarhu Ushuli Tsalatsah, Al-wasith Syarhu Awwali Risalah fi Majmu’ati Tauhid, Thabaqat Ba’da Nasyr, Al-Taudhih wa Tatimat Syarhu Kasyfi Syubuhat, Al-Zinad Syarhu Lum’atil I’tiqad, Ushulu Dinil Islam, Qawaid wal Ushul fil Jahli wal ‘Udzri wal Bida’, Qawaid wa Ushul fil Muqalidin wal Juhal, Juz-un Nifaq, Juz-un fil Jahli wal Tibasil Hal, Juz-un fil Ahwa’ wal Bida’ wal Muta’awwilin.
    Belum terhitung fatwa-fatwa, tanya jawab dan ceramah-ceramah.
    Catatan: Buku-buku beliau mempunyai ciri khas : kekuatan referensi dengan dalil-dalil syar’i dan pendapat para ulama salaf, penyusunan dan penertiban pembahasan yang sangat bagus. Beliau   juga menghidupkan kembali tradisi para ulama salaf dengan mengarang buku-buku tematik yang terkenal dengan istilah ajza’ (juz-juz). Ulama penting bagi mujahidin Jazirah Arab ini mendekam dalam penjara taghut Saudi karena fatwa-fatwanya yang begitu berani mendukung mujahidin.
  3. Syaikh Sulaiman bin Nashir Al-’Ulwan
    Karya tulis:  Lebih dari 20 buku, puluhan artikel, tanya jawab, ceramah dan fatwa. Buku yang terkenal antara lain ; Ahkamu Qiyamil Lail, Amrika wa Asra, Ala Inna Nasrallahi Qarib, Al-Fawaid wal Ma’ani, Al-Ijabah Al-Mukhtasharah, Al-Istinfar Al-Ladzib, Al-Jilsah al-Yaumiyah 1-15, Al-Kasyf  ‘An Dhalalati Hasan Al-Saqaf, Al-Niza’at fil Mahdi, Al-Tabshir bi-waqi’ir Rafidzah, Al-Tibyan Syarhu Nawaqidhil Islam, Muhimatul Masail fil-Mashi ‘alal Khufain, Silsilatu Tau’iyah Harb Shalibiyah, Syarhu Bulughil Maram Kitab Shiyam dan Kitab Al-Haj, Tahrij Hadits Khurujil Muqatilin Minal ‘Adn.
    Catatan:  Pakar hadits dan fiqih Jazirah Arab ini merupakan tokoh panutan mujahidin. Fatwa-fatwanya yang mendukung mujahidin menempatkan beliau sebagai musuh besar aliansi salibis-zionis-murtad di Jazirah Arab.
  4. Syaikh Nashir bin Hamd Al-Fahd
    Karya tulis: Lebih dari 20 buku, plus tanya jawab, artikel, fatwa dan ceramah. Di antara buku beliau yang terkenal adalah : Al-I’lam bi-Mukhalafatil Muwafaqat, at-Tibyan fi Kufri man A’ana Al-Amrikan 1-3, Waqfat Ma’al Waqfat, Vidiyu Islami, Thali’atu Tankil, Manhajul Mutaqadimin fi Tadlis, Majmu’ Fatawa fil Adab, Libasul Mar-ah Amamal Mar-ah, Khulashatu Ba’dhi Afkaril Qardhawi, Al-Radd ‘Alal Qardhawi, Kasyfu Syubuhatil Hasan Al-Maliki, Iqamatul Burhan, Daulah Utsmaniyah wa Mauqifu Da’wati Syaikh Minha, Al-Tabyin fi Mukhatarati Al-Tathbi’ ‘Alal Muslimin, Al-Raddu ‘Alal Murji-ah, Al-Raddu ‘alal Rafizhah, Al-Tahqiq fi Mas-alati Tashfiq, Hukmul Ghina’ bil-Qur’an, Hukmul ‘Athurah Al-Kuhuliyah dll.
     Catatan: Pakar fikih dan sejarah, banyak menjawab persoalan fiqih kontemporer. Dipandang sebagai ulama pelopor yang mempunyai metode penulisan dan dakwah yang mampu menjembatani  kesenjangan ulama dengan kaum awam. Dukungan kuatnya kepada mujahidin menyebabkan beliau mendekam dalam penjara taghut. Tulisan-tulisannya membuat Deputi direktur Urusan Politik-Militer AS dan staf perencana kebijakan Deplu AS, Francis Fukuyama kebakaran kumis.
  5. Syaikh Ahmad bin Hamud Al-Khalidi
    Karya tulis: Beberapa buku, fatwa, ceramah dan tanya jawab. Yang paling terkenal adalah ; Al-Idhah wa Al-Tabyin man Syakka au Tawaqqafa fi Kufri Ba’dhi Tawaghit wal Murtadin, Al-Tanbihat ‘ala Maa fi kalami Al-rais minal Warathat wal Aghluthat, dan Al-Im’an fi Nushratil Mujahidin.
    Catatan: Gaya penulisan buku-bukunya mirip gaya syaikh Ali Al-Khudair. Mendekam di penjara karena kelantangan fatwa dan dukungannya kepada mujahidin.
  6. Syaikh Abdul-Aziz bin Shalih Al-Jarbu’
    Karya tulis: Lebih dari sepuluh buku, di antaranya Al-Ta’shil li-Masyru’iyati ma Hadatsa fi Amrika min Al-Tadmir, al-Mukhtar fi Hukmil Intihar Khaufa Ifsyail Asrar, al-I’lam bi Wujubil Hijrah, Al-Burhan Al-Sathi’, Al-Bayan Al-Mutlaq, Al-Anutsah Al-Fikriyah, Qulna Laitahu Sakata, Aqwalu Ahlil ‘Ilmi fi Qunutil Witri, Manshuru Naqidan, Lam Amur biha walam Tasu’ Nie.
    Catatan: Mendekam di penjara karena kelantangan fatwa dan dukungannya kepada mujahidin. Beberapa buku beliau menjawab tuntas beberapa operasi mujahidin dan membantah para ulama anti mujahidin.
  7. Syaikh Yusuf bin Shalih Al-’Ayiri
    Karya tulis: Lebih dari 10 buku. Di antaranya : Haqiqatul Harb Shalibiyah Jadidah, Mustaqbalul ‘Iraq, Majmu’ah Dirasah Syar’iyah, Hukmul Jihad wa Anwa’uhu, Idhahat ‘Ala Tariqil Jihad, Tsawabit ‘Ala Darbil Jihad, Tasaulat Haula Harbi Shalibiyah Jadidah, Hidayatul Hiyara, Al-Tawajud Al-Amriki fi Jaziratil Arab, ‘Amaliyat Moscow, Al-Raddu ‘alal Hasan Al-Maliki, Amrika wa Shu’ud Ilal Hawiyah, Naziful Khasair Al-Amrikiyah, dan lain-lain.
    Catatan: Pendiri kamp pelatihan militer Al-Battar dan lembaga kajian Markaz Dirasat wal Buhuts Islamiyah. Buku-buku beliau mencerminkan kedalaman pemahaman hukum-hukum syariat, dan penguasaan masalah politik, ekonomi dan militer. Mendekam selama beberapa tahun di penjara, dibebaskan dan syahid —insya Allah—saat akan ditangkap kembali.
  8. Syaikh Sholih bin sa’ad Al-Hasan
    Karya tulis: Buku yang paling terkenal : Al-Nab’ul Fayyadh fi Ta’yidil Jihad fi Riyadh, Syahadatu Tsiqat, Tahdzib Al-Kawasyif Al-Jaliyyah fi Kufri Daulah Sa’udiyah.
    Catatan: Bersama syaikh Yusuf Al-Ayiri, menjadi ulama penting di Markaz Dirasat wal Buhuts Islamiyah.
  9. Syaikh Abdurahim bin Murad Al-Syafi’i
    Karya tulis:  Buku yang paling terkenal adalah Shuhailul Jiyad Syarhu Kitabil Jihad Min Bulughil Maram.
    Catatan:  Kekuatan referensinya menyerupai mutu buku-buku syaikh Ali Khudair.
  10. Syaikh Abu Abdirahman Al-Atsari (Sulthan bin Bajad Al-’Utaibi)
    Karya tulis: Buku yang paling terkenal adalah Risalatu ila ‘Askari, Al-Haqqu wal Yaqin fi ‘Adawati Tughah wal Murtadien, Al-Zinad fi wujubil I’dad, Risalah fi Tawaghit, Rislah Ila Thalibil ‘Ilm, al-Qaulul Muhtad ‘ala man Lam Yukaffiril Murtad.
    Catatan: Fatwa-fatwa dan dukungan kepada mujahidin membuat beliau sebagai buron penting alinsi salibis-zionis-murtadin.
  11. Syaikh Abu Jandal Al-Uzdi (Abdullah bin Nashir Al-Rasyid)
    Karya tulis:  Tak kurang dari 10 buku. Antara lain : Qasashun Tarikhiyatun lil-Mathlubin 1-2, Wujubu Istinqadzil Mustadh’afin, Tahridhul Mujahidin Al-Abthal fi Ihyai Sunatil Ightiyal, Usamah bin Ladin, Hukmul Igharah wal-Tatarus, Hasyimu Taraju’at, Hiwar Haula Syi’ah, Maqashidul Jihad 1-2, Al-maniyyah wa laa Al-daniyyah, Allahu Akbar Kharabat Amrika, Intiqadhul I’tiradh ‘ala Tafjirati Riyadh, Al-Bahits fi Hukmi Qathli Afradi wa Dhubatil Mabahits, Al-Ayat wal Ahadits fi Kufri Quwati Dir’i Al-Jazirah Al-’Arabiyah, Al-Khuruj ‘Alal Hukkam.
    Catatan: Idem
  12. Syaikh Abdul-Karim bin Shalih Al-Humaid
    Karya tulis: Buku-buku yang paling terkenal : Takhludil Kuffar fi Nar, Al-Haq Al-Damigh Raddun ‘Alal Qardhawi, Al-Syafa’ah, Laisa Lana Matsalu Su’, Bayanu ‘Ilmil Ushul dan Ayuhaz Zanadiqah.
  13. Syaikh Ahmad bin Abdul-Karim Najib
    Karya tulis: Buku paling terkenal : Atsarul Jihad wal Mujahidin fil Busnah, Makhtutatul Hadits Al-Nabawi wa ‘Ulumihi fi Maktabatil Busnah, Al-Mukhtasar Al-Shahih ‘Anil Maut wal Qabr wal Hasyr.
    Catatan: Ulama Qatar.
  14. Syaikh Hamd bin Rais Al-Rais
    Karya tulis: Al-Radd ‘Ala Bayanil jabhat Al-Dakhiliyah Amama Al-Tahadiyat Al-Mu’ashirah.
  15. Syaikh Abu Umar Muhammad bin Abdullah Al-Saif
    Karya tulis: Buku yang paling terkenal Hal Intaharat Hawa au Ustusyhidat, Al-Iraq wa Ghazwu Shalib, Akhlaqul Mujahid, Al-Syi’ah wa Tahriful  Qur’an.
    Catatan:  Ketua Mahkamah Syari’ah Chechnya.
  16. Syaikh Ahmad bin Nashir Al-Sanani
    Karya tulis: Idem.
  17. Syaikh Abdullah bin Abdurahman Al-Sa’d
    Karya tulis: Idem.
  18. Syaikh Hamid bin Abdullah Al-’Ali
    Karya tulis: Buku paling terkenal : Irsyadul Anam ila Fadhailil Jihad Dzirwati Sanamil Islam, Al-Nashrul Mudzafar, Bayanu Haqiqatil Iman. Banyak membantah syubhat-syubhat jihad.
    Catatan: Ulama Kuwait.
Ulama-ulama dari Afrika
  1. Syaikh Umar bin Abdurahman
    Karya tulis:  Buku yang paling terkenal : Kalimatu Haqqin, Ashnaful Hukkam wa Ahkamuhum.
    Catatan:  Dipenjara di Amerika.
  2. Syaikh Abdul-Akhir Hammad Al-Ghunaimi
    Karya tulis: Buku paling terkenal : Al-Minhah Al-Ilahiyah Tahdzib Syarh Thahawiyah, Waqfaat Ma’al Buthi fi Kitabihi ‘anil Jihad, Marahilu Tsyri’il Jihad, Musthalahat wa Mafahim, Hukmu Taghyiril Munkar li-Ahadi Ra’iyah, Al-Fawaid Al-Muntaqah.
  3. Syaikh Rifa’i Ahmad Thaha
    Karya tulis: Buku paling terkenal : Imathatu Litsam ‘An Ba’dhi Ahkami Dzirwati Sanamil Islam, Al-Qiyadah wa Syura fil Islam, waqfaatun Ma’a Dzat, ‘Asyratu A’wam minal Muwajahah.
    Catatan: Dipenjara di Mesir.
  4. Syaikh Muhammad Abdu Salam Al-Faraj
    Karya tulis: Al-Faridhah Al-Ghaibah.
    Catatan: Dihukum gantung dalam kasus pembunuhan Anwar Sadat.
  5. Syaikh Muhammad Musthafa Al-Muqri’
    Karya tulis:  Hal Qitalul Mubaddilin Jihadun,  Mustabdilun fi Syari’ati Dien, Al-salafiyah Bainal Wulat wal Ghulat, Mukhalafat, Zafaratul Harb.
  6. Syaikh Abu Mundzir As-Sa’idi
    Karya tulis:  Buku paling terkenal : Al-Khuthuth Al-’Arizhah Li-Manhaji Al-Jama’ah Al-Islamiyah Al-Muqatilah, Al-Jumu’ah Adabun wa Ahkamun.
  7. Syaikh Hasan Muhammad Qaid
    Karya tulis: Buku paling terkenal ; Nazharatun fil Ijma’ Al-Qath’i.
    Catatan:  Mengkritisi klaim ijma’ qath’i atas kafirnya antek thaghut secara personal (takfir mu’ayan) dalam buku Al-Jami’ fi Thalabil ‘Ilmi Al-Syarif.
  8. Syaikh Abdul-Qadir bin Abdul-Aziz
    Karya tulis: Buku paling terkenal : Al-’Umdah fi I’dadil ‘Uddah, Al-Jami’ fi Thalabil ‘Ilmi Al-Syarif, Faidhul Karimil Mannan (Al-Raddu ‘Ala Safar Al-Hawali), Da’watu Tauhid.
    Catatan: Ditangkap dan dipenjara di Yaman sejak 11 Oktober 2001 M dan diekstradisi ke Mesir 28 Februari 2004 M, dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atau hukuman mati bersama lima rekannya. Beberapa pendapat beliau dalam Al-Jami’ mendapat pelurusan dari beberapa ulama.
  9. Syaikh Aiman Al-Zhawahiri
    Karya tulis: Buku yang paling terkenal ; Syifau Shuduril Mu’minin, Al-Wala’ wal Bara’ Aqidatun Manqulatun wa Waqi’un Mafqudun, Al-Radu ‘ala Syubuhati Al-Albani, Al-Hishadul Murru, Hiwarun Ma’a Thawaghit Maqbaratu Du’at, Kasyfu Zur wal Buhtan, Kitabul Aswad, Mishra Al-Muslimah.
Ulama-ulama dari Syam
  1. Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi ‘Isham bin Muhammad bin Thahir Al’Utaibi
    Karya tulis:  Puluhan buku, tanya jawab dan fatwa. Yang paling terkenal : Millatu Ibrahim, Al-Risalah Al-Tsalatsiniyah fi Tahdzir Minal Ghuluw fi Takfir, Imta’u Nazhar fi Kasyfi Syubuhati Murjiatil ‘Ashr, Al-Dimuqrathiyah Dienun, Al-Qaul Al-Nafis, Kasyfu Niqab ‘an Syari’atil Ghab, Kasyfu Syubuhatil Mujadilin ‘An Asakiri Syirki wal Qawanin, Tuhfah Maqdisiyah, Al-Kawasyif Al-Jaliyyah fi Kufri Daulah Su’udiyah, Mukhtashar sharimuil Mashlul, I’dadul Qadah Al-Fawaris fi Hujranil Madaris, Hadzihi ‘Aqidatuna, Laa Tahzan Inna Allaha Ma’ana dan lain-lain.
    Catatan: Dipenjara di Yordania sejak 1994 M.
  2. Syaikh Abu Bashir Abdul Mun’im Musthafa Halimah
    Karya tulis: Puluhan buku, ratusan tanya jawab dan fatwa. Yang paling terkenal : Tahdzib Syarh Thahawiyah, Qawaid fi Takfir, A’malun Tukhriju Sahibaha Minal Milah, Al-Taghut, Al-Hijrah Masail wa Ahkam, Syurutu laa Ilaha Ilalllahu, Hukmul Islam fi dimuqrathiyah wa Ta’adudiyah Hisbiyah, Hukmu Tariki Shalat, Hukmu Istihlali Amwalil Kuffar, Al-Thariq Ila Isti’nafi Hayatin Islamiyah wa Qiyami Khilafah, Shifatu Thaifah Manshurah, Huququn wa Wajibat Syara’aha Allahu ‘alal ‘Ibad, Al-’Udzu bil-Jahli wa Qiyamul Hujah, Al-Intishar li-Ahli Tauhid, Limadzal jihad fi Sabilillah, Hadzihi ‘Aqidatuna, Al-Syi’ah Al-Rawafizh Thaifatu Syirkin, dll.
  3. Syaikh Abu Qatadah Al-Filasthini Mahmud bin Umar
    Karya tulis: Lebih dari 15 buku, yang paling terkenal : Al-Jihad wal Ijtihad Ta-amulat fil Manhaj, al-Jarh wa Al-Ta’dil, Ma’alim Thaifah Manshurah, Mulahazhat ‘alal Bajuri, Hujrani Masajidi Dhirar, Ahlul Qiblah Al-Mutaawwilin, Maratibul Kafirin, Limadzal Jihad, Ju’natul Muthibin, Risalah Baina Manhajaini 1-99, Masail fi Nifaq, Ju’natul Muthibin, Tauhidul Hakimiyah, Al-’Ulama wa Amanatul Ummah, dll.
    Catatan: Divonis penjara seumur hidup dalam pengadilan inabsentia di Yordan. Dipenjara di Perancis, lalu dikenakan tahanan rumah. Beberapa risalahnya mendapat pelurusan ulama lain.
  4. Syaikh Abu Mush’ab Al-Suri
    Karya tulis:  Buku yang paling terkenal Al-Muslimiun fi Wasathi Asiya, Tajribah Jihadiyah fi Suriah, fi Muwajahati Nushairiyah, Mas-uliyatu Ahli Yaman.
  5. Syaikh Abu Qutaibah Jabir bin Abdul-Qayum Al-Sa’idi
    Karya tulis: Buku paling terkenal Al-Ishabah fi Thalabi Syahadah, Tahridul Mujahidin ‘ala Qitali Thawaghit Al- Murtadin, Tahqiqu Tauhid Bil- Bara-ah min Ahli syirki wa Tandid.
  6. Syaikh Abdullah bin Ahmad Al-Syami
    Karya tulis:  Falsafatu Syahadah.
Ulama dari Asia Tenggara?
  • Kapan ya melahirkan ulama kaliber internasional? Masih menunggu lahirnya calon-calon ulama rabbaniyyun dari rahim lembaga-lembaga pendidikan keagamaan.
Inilah beberapa ulama yang hari ini menjadi panutan mujahidin. Sebagian besar mereka dipenjara atau diburu oleh aliansi salibiz-zionis-murtadin, dan sebagian kecilnya telah dikaruniai syahid —insya Allah—. Mereka merupakan personifikasi pergerakan Islam salafiyah jihadiyah. Seperti para ulama lainnya, mereka juga mempunyai beberapa kesalahan pendapat, fatwa dan tindakan. Namun secara umum lebih sedikit dari para ulama lain yang tidak berjihad fi sabilillah.
Buku-buku karangan mereka dengan mudah bisa diperoleh diinternet. Bagi seorang muslim yang ingin menimba ilmu dari para ulama ‘amilin, buku-buku para ulama ini menjadi referensi penting untuk menjembatani pemahaman hukum-hukum syariat dan pelaksanaannya dalam realita lapangan (ilmu syariat-ilmu waqi’).
Untuk bisa memahami buku-buku mereka dengan baik, sebaiknya seorang yang akan belajar meminta pembacaan, bimbingan dan penjelasan para ulama, kyai, da’i, ustadz, atau para penuntut ilmu syar’i yang dirasa mempunyai kemampuan atas hal itu. Dan yang tak kalah pentingnya, sedikit ilmu yang dipahami harus diamalkan, sehingga terjadi siklus pembelajaran yang sehat: ilmu, diamalkan, dan melahirkan karunia ilmu baru.
Wallahu A’lam bish Shawab.
***
Buku-buku para ulama di atas bisa diakses lewat banyak situs internet, seperti :

Ratings and Recommendations

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Blogger Theme by Lasantha - Premium Blogger Templates | Affiliate Network Reviews