Kamis, 16 Mei 2013

Mengapa Doaku Tak Kunjung Dikabulkan?



Member of Mujahideen, 16 Mei 2013 (07:36: 12)
http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/orang-berdoa-ilustrasi-_120726140111-119.jpgJika seorang muslim berdoa pada Allah agar diberi rizki dan diberi keturunan, akan tetapi doanya tak kunjung pula terkabulkan, apakah seperti itu adalah buah dari tidak diterimanya amalan?Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz ditanyakan seperti di atas. Lalu jawaban beliau rahimahullah,

Ada berbagai faktor yang menyebabkan doa tak kunjung dikabulkan. Doa tersebut tidak terkabul boleh jadi karena jeleknya amalan, maksiat dan kejelekan yang seseorang perbuat. Boleh jadi juga sebabnya adalah karena makan makanan yang haram. Juga bisa jadi karena ia berdoa biasa dalam keadaan hati yang lalai. Boleh jadi pula karena sebab lainnya sebagaimana yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebutkan dalam hadits, yang artinya,

“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do'a-do'a kalian.” [1]

Boleh jadi tidak terkabulnya doa seorang hamba karena maksiat yang ia perbuat, karena hatinya yang lalai saat memanjatkan doa, atau karena memakan yang haram. Atau boleh jadi pula doa seseorang tak kunjung terkabul karena Allah Ta’ala memilih yang terbaik untuknya dengan Allah mengganti apa yang ia minta dengan yang lebih bermanfaat di surga dan akhirat kelak. Atau bahkan Allah menggantinya dengan sesuatu di akhirat dan di surga yang kekal. Bisa jadi pula Allah mengganti permintaan hamba tadi dengan maslahat lainnya dengan Allah menghindarkan darinya berbagai keburukan. Bisa jadi Allah menghindarkan darinya kejelekan tanpa ia sadari. Itulah karena doa yang ia panjatkan pada Allah. Inilah yang terbaik sesuai dengan hikmah Allah. Allah bisa jadi mengabulkan doanya dengan memberikannya anak, rumah atau istri. Boleh jadi pula Allah palingkan dari kejelekan dengan sebab doa dan mengganti dengan yang lebih manfaat sebagaimana yang disebutkan dalam hadits di atas.

Dalil bahwa do’a dengan hati yang lalai sebab do’a sulit terkabul

“Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.”[2]

 
Dalil pengaruh makanan yang haram terhadap do’a
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyib (baik). Dia tidak akan menerima sesuatu melainkan yang baik pula. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Firman-Nya: 'Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.' Dan Allah juga berfirman: 'Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang Telah menceritakan kepada kami telah kami rezekikan kepadamu.'" Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menceritakan tentang seroang laki-laki yang telah lama berjalan karena jauhnya jarak yang ditempuhnya. Sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo'a: "Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku." Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dengan makanan yang haram, maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan do'anya?"[3]

Jadi maksiat dan makan makanan yang haram, itu juga adalah sebab penghalang terkabulnya do’a. Begitu pula hati yang lalai dalam berdoa, itu pula salah satu penghalang. Atau barangkali Allah beri kita yang terbaik dan mengganti dengan yang lebih baik dari doa yang kita minta.
Don’t give up! Teruslah banyak berdoa dan terus introspeksi diri. Wallahu waliyyut taufiq.
[1] HR. Ahmad 3/18, dari Abu Sa'id. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanadnya jayyid
[2] HR. Tirmidzi no. 3479, dari Abu Hurairah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan
[3] HR. Muslim no. 1015

Sistem Navigasi Burung yang Sempurna

Member of Mujahideen, 16 Mei 2013 (07:32:42)
http://www.birds.com/wp-content/uploads/home/bird2.jpgDalam dunia hewan dikenal namanya migrasi. Sebuah gerakan periodik hewan dari habitat aslinya ke daerah yang baru dan kemudian melakukan perjalanan kembali ke tempat asalnya. Migrasi disebabkan oleh kebutuhan untuk mencari makanan, oleh perubahan iklim pada tahun itu, dan oleh kebutuhan untuk berkembang biak.
Setiap musim semi,misalnya burung layang-layang dari Eropa memulai migrasi panjang ke Afrika. Mereka terbang  jauh menuju Afrka ketika cuaca Eropa menjadi terlalu dingin bagi mereka untuk menangkap mangsanya, yaitu serangga atau ikan. Mereka akan kembali pada musim semi ketika cuaca di Eropa utara mulai memanas.
Burung laut kutub utara bahkan melakukan migrasi terpanjang yang pernah dilakukan burung saat ini, dengan terbang dari  kutub utara ke kutub selatan dan kemudian kembali lagi.
Mereka terbang jauh dan kemudian kembali lagi ke tempat semula, tanpa pernah tersesat. Sistem navigasi seperti apakah yang mereka punya? Bagaimanakah burung dapat menentukan arah tanpa bantuan peta, kompas, atau petunjuk arah lain selama penerbangan yang panjang menempuh ribuan kilometer?
Ada yang berpendapat bahwa burung burung tersebut mengenal karakteristik dataran di bawah mereka, sehingga dapat menemukan daerah tujuan tanpa kebingungan. Namun, berbagai penelitian telah membuktikan bahwa teori ini tidak benar. Seekor burung Dara yang diburamkan matanya, masih dapat menemukan jalan  mereka meski tertinggal beberapa kilometer dari kelompoknya.
Penelitian berikutnya menunjukkan bahwa medan magnet bumi berpengaruh terhadap spesies burung. Burung memiliki sistem reseptor magnetik yang memungkinkan mereka menentukan arah dengan menggunakan medan magnet bumi. Bebrbagai eksperimen menunjukkan bahwa burung migran dapat merasakan perbedaan medan magnet bumi sebesar 2%.
Ada pula yang berpendapat bahwa burung memiliki semacam kompas di dalam tubuhnya, Tapi,
Bagaimanakah burung-burung tersebut dapat diperlengkapi dengan “kompas alami”? Bagaimana pula mereka bisa menemukan cara memanfaatkan medan magnet bumi, dan kemudian melengkapi dirinya dengan kompas?
Burung mampu menavigasikan dirinya dengan canggih, tak lain karena mereka menepati perintah Allah yang telah menciptakan mereka dengan sempurna.
“Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah, kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahnyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS. An-Nur: 24)
kan Umat Islam Indonesia (GUII), Abdurrahman Assegaf, sebagai preman terkait pernyataannya bahwa pelaku pemboman di Jakarta adalah alumnus Pondok Pe - See more at: http://www.arrahmah.com/read/2009/07/26/5134-baasyir-sebut-abdurahman-assegaf-preman.html#sthash.hiGSroxN.dpuf
kan Umat Islam Indonesia (GUII), Abdurrahman Assegaf, sebagai preman terkait pernyataannya bahwa pelaku pemboman di Jakarta adalah alumnus Pondok Pe - See more at: http://www.arrahmah.com/read/2009/07/26/5134-baasyir-sebut-abdurahman-assegaf-preman.html#sthash.hiGSroxN.dpuf
kan Umat Islam Indonesia (GUII), Abdurrahman Assegaf, sebagai preman terkait pernyataannya bahwa pelaku pemboman di Jakarta adalah alumnus Pondok Pe - See more at: http://www.arrahmah.com/read/2009/07/26/5134-baasyir-sebut-abdurahman-assegaf-preman.html#sthash.hiGSroxN.dpuf
kan Umat Islam Indonesia (GUII), Abdurrahman Assegaf, sebagai preman terkait pernyataannya bahwa pelaku pemboman di Jakarta adalah alumnus Pondok Pe - See more at: http://www.arrahmah.com/read/2009/07/26/5134-baasyir-sebut-abdurahman-assegaf-preman.html#sthash.hiGSroxN.dpuf
kan Umat Islam Indonesia (GUII), Abdurrahman Assegaf, sebagai preman terkait pernyataannya bahwa pelaku pemboman di Jakarta adalah alumnus Pondok Pe - See more at: http://www.arrahmah.com/read/2009/07/26/5134-baasyir-sebut-abdurahman-assegaf-preman.html#sthash.hiGSroxN.dpuf
7
Grand design BNPT: Ciptakan ketakutan massal dan kunci kata jihad
JAKARTA (Arrahmah.com) – Telah diakui Ketua BNPT Ansyad Mbai, bahwa pemberitaan terkait terorisme adalah sebuah upaya pengalihan isu. Lalu apa grand design dibalik itu semua?
“Yang jelas, ada upaya sistematis untuk menutup kata kunci dalam Islam, seperti jihad, silaturahim, thogut, fa’i, taklim, rohis, khilafah, dan icon-icon lain. Semua itu mau dihilangkan, targetnya adalah agar icon-icon itu ditakuti  sendiri oleh umat Islam,” kata Koordinator Indonesia Journalist Forum (IJF) Mustofa Nahrawardaya kepada wartawan usai meresmikan Media Center di Jakarta.
Kata Mustofa, suatu ketika, Khatib Jum’at akan takut menyerukan jihad ke Myanmar untuk membantu Muslim Rohingya. Karena jihad sudah menjadi momok yang menakutkan. Termasuk icon silaturahim.
“Ketika silaturahim juga menjadi momok, maka orang baik menjadi takut menerima tamu untuk berkunjung ke rumahnya. Padahal tidak bisa dibuktikan apakah tamu yang datang itu terduga teroris atau bukan. Tuduhan itu berdasarkan informasi versi polisi. Jadi pesannya adalah jangan mudah menerima sesama muslim untuk bersilaturahim untuk berkunjung ke rumah anda. Seperti yang terjadi di Kebayoran Lama,” ungkap Mustofa.
Ketika Jihad dikunci oleh BNPT dan Densus, maka ketika umat Islam melakukan aksi solidaritas di depan Kedubes Myanmar, lalu dibuatlah isu soal penangkapan teroris karena dituduh akan melakukan pengeboman di Kedubes Myanmat. Disini ada pesan,  jangan jihad ke Myanmar, atau jangan demo kedubes tersebut. “Ada upaya untuk menakut-nakuti, sehingga diharapkan terjadi ketakutan massal yang berbasiskan teorisme. Saya menggunakan istilah Negara menteror balik masyarakat.”
(desastian-voaislam/arrahmah.com)
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2013/05/15/grand-design-bnpt-ciptakan-ketakutan-massal-dan-kunci-kata-jihad.html#sthash.aqKKlP6A.dpuf
7
Grand design BNPT: Ciptakan ketakutan massal dan kunci kata jihad
JAKARTA (Arrahmah.com) – Telah diakui Ketua BNPT Ansyad Mbai, bahwa pemberitaan terkait terorisme adalah sebuah upaya pengalihan isu. Lalu apa grand design dibalik itu semua?
“Yang jelas, ada upaya sistematis untuk menutup kata kunci dalam Islam, seperti jihad, silaturahim, thogut, fa’i, taklim, rohis, khilafah, dan icon-icon lain. Semua itu mau dihilangkan, targetnya adalah agar icon-icon itu ditakuti  sendiri oleh umat Islam,” kata Koordinator Indonesia Journalist Forum (IJF) Mustofa Nahrawardaya kepada wartawan usai meresmikan Media Center di Jakarta.
Kata Mustofa, suatu ketika, Khatib Jum’at akan takut menyerukan jihad ke Myanmar untuk membantu Muslim Rohingya. Karena jihad sudah menjadi momok yang menakutkan. Termasuk icon silaturahim.
“Ketika silaturahim juga menjadi momok, maka orang baik menjadi takut menerima tamu untuk berkunjung ke rumahnya. Padahal tidak bisa dibuktikan apakah tamu yang datang itu terduga teroris atau bukan. Tuduhan itu berdasarkan informasi versi polisi. Jadi pesannya adalah jangan mudah menerima sesama muslim untuk bersilaturahim untuk berkunjung ke rumah anda. Seperti yang terjadi di Kebayoran Lama,” ungkap Mustofa.
Ketika Jihad dikunci oleh BNPT dan Densus, maka ketika umat Islam melakukan aksi solidaritas di depan Kedubes Myanmar, lalu dibuatlah isu soal penangkapan teroris karena dituduh akan melakukan pengeboman di Kedubes Myanmat. Disini ada pesan,  jangan jihad ke Myanmar, atau jangan demo kedubes tersebut. “Ada upaya untuk menakut-nakuti, sehingga diharapkan terjadi ketakutan massal yang berbasiskan teorisme. Saya menggunakan istilah Negara menteror balik masyarakat.”
(desastian-voaislam/arrahmah.com)
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2013/05/15/grand-design-bnpt-ciptakan-ketakutan-massal-dan-kunci-kata-jihad.html#sthash.aqKKlP6A.dpuf
7
Grand design BNPT: Ciptakan ketakutan massal dan kunci kata jihad
JAKARTA (Arrahmah.com) – Telah diakui Ketua BNPT Ansyad Mbai, bahwa pemberitaan terkait terorisme adalah sebuah upaya pengalihan isu. Lalu apa grand design dibalik itu semua?
“Yang jelas, ada upaya sistematis untuk menutup kata kunci dalam Islam, seperti jihad, silaturahim, thogut, fa’i, taklim, rohis, khilafah, dan icon-icon lain. Semua itu mau dihilangkan, targetnya adalah agar icon-icon itu ditakuti  sendiri oleh umat Islam,” kata Koordinator Indonesia Journalist Forum (IJF) Mustofa Nahrawardaya kepada wartawan usai meresmikan Media Center di Jakarta.
Kata Mustofa, suatu ketika, Khatib Jum’at akan takut menyerukan jihad ke Myanmar untuk membantu Muslim Rohingya. Karena jihad sudah menjadi momok yang menakutkan. Termasuk icon silaturahim.
“Ketika silaturahim juga menjadi momok, maka orang baik menjadi takut menerima tamu untuk berkunjung ke rumahnya. Padahal tidak bisa dibuktikan apakah tamu yang datang itu terduga teroris atau bukan. Tuduhan itu berdasarkan informasi versi polisi. Jadi pesannya adalah jangan mudah menerima sesama muslim untuk bersilaturahim untuk berkunjung ke rumah anda. Seperti yang terjadi di Kebayoran Lama,” ungkap Mustofa.
Ketika Jihad dikunci oleh BNPT dan Densus, maka ketika umat Islam melakukan aksi solidaritas di depan Kedubes Myanmar, lalu dibuatlah isu soal penangkapan teroris karena dituduh akan melakukan pengeboman di Kedubes Myanmat. Disini ada pesan,  jangan jihad ke Myanmar, atau jangan demo kedubes tersebut. “Ada upaya untuk menakut-nakuti, sehingga diharapkan terjadi ketakutan massal yang berbasiskan teorisme. Saya menggunakan istilah Negara menteror balik masyarakat.”
(desastian-voaislam/arrahmah.com)
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2013/05/15/grand-design-bnpt-ciptakan-ketakutan-massal-dan-kunci-kata-jihad.html#sthash.aqKKlP6A.dpuf

Grand design BNPT: Ciptakan ketakutan massal dan kunci kata jihad

Rabu, 6 Rajab 1434 H / 15 Mei 2013 23:17
Grand design BNPT: Ciptakan ketakutan massal dan kunci kata jihad
JAKARTA (Arrahmah.com) – Telah diakui Ketua BNPT Ansyad Mbai, bahwa pemberitaan terkait terorisme adalah sebuah upaya pengalihan isu. Lalu apa grand design dibalik itu semua?
“Yang jelas, ada upaya sistematis untuk menutup kata kunci dalam Islam, seperti jihad, silaturahim, thogut, fa’i, taklim, rohis, khilafah, dan icon-icon lain. Semua itu mau dihilangkan, targetnya adalah agar icon-icon itu ditakuti  sendiri oleh umat Islam,” kata Koordinator Indonesia Journalist Forum (IJF) Mustofa Nahrawardaya kepada wartawan usai meresmikan Media Center di Jakarta.
Kata Mustofa, suatu ketika, Khatib Jum’at akan takut menyerukan jihad ke Myanmar untuk membantu Muslim Rohingya. Karena jihad sudah menjadi momok yang menakutkan. Termasuk icon silaturahim.
“Ketika silaturahim juga menjadi momok, maka orang baik menjadi takut menerima tamu untuk berkunjung ke rumahnya. Padahal tidak bisa dibuktikan apakah tamu yang datang itu terduga teroris atau bukan. Tuduhan itu berdasarkan informasi versi polisi. Jadi pesannya adalah jangan mudah menerima sesama muslim untuk bersilaturahim untuk berkunjung ke rumah anda. Seperti yang terjadi di Kebayoran Lama,” ungkap Mustofa.
Ketika Jihad dikunci oleh BNPT dan Densus, maka ketika umat Islam melakukan aksi solidaritas di depan Kedubes Myanmar, lalu dibuatlah isu soal penangkapan teroris karena dituduh akan melakukan pengeboman di Kedubes Myanmat. Disini ada pesan,  jangan jihad ke Myanmar, atau jangan demo kedubes tersebut. “Ada upaya untuk menakut-nakuti, sehingga diharapkan terjadi ketakutan massal yang berbasiskan teorisme. Saya menggunakan istilah Negara menteror balik masyarakat.”
(desastian-voaislam/arrahmah.com)
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2013/05/15/grand-design-bnpt-ciptakan-ketakutan-massal-dan-kunci-kata-jihad.html#sthash.aqKKlP6A.dpuf

Grand design BNPT: Ciptakan ketakutan massal dan kunci kata jihad

Rabu, 6 Rajab 1434 H / 15 Mei 2013 23:17
Grand design BNPT: Ciptakan ketakutan massal dan kunci kata jihad
JAKARTA (Arrahmah.com) – Telah diakui Ketua BNPT Ansyad Mbai, bahwa pemberitaan terkait terorisme adalah sebuah upaya pengalihan isu. Lalu apa grand design dibalik itu semua?
“Yang jelas, ada upaya sistematis untuk menutup kata kunci dalam Islam, seperti jihad, silaturahim, thogut, fa’i, taklim, rohis, khilafah, dan icon-icon lain. Semua itu mau dihilangkan, targetnya adalah agar icon-icon itu ditakuti  sendiri oleh umat Islam,” kata Koordinator Indonesia Journalist Forum (IJF) Mustofa Nahrawardaya kepada wartawan usai meresmikan Media Center di Jakarta.
Kata Mustofa, suatu ketika, Khatib Jum’at akan takut menyerukan jihad ke Myanmar untuk membantu Muslim Rohingya. Karena jihad sudah menjadi momok yang menakutkan. Termasuk icon silaturahim.
“Ketika silaturahim juga menjadi momok, maka orang baik menjadi takut menerima tamu untuk berkunjung ke rumahnya. Padahal tidak bisa dibuktikan apakah tamu yang datang itu terduga teroris atau bukan. Tuduhan itu berdasarkan informasi versi polisi. Jadi pesannya adalah jangan mudah menerima sesama muslim untuk bersilaturahim untuk berkunjung ke rumah anda. Seperti yang terjadi di Kebayoran Lama,” ungkap Mustofa.
Ketika Jihad dikunci oleh BNPT dan Densus, maka ketika umat Islam melakukan aksi solidaritas di depan Kedubes Myanmar, lalu dibuatlah isu soal penangkapan teroris karena dituduh akan melakukan pengeboman di Kedubes Myanmat. Disini ada pesan,  jangan jihad ke Myanmar, atau jangan demo kedubes tersebut. “Ada upaya untuk menakut-nakuti, sehingga diharapkan terjadi ketakutan massal yang berbasiskan teorisme. Saya menggunakan istilah Negara menteror balik masyarakat.”
(desastian-voaislam/arrahmah.com)
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2013/05/15/grand-design-bnpt-ciptakan-ketakutan-massal-dan-kunci-kata-jihad.html#sthash.aqKKlP6A.dpuf

Grand design BNPT: Ciptakan ketakutan massal dan kunci kata jihad

Rabu, 6 Rajab 1434 H / 15 Mei 2013 23:17
Grand design BNPT: Ciptakan ketakutan massal dan kunci kata jihad
JAKARTA (Arrahmah.com) – Telah diakui Ketua BNPT Ansyad Mbai, bahwa pemberitaan terkait terorisme adalah sebuah upaya pengalihan isu. Lalu apa grand design dibalik itu semua?
“Yang jelas, ada upaya sistematis untuk menutup kata kunci dalam Islam, seperti jihad, silaturahim, thogut, fa’i, taklim, rohis, khilafah, dan icon-icon lain. Semua itu mau dihilangkan, targetnya adalah agar icon-icon itu ditakuti  sendiri oleh umat Islam,” kata Koordinator Indonesia Journalist Forum (IJF) Mustofa Nahrawardaya kepada wartawan usai meresmikan Media Center di Jakarta.
Kata Mustofa, suatu ketika, Khatib Jum’at akan takut menyerukan jihad ke Myanmar untuk membantu Muslim Rohingya. Karena jihad sudah menjadi momok yang menakutkan. Termasuk icon silaturahim.
“Ketika silaturahim juga menjadi momok, maka orang baik menjadi takut menerima tamu untuk berkunjung ke rumahnya. Padahal tidak bisa dibuktikan apakah tamu yang datang itu terduga teroris atau bukan. Tuduhan itu berdasarkan informasi versi polisi. Jadi pesannya adalah jangan mudah menerima sesama muslim untuk bersilaturahim untuk berkunjung ke rumah anda. Seperti yang terjadi di Kebayoran Lama,” ungkap Mustofa.
Ketika Jihad dikunci oleh BNPT dan Densus, maka ketika umat Islam melakukan aksi solidaritas di depan Kedubes Myanmar, lalu dibuatlah isu soal penangkapan teroris karena dituduh akan melakukan pengeboman di Kedubes Myanmat. Disini ada pesan,  jangan jihad ke Myanmar, atau jangan demo kedubes tersebut. “Ada upaya untuk menakut-nakuti, sehingga diharapkan terjadi ketakutan massal yang berbasiskan teorisme. Saya menggunakan istilah Negara menteror balik masyarakat.”
(desastian-voaislam/arrahmah.com)
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2013/05/15/grand-design-bnpt-ciptakan-ketakutan-massal-dan-kunci-kata-jihad.html#sthash.aqKKlP6A.dpuf

Grand design BNPT: Ciptakan ketakutan massal dan kunci kata jihad

Rabu, 6 Rajab 1434 H / 15 Mei 2013 23:17
Grand design BNPT: Ciptakan ketakutan massal dan kunci kata jihad
JAKARTA (Arrahmah.com) – Telah diakui Ketua BNPT Ansyad Mbai, bahwa pemberitaan terkait terorisme adalah sebuah upaya pengalihan isu. Lalu apa grand design dibalik itu semua?
“Yang jelas, ada upaya sistematis untuk menutup kata kunci dalam Islam, seperti jihad, silaturahim, thogut, fa’i, taklim, rohis, khilafah, dan icon-icon lain. Semua itu mau dihilangkan, targetnya adalah agar icon-icon itu ditakuti  sendiri oleh umat Islam,” kata Koordinator Indonesia Journalist Forum (IJF) Mustofa Nahrawardaya kepada wartawan usai meresmikan Media Center di Jakarta.
Kata Mustofa, suatu ketika, Khatib Jum’at akan takut menyerukan jihad ke Myanmar untuk membantu Muslim Rohingya. Karena jihad sudah menjadi momok yang menakutkan. Termasuk icon silaturahim.
“Ketika silaturahim juga menjadi momok, maka orang baik menjadi takut menerima tamu untuk berkunjung ke rumahnya. Padahal tidak bisa dibuktikan apakah tamu yang datang itu terduga teroris atau bukan. Tuduhan itu berdasarkan informasi versi polisi. Jadi pesannya adalah jangan mudah menerima sesama muslim untuk bersilaturahim untuk berkunjung ke rumah anda. Seperti yang terjadi di Kebayoran Lama,” ungkap Mustofa.
Ketika Jihad dikunci oleh BNPT dan Densus, maka ketika umat Islam melakukan aksi solidaritas di depan Kedubes Myanmar, lalu dibuatlah isu soal penangkapan teroris karena dituduh akan melakukan pengeboman di Kedubes Myanmat. Disini ada pesan,  jangan jihad ke Myanmar, atau jangan demo kedubes tersebut. “Ada upaya untuk menakut-nakuti, sehingga diharapkan terjadi ketakutan massal yang berbasiskan teorisme. Saya menggunakan istilah Negara menteror balik masyarakat.”
(desastian-voaislam/arrahmah.com)
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2013/05/15/grand-design-bnpt-ciptakan-ketakutan-massal-dan-kunci-kata-jihad.html#sthash.aqKKlP6A.dpuf

Tangan Kita Super Canggih




 Member of Mujahideen, 16 Mei 2013 (07:13:34)
Genggamlah tangan Anda dengan kuat, lalu pukulkan sekuat tenaga ke tembok di hadapan Anda.  Tapi, hentikan ayunan tangan tepat sebelum kepalan tangan Anda menyentuh tembok. Lalu ambillah telur dan genggamlah erat, tapi jangan sampai memeahkannya. Sangat mudah kita lakukan, bukan?
https://deeto88.files.wordpress.com/2010/10/tangan.jpg
Saat tangan terayun, ia memiliki tenaga yang sangat besar. Tapi, kita dapat dengan mudah menghentikannya. Dan tangan yang sama pula bisa berubah lembut saat menggenggam telur tanpa memecahkannya.
Ya, tangan kita diciptakan Allahdengan kemapuan luar biasa. Kita dapat menggunakannya untuk berbagai keperluan. Dari yang membutuhkan tenaga dan kekuatan, seperti memukul, mengangkat, mendorong;sehingga yang menharuskannya bekerja halus, seperti menulis, menggambar, merajut, mengaduk minuman dan sebagainya.
Semua dapat kita lakukan tanpa mengubah ukuran tangan, komposisi bahan, atau mengatur ulang program yang berjalan di tangan kita. Semuanya sudah tersedia secara sempurna,
Bayangkan jika tangan kita seperti tangan robot. Sekilas memang canggih dan kuat. Tapi tangan robot takkan melakukan banyak hal, sesuai keinginan kita. Tangan robot mungkin bisa menghancurkan tembok dengan sekali pukul, tapi tanga yang sama  tak akan bisa memegang telur tanpa memecahkannya, merajut dengan indah atau membedakan permukaan yang halus dan kasar. Tangan robot mungkin mempuyai kekuatan yang lebih dari tangan manusia, tetapi tidak memiliki kepekaan sentuhan, kesempurnaan daya gerak, dan kemapuan melakukan beragam pekerjaan.
 itu, tangan robot butuh pemrograman yang rumit untuk sekadar mengerakkan tangan membuka dan menutup, memutar tangan kanan-kiri, serta mengatur genggamannya. Insinyur Hans J. Scneebeli yang merancang tangan robot, “Tangan Karlsruhe”, menyatakan bahwa semakin lama dia membuat tangan robot, semakin dia mengagumi tangan manusia. Dia menambahkan baha masih perlu waktu lama sampai kita dapat mebuat tangan robot yang nelakukan sejumlah kecil saja pekerjaan yang dapat dilakukan tangan manusia.
Ya, tangan kita ternyata super canggih. Karena ia diciptakan oleh Allah Maha Pencipta, yang Maha Canggih pula.
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaiman Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya kemudian mengulanginya (kembali). Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.”(QS. Al-Ankabuut:19)

Ratings and Recommendations

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Blogger Theme by Lasantha - Premium Blogger Templates | Affiliate Network Reviews